Capital Market & Investment

Ini Rencana FOLK Menggunakan Dana IPO

(kanan) Danny Sutradewa Direktur Utama PT Multi Garam Tbk pada paparan publik rencana IPO (Foto : dok FOLK)

PT Multi Garam Utama Tbk (FOLK) atau Folk Group berencana melaksanakan penawaran saham perdana (IPO) dengan melepas 570 juta lembar saham baru, setara dengan 14,4% dari modal ditempatkan dan disetor perseroan. Adapun harga penawaran berkisar Rp 100-105 per unit. FOLK juga akan menerbitkan 285 juta Waran Seri I yang bisa menjadi saham baru, dengan nominal Rp 200. Untuk masa bookbuilding telah ditetapkan mulai hari ini yaitu tertanggal 20 Juli 2023 hingga 24 Juli 2023. Targetnya, FOLK bisa mulai memperdagangkan sahamnya di BEI pada Agustus 2023.

Perseroan akan menggunakan dana hasil IPO untuk pengembangan atau ekspansi usaha perseroan, antara lain sekitar 52,71% digunakan untuk modal kerja perseroan dan anak usaha, kemudian sekitar 29,80% akan digunakan untuk belanja modal perseroan dan anak usaha. Selebihnya akan digunakan untuk ekspansi bisnis melalui akuisisi.

Danny Sutradewa, Direktur Utama FOLK, menyampaikan para pendiri perusahaan dari semangat berkreasi dan kolaborasi. “Saat ini kami sedang memasuki babak baru, yaitu menjadi perusahaan publik. Langkah berikut nya adalah fokus untuk memperbesar ekosistem FOLK Group di sektor new media dan konsumer secara organik dan anorganik. Mimpi kami masih sangat besar dan ini baru permulaan.” ungkap Danny di Jakarta (20/07/2023).

Perusahaan holding multi sektor ini menggarap industry new media dan consumer. Melalui beberapa entitas anaknya, FolkGroup memiliki tiga pilar utama yang menjadi fondasi inti dari ekosistem bisnis. Pilar pertama adalah New Media Commerce, yaitu media baru yang berbasis pencipta konten (content creator) yang didistribusikan melalui platform digital salah satunya media sosial. FolkGroup menjangkau audien melalui 3 segmen media, yaitu education, finfolk, sports & entertainment (R66 Media), dan lifestyle & culture (USS Networks).

Kemudian, pilar kedua merupakan omni-channel retail brands yang terdiri dari Amazara, SYCA dan Dr Soap. Ketiga entitas bisnis ini diapresiasi sebagai sebagai top performance direct to consumerbBrand di top 2 marketplace di Indonesia. Official store Dr Soap beroperasi Senayan City Mall sejak Juni 2022.

Pilar yang terakhir adalah intellectual Property & community lantaran Folk Group dan entitas anaknya telah membangun dan memiliki beberapa original IP (intellectual property) sebagai competitive advantage, khususnya di ekosistem ekonomi kreatif. Seluruh IP dari Folk Group juga didukung oleh basis komunitas yang sangat kuat. Kombinasi dari seluruh ekosistem FOLK tersebut telah menjangkau lebih dari 100 juta masyarakat Indonesia dengan demografi umur 18 – 45 tahun dari perkotaan sampai sub urban.

Bong Chandra, Komisaris Utama FOLK, mengatakan pihaknya memiliki 5 tangga pada peta jalan (roadmap) besar dalam 5 tahun. Pelaksanaan IPO itu merupakan tangga pertama. “Berbekal team management muda dan inovatif serta Co-Founder dengan rekam jejak yang baik, Kami yakin Folk Group akan menjadi katalis di industri kreatif Indonesia,” ucap Bong.

Dari Januari hingga Juli 2023, ekosistem FOLK telah menjual lebih dari 149 ribu produk dan selama perusahaan berdiri telah melayani lebih dari 500 ribu total unique customers. FOLK juga memiliki total 20 IP & brands. Sampai dengan Juli 2023, beberapa kanal media di ekosistem FOLK memiliki lebih dari 352 juta views.

Raihan ini juga didukung oleh kinerja keuangan yang solid dalam 4 tahun terakhir, perusahaan berhasil membukukan rerata pertumbuhan majemuk tahunan atau CAGR pendapatan sebesar 224% dan CAGR laba bersih 248% dari tahun 2019-2022. Pendapatan perseroan senilai Rp 40,24 miliar dengan laba bersih Rp 5,20 miliar di 2022.

Dari sisi liabilitas, rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity/DER) sangat rendah yaitu sebesar 0,06 kali per akhir Desember 2022. Tingkat DER yang rendah dan net profit margin (NPM) 12,93% di tahun lalu itu mengindikasikan FOLK memiliki bisnis yang menguntungkan dengan pertumbuhan yang cukup tinggi. FOLK juga ditopang oleh arus kas yang kuat dan memungkinkan untuk melakukan investasi anorganik dengan cara akuisisi, pengembangan bisnis secara organik, dan distribusi dividen yang berkelanjutan.

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved