Marketing Trends

Susah Senang Berbisnis F&B Coffee Shop

Owner Koultoura Coffee. (Ubaidillah/SWA)

Dunia bisnis Food and Beverage (F&B) memiliki kompetisi dan perubahan yang cukup tinggi, terlebih kedai kopi. Di mana kedai kopi di Indonesia cukup banyak, bahkan tidak hanya di pusat keramaian, tetapi juga hingga ke gang-gang sempit. Pengusaha melihat bisnis kedai kopi ini cukup menggiurkan dan memiliki pasar yang luas.

Ketatnya persaingan kedai kopi membuat para pemilik harus terus melakukan inovasi dalam bisnisnya. Inovasi tidak hanya untuk bersaing dengan kompetitor, tetapi juga untuk mengikuti perilaku konsumen yang terus bergerak berubah.

Salah satu pwmilik kedai kopi Koultoura Ivan Mario menceritakan susah senang berbisnis Coffee Shop. Diketahui Koultoura saat ini memiliki dua gerai kopi yang terletak di Senopati dan Wang Plaza Jakarta Barat.

Menurut Ivan, hal berbahagia dalam bisnis Coffee Shop Koultoura adalah bisa terus kolaborasi dengan teman-temannya. Selain itu juga bisa mewujudkan keinginannya untuk menjadi entrepreneur.

“Karena basic saya bidang foto wedding, tapi sampai kapan sih foto wedding? Tidak setiap hari juga. Jadi akhirnya harus ada yang lain (pemasukan), bikinlah bisnis kopi Koultoura ini bareng teman-teman yang lain, yang memiliki satu visi,” ujar Ivan kepada wartawan, Jumat (14/04/2023) lalu.

Sementara hal yang cukup sulit dalam berbisnis kedai kopi adalah perilaku konsumen yang cepat berubah. Sehingga inovasi produk harus terus dilakukan mengikuti perilaku konsumen tersebut.

“Pelanggan sekarang itu datang cuma ingin coba. Setelah tahu rasanya, tidak datang lagi. Jadi kami coba berusaha agar konsumen itu datang lagi, datang lagi, caranya bagaimana? Kami buat cafe senyaman mungkin, bisa buat kumpul. Sisi produk juga terus inovasi, ada produk-produk baru, ada signature juga yang tidak bisa didapat di tempat lain,” kata Ivan.

Ivan tidak memungkiri bahwa semakin hari ekspektasi konsumen juga semakin tinggi. Menurutnya, banyak kedai kopi yang hanya menjual kopi sebagai andalannya, tetapi produk yang lainnya kurang cocok atau kurang disukai, sehingga ditinggal.

“Kami ingin agar kopi kami enak, produk pendampingnya juga disukai seperti snack atau makanannya. Orang sekarang datang ke coffee shop itu enggak cuma pengen ngopi, tapi pengen makan juga, jadi kami buat semua produk itu pas di lidah,” ucap Ivan yang juga fotografer wedding profesional ini.

Industri Kopi Nasional

Dilansir dari Indonesia.go.id, Menteri Koordinator Perekonomian RI Airlangga Hartarto dalam sambutannya di acara Opening Ceremony Indonesia Premium Coffee Expo & Forum 2022 mengatakan kopi merupakan salah satu komoditas hasil perkebunan yang mempunyai peran penting dalam kegiatan perekonomian di Indonesia. Ini karena kopi merupakan komoditas perkebunan ketiga terbesar setelah sawit dan karet dengan persentase kontribusi terhadap PDB perkebunan sebesar 16,15%.

Dengan lebih kurang sebanyak 7,8 juta jiwa yang menggantungkan hidupnya dari perkebunan kopi, Indonesia juga merupakan produsen kopi terbesar ke-4 di dunia setelah Brazil, Vietnam, dan Kolombia. Menurut Airlangga, dalam 10 tahun terakhir, industri kopi Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan yakni sebesar 250%.

Menurut catatan International Coffee Organization (ICO), konsumsi kopi Indonesia tahun 2019 3,6 juta karung. Sedangkan pada 2020 sebanyak 5 juta karung. Dalam sepuluh tahun terakhir konsumsi tumbuh 3,7%, tertinggi kedua di antara negara-negara produsen kopi. Sedang konsumsi per kapita masih termasuk rendah yaitu 1,1 kg/tahun.

Sementara menurut Direktur PT Riset Perkebunan Nusantara Iman Yani Harahap pada Desember 2021, konsumsi kopi Indonesia saat ini mencapai 300.000 ton, dengan pertumbuhan mencapai 8%. Konsumsi per kapita 1,5 kg/tahun masih rendah dibanding negara-negara Eropa seperti Finlandia yang mencapai 12 kg dan Jerman 6,5 kg.

Produksi kopi tanah air pun cenderung meningkat dalam lima tahun terakhir. Berdasarkan laporan Statistik Indonesia yang dilansir Databoks-Katadata, menyebutkan jumlah produksi kopi Indonesia mencapai 774,60 ribu ton pada 2021. Jumlah itu meningkat sekitar 1,62% dari tahun sebelumnya yang sebanyak 762,20 ribu ton.

Sumatera Selatan merupakan produsen kopi terbesar di Indonesia sepanjang 2021. Jumlah produksi kopi di provinsi ini mencapai 201,40 ribu ton. Lampung menyusul dengan jumlah produksi kopi sebanyak 118 ribu ton. Kemudian, Sumatra Utara dan Aceh masing-masing memproduksi kopi sebanyak 76,80 ribu ton dan 74,20 ribu ton.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved