IBBA

Polytron, Andalkan Kekuatan R&D

Tekno Wibowo, Chief Commercial Officer PT Hartono Istana Teknologi.
Tekno Wibowo, Chief Commercial Officer PT Hartono Istana Teknologi.

Di arena bisnis elektronik nasional, Polytron merupakan salah satu merek lokal yang populer di kalangan konsumen. Merek yang diusung oleh PT Hartono Istana Teknologi (HIT) ini mempunyai sejumlah kategori produk, mulai dari televisi, lemari es, mesin cuci, hingga perangkat audio.

Berdasarkan survei IBBA 2022, untuk kategori produk perangkat audio, merek Polytron mengungguli merek-merek beken, termasuk sejumlah merek ternama dunia. Dengan skor Brand Value 51,1, Polytron unggul jauh dibandingkan merek top seperti Sony (skor 35,3), Samsung (29,2), dan Pioneer (25,6). Perangkat audio Polytron yang beredar saat ini berupa speaker.

Capaian nilai ekuitas merek perangkat audio Polytron itu terlihat juga pada peningkatan penjualannya di pasar. Menurut Tekno Wibowo, Chief Commercial Officer PT Hartono Istana Teknologi, pandemi Covid-19 mendorong banyak orang untuk lebih banyak beraktivitas di rumah, termasuk dalam mendengarkan musik, sehingga mereka membeli perangkat audio baru. Ia mengungkapkan, peningkatan penjualan Polytron di tahun pertama pandemi mencapai sekitar 25%.

Tekno menyebutkan, di masa pandemi Covid-19 itu, strategi yang dijalankan Polytron adalah mengoptimalisasi kanal e-commerce, baik melalui situsnya sendiri (www.polytron.co.id) maupun marketplace. “Pandemi memaksa orang untuk belanja online dan kebiasaan itu terbawa hingga sekarang,” katanya. Namun, ia mengakui, perilaku belanja online ini umumnya masih di kota-kota besar.

Adapun di masa yang telah mendekati pascapandemi, sudah banyak konsumen yang kembali belanja secara offline. Karena itu, pihaknya mulai memperbaiki kanal-kanal offline-nya. Apalagi, di daerah, kanal offline menjadi andalan merek ini.

Di industri perangkat audio, menurut Tekno, perkembangan yang signifikan terjadi pada bentuk produk. Sebelumnya, berbentuk radio kaset atau compact disc, kemudian menjadi layanan streaming melalui telepon seluler. Karena itu, produk perangkat audio yang berkembang adalah speaker (misalnya, Bluetooth speaker), earphone, ataupun headset.

Bicara keseluruhan kategori produk yang dibuat HIT, Tekno menyampaikan, kontribusi terbesar masih dari produk seperti lemari es, diikuti TV LED, dan mesin cuci. Yang relatif baru, Polytron meluncurkan motor listrik, dengan merek Polytron Evo dan Polytron Fox-R.

Namun, menurutnya, belakangan ini sudah terjadi perubahan di pasar. “Tantangannya berbeda-beda,” ujarnya. Contohnya, anak-anak muda umumnya tidak lagi menikmati konten dari TV, melainkan dari ponsel.

Tekno mengatakan, penetrasi pasar TV LED sudah hampir 100%, sehingga sekarang lebih ke arah replacement (penggantian). Khusus untuk penjualan smart TV ini, Polytron menggandeng Mola TV untuk menyediakan langganan gratis konten TV berbayar ini selama 12 bulan. Juga berkolaborasi dengan Vidio untuk langganan gratis tiga bulan. Selain itu, Polytron pun baru saja mengeluarkan produk TV LED versi Google TV.

Menurut Tekno, kunci sukses di industri elektronik agar tetap menjadi pilihan konsumen adalah mengetahui kebutuhan masyarakat. Karena itu, ”Kami selalu melakukan riset,” ujarnya.

Ia mengatakan, HIT sudah memiliki tim riset dan pengembangan sendiri, yang jumlah personelnya saat ini mencapai sekitar 500 orang, dengan bujet miliaran rupiah per tahun. Tim R&D ini sudah mampu membuat fitur-fitur yang cocok dengan kebutuhan masyarakat Indonesia.

Kunci sukses berikutnya adalah melakukan komunikasi pemasaran yang mudah dimengerti oleh target pasar. “Komunikasi konvensional sudah banyak kami kurangi,” ujar Tekno seraya menambahkan, sekitar 80% komunikasi dijalankan melalui sarana digital.

Untuk kinerja bisnis secara keseluruhan, tahun ini HIT menargetkan pertumbuhan 5%. (*)

Joko Sugiarsono dan Sri Niken Handayani

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved