Trends zkumparan

Cara Baznas Jadikan Zakat sebagai Lifestyle

Cara Baznas Jadikan Zakat sebagai Lifestyle
Pimpinan Baznas RI

Revolusi digital telah mengubah masyarakat dalam melakukan kegiatan sehari-hari, termasuk dalam pembayaran zakat. Tren ini tentu menuntut lembaga zakat untuk beradaptasi dan mengadopsi skema digital dalam proses pengumpulan zakat agar lebih efektif dan efisien. Salah satunya yang dilakukan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas).

Sebagai badan resmi yang ditunjuk pemerintah, Baznas terus berupaya memberi kemudahan bagi masyarakat untuk menunaikan kewajibannya. Dalam hal ini, Baznas melakukan Integrated Digital Fundraising Communication dengan memanfaatkan multi platform.

Pimpinan Baznas RI Muhamad Nadratuzzaman Hosen mengatakan, kemudahan pembayaran melalui kanal digital membuat masyarakat semangat berzakat. Bahkan tercatat, sekitar 70% donatur Baznas sepanjang 2021 adalah anak muda dengan rentang usia 25-44 tahun. Mereka gemar berbagi memanfaatkan platform-platform digital dan layanan Baznas yang tersebar di banyak merchant untuk membayar zakat maupun bersedekah.

“Dengan menggunakan platform digital, kami melihat bahwa generasi muda telah membayar zakatnya meskipun jumlahnya masih sedikit. Platform digital juga menjadi salah satu cara kami mempermudah masyarakat untuk membayar zakat dan mengenalkan pada generasi muda bahwa zakat itu merupakan bagian dari lifestyle,” ujar Nadra dalam Konferensi Merek Asli Indonesia 2022 yang diselenggarakan oleh SWA Selasa (22/11/2022).

Adapun multi platform yang digunakan Baznas, mulai dari Baznas platform (kantor digital Baznas), commercial platform (layanan pembayaran zakat digital melalui e-commerce dan aplikasi), non-commercial platform (penggalangan dana zakat, infak, sedekah di platform crowdfunding), innovative platform (layanan pembayaran zakat digital melalui aplikasi pembayaran dan QRIS), artificial intelligence platform (chatbot Zakat Virtual Assistant juga Baznas Augmented Reality), hingga social media.

Baca juga: Cara Baznas Mengoptimasi Pengumpulan Zakat di Era Penuh Perubahan

Menurut Nadra, menggaet calon muzaki melalui media sosial adalah salah satu cara terbaik. Namun, ia mencatat bahwa social media marketing tidak bisa dilakukan sembarangan. Pihaknya perlu melakukan riset audiens, membuat konten yang menarik, hingga melakukan evaluasi monitoring insight dari data pemasaran media sosial yang digunakan.

Terkait teknologi konversasi dan teknologi pencatatan registrasi, pihaknya telah menggunakan omnichannel customer service, e-mail marketing + automation, call center, WA notification, dan interactive voice response (IVR). Semua ini dibangun pada satu landasan platform yang disebut SimBA (Sistem Informasi Baznas). Jadi, semua application programming interface (API) dibangun di atas SimBA.

Pada data-driven services, semua data dikelola sedemikian rupa agar lembaga yang melakukan pengelolaan zakat secara nasional ini bisa mengetahui muzaki dengan lebih baik, mengetahui perubahan perilaku, bisa memprediksi muzaki, dan menghindari lost customer. Adapun pemanfaatan datanya, Baznas melakukan segmentasi, prediksi, dan pemetaan muzaki journey, hingga akhirnya melakukan aktivasi kampanye. Aktivasinya dapat berupa CRM activation, yakni relationship, retention, dan recovery yang ujung-ujungnya adalah agar muzaki semakin nyaman berzakat ke Baznas.

Nadra juga mengajak masyarakat untuk terus berpartisipasi dalam membantu masyarakat yang membutuhkan melalui pembayaran Zakat Infak dan Sedekah (ZIS) di layanan-layanan yang Baznas sediakan seperti melalui metode retail seperti transfer bank, pembayaran di sejumlah merchant seperti minimarket, pegadaian, kantor pos serta layanan zakat perusahaan, layanan potong langsung (zakat payroll system), dan CSR.

“Hingga akhir tahun, kami punya target pengumpulan dana hingga Rp26 triliun dan Rp50 triliun sampai 2025. Dana ini membantu banyak masyarakat yang membutuhkan. Seperti diketahui, kami menghadapi tantangan di mana presentase penduduk miskin maupun miskin ekstrem mengalami tren yang fluktuatif. Jika dibandingkan dengan tahun 2021, keduanya mengalami kenaikan masing-masing menjadi 10,41% (27,54 juta jiwa) dan 4% (10,86 juta jiwa). Jadi tugas kami cukup banyak orang yang harus kami entaskan kemiskinannya,” tutur Nadra.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved