Capital Market & Investment Corporate Action

Pasca IPO, HILL Bakal Belanja Alat-Alat Berat

PT Hillcon Tbk melangsungkan IPO di Bursa Efek Indonesia pada 1 Maret 2023. (Foto :BEI).

Harga saham PT Hillcon Tbk (HILL) naik sebesar 6,40% atau menjadi Rp 1.330 dari harga penawaran perdana. HILL pada Rabu pekan ini mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia dan meraup dana hasil penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) senilai Rp 552,87 miliar dengan menerbitkan saham dengan harga penawaran sebesar Rp 1.250 per saham. Perseroan melepas saham ke publik sebanyak 442.300.000 saham baru atau sebanyak 15% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan.

Investor asing maupun domestik meminati penawaran umum perdana saham HILL ini.Ini terefleksikan dari kelebihan permintaan (oversubscribed) sebanyak 5 kali dengan total pemegang saham lebih dari 9 ribu investor. Hal ini mengindikasikan antusiasme dan optimisme investor pasar modal Indonesia terhadap masa depan perseroan.

Hersan Qiu, Direktur Utama HILL, mengatakan, dengan dukungan lebih dari 9 ribu investor, pihaknyai berkomitmen untuk mempertahankan kepercayaan yang telah diberikan dan terus meningkatkan kinerja perusahaan.

“Dana dari IPO ini bakal digunakan untuk mendukung perkembangan bisnis anak perusahaan, yaitu PT Hillconjaya Sakti (HS). Rincianya, 55% dari total dana IPO itu digunakan untuk modal kerja terkait dengan biaya produksi penambangan, termasuk diantaranya biaya terkait bahan bakar, biaya overhead, pemeliharaan seluruh alat-alat berat. Sisanya, 45% akan digunakan untuk belanja modal yang terdiri atas pembelian alat-alat untuk mendukung kegiatan operasional HS yaitu berupa alat berat (mainfleet dan supporting fleet) beserta sarana penunjang lainnya,” ujar Hersan di Gedung BEI, Jakarta pada Rabu (01/03/2023).

Hingga saat ini, Hillcon telah menyelesaikan sekitar 200 projek di seluruh Indonesia di bidang konstruksi sipil maupun jasa pertambangan. Pertambangan merupakan salah satu pilar perekonomian Indonesia dan merupakan bagian inti dari kebijakan industri pemerintah.

Kebijakan dalam negeri selama dekade terakhir telah berfokus pada peningkatan nilai tambah untuk komoditas mineral dan telah menghasilkan pengembangan infrastruktur lokal untuk memproses ore yang diekstraksi, sehingga meningkatkan permintaan ore dalam negeri, dengan menghentikan ekspor ke pasar luar negeri. Sebagai produsen nikel terbesar di dunia, Indonesia diprediksi akan memproduksi sekitar 1,2 juta ton nikel pada tahun 2022 atau setara dengan 37,5% dari total produksi global.

Indonesia juga merupakan produsen stainless steel terbesar kedua di dunia setelah China. Dalam hal cadangan nikel terbukti, Indonesia memiliki pangsa sebesar 22% atau setara dengan 21 juta ton nickel metal, dan diprediksi akan tetap menjadi penyumbang terbesar pasokan bijih nikel dan nikel jadi di dunia dengan perkiraan pangsa pasar mencapai 38% pada tahun 2024. Industri nikel merupakan salah satu sektor yang tumbuh pesat di Indonesia.

Produk nikel saat ini mengalami permintaan yang sangat tinggi, terutama dalam bentuk feronikel dan NPI (nickel pig iron). Indonesia juga mengekspor Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) yang kemudian diolah lebih lanjut menjadi nickel sulphate, bahan utama pembuatan baterai mobil listrik (electric vehicle/EV).

Sektor nikel Indonesia diperkirakan akan meningkatkan kapasitas produksinya untuk memproduksi baterai EV di dalam negeri sehingga dapat memberikan peningkatan permintaan nikel domestik di Indonesia. “Kami optimis bahwa HILL dapat menjadi perusahaan jasa pertambangan nikel terdepan dan turut berkontribusi dalam pengembangan industri nikel di Indonesia,” ucap Hersan.

Hillcon yang berdiri pada 1995 memulai usahanya sebagai penyedia layanan konstruksi sipil sebelum kemudian melebarkan sayapnya ke bidang jasa pertambangan batubara pada tahun 2008 dan kemudian jasa pertambangan nikel pada tahun 2013.

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved