Financial Report Capital Market & Investment

Ini Tambang MDKA yang Produksi Emas Tertinggi, Capai 125.133 Ons

Ilustrasi. Tambang emas Tujuh Bukit sumbang produksi emas MDKA tertinggi. (dok MDKA)

Fundamental bisnis yang bagus, membuat Merdeka Copper Gold (MDKA) mendapatkan peningkatan pendapatan sebesar 74% pada Q1 2023 menjadi US$214,21 juta, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yakni US$123,08 juta. Sementara pada Q1 2023, peningkatan pendapatan berasal dari kontribusi salah satu anak perusahaan MDKA yang baru IPO yaitu PT Merdeka Battery Materials (MBMA), melalui penjualan Nickel Pig Iron (NPI).

Salah satu sumber utama produksi emas grup MDKA yaitu Tambang Emas Tujuh Bukit yang selama tahun 2022 memproduksi sebanyak 125.133 ons emas dengan All in Sustaining Cost (AISC) sebesar US$1.131 per ons emas. Sementara pada tahun 2023, produksi emas dari Tambang Emas Tujuh Bukit ditargetkan berada di kisaran 120.000 hingga 140.000 ons emas dengan AISC sebesar US$1.100 – 1.300 per ons emas.

“Grup MDKA juga melanjutkan eksplorasi projek tembaga di Tujuh Bukit yang diharapkan dapat memberikan hasil yang optimal. Proyek tembaga Tujuh Bukit merupakan salah satu projek tembaga pra-produksi terbesar di dunia yang menunjukkan kelayakan teknis dan secara ekonomi,” kata Presiden Direktur MDKA Albert Saputro, Selasa (13/06/2023).

Selain Tambang Tujuh Bukit, saat ini grup MDKA sedang menjalankan pengembangan dan eksplorasi sejumlah proyek tambang emas dan mineral lainnya. Di antaranya pengembangan projek emas Pani, Gorontalo yang diharapkan akan menghasilkan produksi 450.000 ounces emas per tahun.

Proyek emas Pani sedang mempersiapkan proses penambangan secara komprehensif, Studi Kelayakan (feasibility study) dijadwalkan selesai pada akhir Q3 2023 dan hasilnya akan diumumkan pada Q4 2023. Proyek Pani diharapkan menjadi tambang emas berumur panjang dan berbiaya rendah yang menghasilkan produksi emas yang tinggi.

Sementara itu tambang Tembaga Wetar pada 2022 mampu memproduksi sebanyak 19.551 ton tembaga dengan AISC sebesar US$3,37 per pon tembaga. Produksi tembaga pada tahun 2023 dari tambang ini ditargetkan berkisar 16.000 – 20.000 ton tembaga dengan proyeksi AISC sebesar US$3,70 – 4,70 per pon tembaga. RKEF smelters untuk memproduksi NPI, MDKA menargetkan produksi tahun 2023 pada kisaran 18.000 – 20.000 ton NPI dengan AISC sebesar US$13.000 – 15.000 per ton nikel.

Albert mengungkapkan salah satu inovasi yang berhasil dilakukan MDKA adalah proyek pabrik Acid Iron Metal (AIM) yang akan menjadi bagian penguatan bisnis hilirisasi dalam rantai nilai baterai di bawah pengelolaan MBMA. Bahan baku proyek AIM ini di antaranya high-grade pyrite yang berasal dari tambang tembaga Wetar dengan sumber daya bijih yang diproyeksikan dapat mendukung produksi proyek AIM selama lebih dari 25 tahun ke depan.

“Proyek AIM adalah salah satu contoh keberhasilan perusahaan dalam mengoptimalkan peluang dan mendorong inovasi dalam ekosistem tambang mineral yang dibangun oleh grup MDKA. Kami optimis rencana dan target operasi 2023 akan mampu mendorong valuasi perusahaan terus bertumbuh positif secara berkesinambungan dan memberi dampak lebih besar bagi perekonomian Indonesia,” ucap Albert.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved