Management Trends

Perjalanan Bisnis Oscas Hingga Jangkau 40 Kota

Perjalanan Bisnis Oscas Hingga Jangkau 40 Kota
Oscas

Menjadi pebisnis bukan perkara mudah. Seorang pebisnis akan selalu bertemu dengan keberuntungan dan kegagalan. Karenanya dalam menjalankan sebuah bisnis, kerja keras dan pantang menyerah menjadi faktor penting yang tidak bisa diabaikan.

Seperti yang dilakukan pengusaha konveksi tas asal Cianjur, Husna Ramdani (32). Meski bisnisnya sempat menurun akibat pandemi Covid-19, ia tak pernah berhenti untuk berinovasi hingga kini usahanya masih tetap eksis, bahkan mendapat banyak klien dari berbagai provinsi di Indonesia.

“Meski pandemi sangat berpengaruh pada bisnis kami, tetapi kami bersyukur ketika itu tetap ada klien yang melakukan pemesanan walaupun tidak banyak. Kami pun terus berinovasi hingga kini jumlah klien terus bertambah, mulai dari Aceh hingga Papua. Mereka puas dengan setiap produk yang kami keluarkan,” jelas Husna.

Pria yang lulus dari Jurusan Fisika Universitas Padjadjaran (Unpad) ini pun menceritakan bahwa kesukaan dirinya di dunia bisnis sudah dimulai dari bangku kuliah. Memasuki tahun terakhir kuliah, ia melihat potensi bisnis tas selendang/gendong bayi. Akhirnya bersama dengan teman-teman kampusnya, ia memutuskan untuk menekuni bisnis konveksi tas di bawah bendera Oscas.

Husna mengatakan, salah satu prinsipnya membangun bisnis supaya bisa mandiri. Mandiri dalam artian tidak lagi bergantung kepada orang tua sekadar untuk memenuhi biaya hidup selama kuliah. Hal inilah yang membuat Husna semakin semangat untuk menjalankan bisnisnya. “Tujuan awal saya ingin menekuni bisnis tentu agar dapat mandiri dari kedua orang tua,” ungkapnya.

Selain itu, Husna menekuni bisnis karena ingin memberdayakan orang-orang di sekitarnya. Husna memberdayakan warga di sekitar rumah kosnya yang berprofesi sebagai penjahit untuk bersama-sama mengembangkan bisnis. Bahkan, dia mengaku di akhir kelulusannya banyak penjahit yang ingin bergabung dengannya.

“Ketika saya mendekati kelulusan, saya sempat bingung karena banyak orang yang ingin bergabung dan bekerjasama. Belum lagi mereka mengandalkan saya dan bisnis sebagai cara untuk memenuhi kehidupannya. Jika saya hentikan bisnis ini, maka akan banyak orang yang kecewa tentunya,” jelas Husna.

Oleh sebab itu, Husna kembali melakukan riset pasar dan mulai melakukan pemasaran. Tidak lama setelah pemasaran dilakukan, ternyata tas selendang yang diproduksinya cukup diminati. Husna pun cukup kewalahan hingga akhirnya menambah penjahit demi memenuhi permintaan pasar.

Seiring dengan berjalannya waktu, tas yang diproduksi tidak hanya tas gendong bayi, tetapi berupa tas promosi, tas olahraga, tas seminar, tas cendera mata, tas ransel, tas selempang, tas kantor, tas laptop, tas pakaian, tas wanita, dan jenis tas hadiah atau goodie bag.

Bentuk pemasaran yang dilakukan Husna dan tim pun tidak lepas dari pemanfaatan internet. “Saya bersama tim mulai mempelajari internet dan website oscas.co.id hingga akhirnya berhasil menarik klien. Sekarang, jumlah transaksi bisnis yang telah saya jalankan 100 persen berasal dari internet,” jelas Husna.

Saat ini bisnis yang dikembangkan oleh Husna dan tim sudah mempunyai klien di lebih dari 40 kota dari seluruh Indonesia. Husna pun mengatakan, setelah memiliki puluhan klien tetap dari berbagai daerah di Indonesia, sebagai legalitas ia membuat perusahaan persekutuan komanditer di bawah nama CV Oscas Indonesia.

Husna juga berharap pandemi cepat berakhir, sehingga kegiatan seperti seminar dan pelatihan yang biasa membutuhkan banyak tas bisa kembali dilaksanakan. “Karena sistem pemasaran kami juga online, kami optimistis bisa terus berkembang. Dengan begitu, kami bisa terus memberdayakan warga di usaha tas ini,” kata Husna.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved