Management CSR Corner Trends

Unilever Dorong Equity, Diversity & Inclusion di Indonesia

Unilever: Merawat Toleransi, Bicara Equity, Diversity & Inclusion di Hari Lahir Pancasila (Foto: Audrey/SWA)

Menyambut Hari Lahir Pancasila, SETARA Institute dan Unilever Indonesia menggelar diskusi yang diikuti oleh lebih dari 700 milenial dan Gen-Z sebagai upaya mengajak anak muda untuk lebih toleran. Bertajuk ‘Merawat Toleransi: Bicara Equity, Diversity & Inclusion di Hari Lahir Pancasila;, diskusi ini mengupas rangkaian komitmen perusahaan FMCG asal Belanda itu dalam menciptakan masyarakat yang lebih adil dan inklusif, termasuk berbagai inisiatif yang melibatkan generasi muda sebagai motor penggerak perubahan.

Berdasarkan Global Gender Gap Report 2022 oleh World Economic Forum (WEF) menempatkan Indonesia di peringkat 7 dari 11 negara ASEAN dalam hal indeks kesenjangan gender. Selain itu, menurut data Komnas Perempuan, sepanjang tahun 2022 terdapat 4.371 kasus yang diadukan, dimana 79% di antaranya adalah kekerasan berbasis gender

Semantara, berdasarkan laporan Kemitraan Australia-Indonesia (AIPJ), Indonesia mengalami persoalan serius berkaitan dengan kuatnya stigma seputar penyandang disabilitas, pendekatan berbasis karitas dan medis terhadap mereka, serta tidak adanya data yang akurat dan komprehensif tentang penyandang disabilitas di Indonesia. Hal ini menjadi hambatan besar karena menghalangi dilakukannya advokasi berbasis bukti, kajian kebutuhan, formulasi kebijakan, pemantauan kemajuan, dan evaluasi secara tepat

Dalam catatan Setara Institute, sepanjang tahun 2022 terdapat 175 peristiwa dengan 333 tindakan pelanggaran Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (KBB) di Indonesia – angka ini meningkat dibandingkan dengan temuan tahun lalu

Menyikapi kondisi ini, setiap orang punya peran dan tanggung jawab untuk berkontribusi merawat toleransi, mulai dari Pemerintah, individu, hingga institusi atau organisasi. Kristy Nelwan, Head of Communication sekaligus Chair of Equity, Diversity & Inclusion (ED&I) Board Unilever Indonesia menerangkan, menginjak tahun ke-90 beroperasi di Indonesia, pihaknya menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia dan menghormati keragaman di masyarakat Indonesia.

Hal ini tertuang dalam komitmen ED&I Unilever Indonesia yang diterapkan di lingkungan kerja, melalui kampanye dan program perusahaan ataupun brand-brand Unilever Indonesia. Perusahaan ingin berkontribusi pada berbagai upaya kolektif untuk mewujudkan budaya yang merangkul individu atau kelompok dengan latar belakang, kemampuan, serta perspektif yang berbeda atau kurang terwakili, agar kita dapat menegakkan Equity, Diversity & Inclusion (keadilan, keberagaman, dan inklusi) sebagai bagian yang tak terpisahkan dari upaya merawat toleransi.

Melihat urgensi dan kebutuhan yang ada, maka di bawah naungan ED&I Board Unilever Indonesia, ada tiga fokus komitmen ED&I Unilever Indonesia. Pertama, keadilan gender. Beberapa tahun belakangan Unilever Indonesia bahkan bukan lagi bicara mengenai kesetaraan atau equality, melainkan keadilan atau equity – memberikan kesempatan yang sama, perlakuan adil, dan support yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan unik dari setiap perempuan dalam menunjukkan potensi dan kiprahnya

Kedua, keadilan untuk penyandang disabilitas. Caranya, menciptakan lingkungan kerja yang ramah disabilitas, dan membuka peluang yang adil bagi penyandang disabilitas untuk membuktikan kemampuan mereka tanpa keraguan

Ketiga, penghapusan diskriminasi dan stigma. Caranya, mempromosikan rasa saling percaya, menghormati hak asasi manusia, dan memberikan kesempatan yang adil bagi semua orang dengan melawan diskriminasi dan stigma

Berbagai kemajuan telah dicapai Unilever Indonesia selama 2022, dan menjadi pijakan untuk melahirkan berbagai inisiatif baru sembari menjalin kolaborasi lebih kuat dengan berbagai pihak yang memiliki misi sejalan untuk terus menghidupkan semangat toleransi di Indonesia. Salah satunya dengan merangkul generasi muda yang nyatanya semakin peka dan mendukung upaya-upaya ED&I.

“Semangat generasi muda harus terus dipupuk agar toleransi dalam bentuk pengakuan dan perlakuan yang adil, non diskriminatif, dan inklusif dalam menyikapi kemajemukan akan terus menjadi kunci untuk mewujudkan Indonesia yang ber-Bhinneka Tunggal Ika. Semoga dialog hari ini akan melahirkan lebih banyak aksi nyata yang sejalan dengan langkah kami dalam mendorong Equity, Diversity & Inclusion demi dampak yang terus berlipat ganda,” ujar Kristy.

Editor: Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved