Entrepreneur zkumparan

Proses Panjang Mahakarya Paul & Ann

Pendiri dan pemilik Jetalla’aneiu Paul dan Ann.

Pasangan Paulus Sulaeman dan Anne Natalia (Paul & Anne) merupakan pembuat produk kerajinan kulit Jetalla’aneiu di Bandung. Jetalla’aneiu adalah brand yang tercipta dari rasa ingin tahu yang besar dari Ann dan Paul tentang produk tas berkualitas tinggi.

Paul memiliki latar belakang pendidikan Master Bisnis Administrasi. Ia memulai bisnis sejak tahun 2007 sebagai pemilik dan manajer pabrik rajut (knitting). Sementara Anne berlatar belakang pendidikan jurusan Desain Interior dan sempat terjun ke dunia bisnis desain interior.

“Karena kesibukan sebagai desain interior yang mengharuskan meninggalkan rumah, saya memutuskan melepas bisnis desain interior dan menjadi ibu rumah tangga. Tapi sampai saat ini bisnis interior masih berjalan, dikelola oleh partner,” kata Anne kepada SWA Online, Senin (16/1/2023).

Paul & Anne mulai jatuh cinta pada kerajinan kulit pada 2014 dan mulai membangun bisnis kerajinan kulit awal tahun itu. Nama Jetalla’aneiu merupakan hasil diskusi bersama. ‘Aneiu’ adalah panggilan khusus Paul kepada Anne saat awal menjalin hubungan puluhan tahun silam.

Meski mulai dirintis sejak tahun 2014, sejoli ini baru menjual produk pertamanya pada 2016. Selama dua tahun, keduanya melakukan persiapan matang mulai dari mencari bahan hingga menetapkan standar produk.

Produk hasil kerajinan kulit Jetalla’aneiu beragam mulai dari wallet, ikat pinggang, card coin wallet, card holder, tas tangan, aksesoris dan hiasan tas, hingga koleksi produk eksotis yang terbatas. Harga produk Jetalla’aneiu bervariasi mulai dari harga Rp 3 juta hingga ada yang Rp 31 juta. Harga yang dibayar sebanding dengan kualitas produk yang dihasilkan, di mana bahan yang digunakan berbahan kulit berkualitas tinggi yang diimpor dari penyedia kulit ternama dunia.

Lalu bagaimana perjuangan dan proses Paul dan Anne membangun bisnis serta menciptakan brand yang khas, berkualitas, dan spesial? Berikut wawancara SWA Online dengan Anne selaku Pendiri Jetalla’aneiu.

Bagaimana kisah awal membangun bisnis kerajinan kulit Jetalla’aneiu?

Perasaan frustasi mengelola pabrik rajut membuat Paul menginginkan bisnis baru yang memiliki karakter berbeda dari bisnis rajut yang masih berjalan sampai saat ini. Lalu, kesukaan saya mengoleksi tas tangan berkualitas memunculkan keingintahuan akan proses pembuatannya, pada akhirnya membuat kami berdua ingin mencoba membuat tas-tas yang berkualitas tinggi sendiri.

Tas yang sepenuhnya handmade, dibuat tanpa menggunakan mesin jahit dengan teknik jahitan tangan terkuat dan menggunakan bahan bahan yang terbaik. Proses produksi dapat dilakukan atau dipantau oleh kami berdua tanpa harus banyak meninggalkan anak anak.

Bagaimana perjuangan Bapak dan Ibu saat merintis usaha?

Perjuangan merintis sangat panjang, kami pertama-tama bergumul tentang apa yang sebenarnya kami inginkan dalam bisnis ini, seperti apa produknya, kulit apa yang digunakan, alat-alat apa yang dipakai, juga bagaimana cara membuatnya.

Kami mengikuti kursus pembuatan tas di Yogyakarta sampai ke Swiss. Selama ini kami sangat menikmati cara pembuatan kerajinan tangan tas tersebut.

Customer Jetalla’aneiu pertama kali adalah saudara dan teman, lalu setelah itu mulai memberitahu kepada kenalan lainnya tentang kepuasan mereka kepada produk Jetalla’aneiu. Dari sana pesanan kami terus berkembang, dan kami memilih instagram sebagai marketing online Jetalla’aneiu.

Salah satu tas hasil produksi Paul & Ann

Seperti apa proses menemukan bahan yang cocok untuk produk?

Proses mengumpulkan alat-alat dan bahan-bahan berjalan pelan. Saat itu informasi belum terlalu terbuka seperti saat sekarang. Kami membutuhkan waktu sekitar satu sampai dua tahun untuk mengumpulkan semua alat dan bahan yang diperlukan sambil terus mengasah ketrampilan sampai akhirnya kami siap untuk mulai melepas produk kami ke pasar.

Apa pertimbangan Jetalla’aneiu menggunakan bahan-bahan impor?

Kami sebenarnya terbuka untuk memakai produk lokal maupun produk impor, tidak ada batasan. Awal-awal, kami menjajaki pabrik kulit di Indonesia, juga toko-toko kulit baik di Bandung maupun Jakarta. Kami membelinya dan membuat tas dari kulit tersebut.

Selanjutnya Kami juga mencoba impor dari supplier ternama yang terkenal dengan kualitas paling tinggi. Ternyata bahan yang sesuai dengan nilai bisnis kami adalah bahan impor.

Apakah pernah mengalami situasi sulit dalam berbisnis?

Tentu pernah mengalami masa sulit. Namun di saat kita yakin bahwa bisnis inilah yang memang kita inginkan, kita menjadi tidak mudah goyah dan menyerah. Dukungan terbesar datang dari partner kerja, keluarga, dan kepuasan para pelanggan kami.

Apakah pembuatan produk masih dikerjakan berdua (bersama Paul)?

Pembuatan produk murni dikerjakan hanya oleh kami berdua. Di akhir tahun kemarin, kami memiliki seorang asisten yang membantu administrasi seperti menjawab pertanyaan umum publik yang berminat pada produk kami, ini supaya kami bisa lebih fokus pada proses pengembangan dan pembuatan.

Berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam membuat satu produk?

Untuk membuat 1 tas ukuran sedang tipe Natalya diperlukan waktu sekitar 60 jam kerja.

Apa tantangan dalam membuat produk yang berkualitas tinggi dan khas?

Setiap produk kerajinan tangan yang berkualitas tinggi pasti membutuhkan konsistensi, ketelitian, dan kerja keras. Lalu tantangan setelahnya adalah menghadapi para peniru yang membuat produk sama persis dengan kualitas jauh lebih rendah. Mereka (para peniru) memasarkannya dengan jumlah berpuluh kali lipat dari yang dapat kami produksi dalam kurun waktu satu bulan.

Saat ini berapa banyak produk yang sudah terjual dan ke negara mana saja?

Ratusan produk. Kami memulai penjualan pertama di tahun 2016 setelah dua tahun merintis dan customer terbanyak ada di Indonesia. Kami pernah ekspor ke Singapura, Philippine, Thailand, Taiwan, China, Australia, Amerika, Kuwait, Inggris dan Eropa.

Berapa omzet penjualan per bulan?

Omzet penjualan per bulan sekitar Rp 80 juta – 200 juta. Target pertumbuhan bisnis setiap tahun 10%. Sedangkan target tahun 2023 adalah Rp 2 miliar.

Apa rencana atau target ke depan Jetalla’aneiu?

Terus menjaga kualitas dan berharap bisa mengembangkan produk baik dalam hal design maupun bahan. Keinginan terdalam adalah memiliki tempat khusus yang dapat memberikan pengetahuan khusus tentang kulit itu sendiri dan kerajinan tangannya kepada publik sehingga mereka dapat lebih mengenal dan lebih menghargainya.

Bagaimana pandangan tentang prospek bisnis kerajinan kulit ini di tahun 2023?

Kami nilai prospek bisnis ini cerah, di mana harga tas brand ternama terus naik namun tetap memiliki demand yang tinggi.

Apa kunci sukses Anda dalam berbisnis?

Memiliki value jujur, kerja keras, terus berinovasi dan tidak takut gagal.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved