Trends

Bank DBS: Kondisi Ekonomi Indonesia Stabil di Tahun Politik

Senior Economist Bank DBS, Radhika Rao, dalam Media Briefing Bank DBS, Jumat (7/7) mengungkapkan, kondisi perekonomian Indonesia di tahun politik diproyeksi akan tetap stabil meski terdapat sejumlah tantangan yang harus dihadapi. “Investasi asing tidak akan melambat, namun pertumbuhannya akan datar. Investor pada umumnya akan melihat apa yang akan terjadi dari hasil pemilu, cenderung bersikap wait and see, lebih suka menunggu,” tutur Radhika.

Radhika juga memproyeksikan mata uang rupiah akan menguat pada semester 2 tahun ini, dan akan meningkat secara bertahap seiring dengan konsolidasi dolar AS. Tingkat inflasi yang kembali pada target menurut Radhika turut mendorong pertumbuhan positif rupiah. “Ada pertumbuhan positif, ada makro stabilitas, pertumbuhannya cukup kuat yaitu 5 persen tahun ini, dan tahun depan. Inflasi juga akan kembali ke sasaran. Faktor ini juga mendukung menguatnya rupiah,” ujarnya.

Rupiah, menurut Radhika, menjadi salah satu mata uang dengan performa paling baik pada 2023 jika dibandingkan dengan mata uang negara lain seperti ringgit Malaysia, dan yuan China. “Mata uang rupiah menjadi yang terbaik tahun ini dibandingkan ringgit Malaysia dan yuan China yang cukup melemah,” ia menambahkan.

DBS Macro Research memperkirakan inflasi akan terus turun selama 3-4 bulan ke depan karena basis yang tinggi sebelumnya, menjadi di bawah 3% pada sekitar akhir triwulan ketiga 2023. “Inflasi menurun sesuai dengan proyeksi, namun kebijakan suku bunga netral Bank Indonesia berlawanan dengan Bank Sentral AS, yang cenderung ketat. Ekspektasi DBS Group Research akan perubahan arah yang mendorong pelonggaran pada akhir triwulan ketiga, didasarkan atas stabilitas mata uang dan durasi siklus kenaikan suku bunga Bank Sentral AS”.

Head of Research DBS Group Maynard Arif pada kesempatan yang sama juga menyatakan investor akan cenderung pasif, menunggu program yang dicanangkan kandidat calon presiden. Sektor-sektor yang akan mencatatkan kinerja positif pada paruh kedua tahun ini, menurut Maynard adalah perbankan, konsumsi serta telekomunikasi. Sementara sektor kesehatan, properti dan ritel masih cenderung netral karena pertumbuhannya usahanya mungkin tidak akan sekuat tahun lalu. Maynard optimistis sektor perbankan dan konsumsi mampu menunjang Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tumbuh positif pada semester II tahun 2023 ini dan memproyeksikan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu mencapai level 7.500 pada akhir tahun 2023 mendatang.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved