Trends Economic Issues

Lama Nganggur, Pabrik Pupuk Rp1,9 Triliun di Aceh Kembali Beroperasi

Ngnaggur sejak 2012 karena tidak ada pasokan gas, pabrik pupuk NPK milik PT Pupuk Iskandar Muda di Aceh kembali beroperasi. (BUMN)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan pengoperasian pabrik pupuk NPK PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) yang berlokasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Arun, Lhokseumawe, Aceh, Jumat (10/2/2023). Pabrik milik anak perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero) ini mempunyai kapasitas produksi 500 ribu ton per tahun dan dipastikan menambah kapasitas produksi pupuk NPK nasional.

Dalam sambutannya, Jokowi mengatakan saat ini hampir semua negara mengalami kenaikan drastis harga pangan. Ini terjadi akibat perubahan iklim dan masalah pupuk yang dipengaruhi perang yang menyebabkan produktivitas turun, produk berkurang, dan harga naik.

“Akhir-akhir ini, setiap saya ke desa dan sawah serta bertemu para petani selalu ada keluhan harga pupuk. Apalagi pupuk bersubsidi. Kebutuhan pupuk di Indonesia 13,5 juta ton, sementara yang baru dipenuhi 3,5 juta ton. Ini yang harus kita atasi,” ucap Jokowi.

Oleh karena itu, presiden mengapresiasi ketika Kementerian BUMN mampu mengoperasionalkan kembali pabrik pupuk PT PIM yang lama berhenti karena kekurangan pasokan gas. Jokowi menekankan agar aset negara seperti pabrik pupuk di PT PIM ini jangan berhenti produksi dan menganggur, sementara kebutuhan pupuk sangat strategis bagi ketahanan pangan.

“Saya lihat di Aceh ada dua pabrik pupuk selama bertahun-tahun tidak beroperasi dan kita diamkan karena kurangnya pasokan gas. Lalu saya tugaskan Menteri BUMN untuk menjalankan. Dari dua yang berhenti, sudah satu yakni PT PIM yang beroperasi. Kini ada PIM 1 dan PIM 2, dan soal kebutuhan gas kita carikan sehingga kendala pupuk bisa diatasi karena bagaimanapun juga pupuk merupakan kebutuhan dasar kita,” kata Presiden.

Saat ini, total kapasitas produksi pupuk jenis NPK di Pupuk Indonesia Group (PI Group) mencapai 3,2 juta ton per tahun. Kehadiran pabrik NPK baru ini menjadikan total kapasitas produksi PI Group menjadi 3,7 juta ton. Adapun proyeksi kebutuhan NPK nasional mendekati 13,5 juta ton yang sebagian besar dipenuhi oleh produsen NPK swasta dan produk impor.

Menteri BUMN, Erick Thohir mengatakan bahwa pembangunan pabrik NPK PIM ini merupakan salah satu upaya BUMN dalam mendukung visi Indonesia Emas 2045, terutama mengenai ketahanan pangan. Kehadiran pabrik ini diharapkan dapat memenuhi sebagian kebutuhan pupuk nasional dalam rangka meningkatkan produktivitas pertanian nasional.

Pabrik ini juga unik, karena proses kimia yang digunakan adalah karya anak bangsa, yaitu dari Petrokimia Gresik yang juga merupakan anak perusahaan Pupuk Indonesia. Pabrik yang dibangun dengan nilai investasi Rp 1,67 triliun ini juga telah menyerap tenaga kerja sebanyak 1.189 orang selama masa proyek dan 240 orang untuk fase operasional.

“Proyek ini juga akan memberikan multiplier efek bagi perekonomian masyarakat Aceh dan diproyeksikan menambah PDRB Aceh sebesar 4,13%. Tak hanya pembangunan pabrik NPK, PT PIM juga berhasil melakukan reaktivasi pabrik urea PIM-1. Pabrik berkapasitas terpasang 570 ribu ton per tahun ini sebelumnya berhenti beroperasi sejak tahun 2012 karena kehabisan pasokan gas,” ujar Erick.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved