Management Trends

Apa Strategi Perbankan Pikat Talenta Terbaik?

Dunia kerja Indonesia saat ini dipenuhi karyawan-karyawan dari Gen Z (generasi muda yang terlahir antara tahun 1997 hingga tahun 2000). Generasi ini diramal akan menjadi modal berharga Indonesia untuk menapaki periode 10 tahun mendatang menjadi negara maju.

Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) Agustus 2022, jumlah angkatan kerja Indonesia sebanyak 143,72 juta dengan tingkat partisipasi angkatan kerja sebesar 68,63%, didominasi oleh generasi milenial sebesar 25,87% dan Gen Z sebanyak 27,94%.

Menariknya, menurut riset berbagai perusahaan, angkatan kerja Gen Z di dunia kerja memiliki karakter yang unik dibanding generasi-generasi sebelumnya, di mana gaji atau penghasilan bukanlah hal utama yang menjadi pertimbangan mereka dalam memilih pekerjaan saat ini.

Pun riset dari aplikasi survei daring Jakpat menungkapkan preferensi karier dan pilihan tempat kerja yang menarik dari Gen Z ini. Hasil survei 1.114 responden pekerja muda usia 20an mengatakan alasan utama mereka dalam memilih tempat kerja adalah jenjang karier yang jelas yakni sebesar 77%, selanjutnya lokasi tempat bekerja 67%, tunjangan dan fasilitas kesehatan 66%, kesempatan pengembangan diri 46% dan waktu kerja yang fleksibel sebanyak 40%.

Mayoritas responden memilih jenjang karir sebagai aspek pertimbangan mereka dalam memasuki suatu tempat kerja. Ini pertanda bahwa generasi tersebut merupakan generasi yang sangat prospektif atau berorientasi masa depan.

Selain itu, dalam riset tersebut, ketika ditanya terkait perusahaan yang memiliki leadership yang bagus, jawaban manajemen yang memberikan banyak kesempatan karyawan mengikuti pelatihan untuk pengembangan diri yang paling banyak dipilih oleh responden yakni sebesar 84%.

Jenjang karir yang stabil dan mendorong perkembangan mereka dianggap sebagai hal yang utama, sehingga mereka akan lebih berhati-hati dalam memilih pekerjaan agar tidak terjebak dalam lingkungan yang menghambat pengembangan diri. Oleh karena itu, memahami preferensi Gen Z menjadi prioritas penting bagi dunia industri.

Co-founder & CEO Mindtera Tita Ardiati menyampaikan hal senada dengan riset Jakpat, sebelum memasuki era digital seperti sekarang ini, perusahaan besar ternama dan kantor-kantor pemerintahan hampir selalu diincar para pencari kerja. Karena bekerja di perusahaan besar cenderung dianggap memiliki sistem dan struktur organisasi yang lebih jelas.

“Seirinh perkembangan teknologi yang begitu pesat, perusahaan startup mulai bermunculan dengan company culture yang berbeda karena lebih fleksibel, mementingkan work-life balance, fast paced, stylish, kreatif, inovatif dan dinamis, sehingga menghadirkan opsi baru bagi fresh graduate yang ingin mengembangkan kariernya. Ini yang membuat mereka tertantang dengan jenis tempat kerja yang baru bermunculan tersebut,” terang Tita.

Penyebab utama perubahan tren ini menurut Mindtera adalah perkembangan teknologi dan pergeseran preferensi generasi muda. Pergeseran minat ini pun tidak hanya terjadi di kota-kota besar, tapi juga di daerah lainnya.

Mindtera sendiri adalah adalah perusahaan teknologi yang bergerak pada bidang Talent Development berbasis kecerdasan emosi dan sosial menggunakan 8 Pilar Well-being berstandar global. Mindtera membantu menciptakan mindset karyawan unggulan untuk kemajuan tim dan perusahaan melalui platform dan layanan pendukung lainnya

“Jika perusahaan tidak keep up maka akan menemukan kesulitan beradaptasi dengan perubahan tren. Kebanyakan fresh graduate mencari perusahaan yang punya nilai dan budaya kerja selaras dengan mereka, inklusif (tidak memandang gender, ras, suku atau agama) dan menawarkan peluang untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan mereka,” jelas Tita.

Di era sekarang, generation gap sudah tidak asing di dunia kerja dan banyak menjadi isu di beberapa perusahaan. Untuk mengejar dan mencari titik temu guna menarik keinginan generasi muda untuk bergabung dengan perusahaan konvensional, maka perusahaan perlu mempertimbangkan isu tersebut dengan melakukan perubahan budaya kerja, pelatihan persiapan kerja, mentoring dan asistensi pengembangan diri.

Maka itu, jika tidak diakomodir, isu ini akan mempengaruhi regenerasi pekerja, dan rencana jenjang karir yang sudah ada ataupun sudah disiapkan perusahaan. Perusahaan perlu lebih menekankan kepada career development program yang memberikan kesempatan talenta-talenta mudanya untuk mengembangkan kompetensinya, karena itu salah satu hal yang paling mereka cari.

Selain itu, dibutuhkan juga inovasi terus-menerus agar pelatihan tidak dilakukan menggunakan cara-cara konvensional yang membosankan dan dengan materi-materi terkini yang sudah disesuaikan dengan kebutuhan mereka.

“Pada dasarnya, talenta-talenta muda ini sangat tertarik dengan self development. Mereka membutuhkan fasilitas training and development yang tentunya menyesuaikan dengan perubahan kebutuhan fresh grader, contohnya seperti pelatihan motivasi dan communications skill. Ada satu lagi tren yang tengah digandrungi generasi muda saat ini yakni self discovery, yaitu bagaimana mereka bisa mengenal diri sendiri dengan lebih baik. Hal ini bisa membantu mereka untuk membuat keputusan yang lebih tepat dan hidup dengan lebih bahagia,” jelas Tita.

Tita menambahkan, jika talenta-talenta muda ini diberikan banyak kesempatan mendapatkan program-program pengembangan dan pelatihan diri dalam berkarir, ibaratnya batu permata jika diasah secara benar akan menjadi permata terbaik dan terindah yang akan meningkatkan value perusahaan. Namun jika tidak diasah dengan benar, maka akan berpotensi mengganggu stabilitas sistem yang telah dibangun oleh perusahaan.

Saat ini, makin banyak perusahaan-perusahaan dari berbagai sektor termasuk sektor perbankan mulai berinovasi melakukan beragam penyesuaian dan memberikan kesempatan lebih kepada generasi mudanya untuk terus belajar dan berkembang guna mendukung jenjang karier mereka.

Salah satu perusahaan perbankan yang mengedepankan kesempatan kepada talenta mudanya untuk mengembangkan potensi dirinya adalah Danamon. Sebagai bank yang bulan Juli ini genap 67 tahun beroperasi di Indonesia, Danamon jelas masuk dalam kategori perusahaan konvensional. Untuk mengakalinya, Danamon memiliki program GROW, yang merupakan salah satu pilar dari Employee Value Proposition (EVP) bagi karyawan untuk membantu mereka tumbuh bersama Danamon, sejalan dengan tema ulang tahun perusahaan kali ini.

GROW merupakan singkatan dari Global Exposure, Rise to Excellence, Own Your Future, dan Wellness & Well-being. Lewat program ini, Danamon memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mendapatkan pengalaman dan wawasan global melalui program secondment assignment yang dilaksanakan secara berkolaborasi dengan MUFG, induk perusahaan Danamon yang juga salah satu institusi keuangan global terbesar di dunia.

Program ini memungkinkan karyawan terpilih untuk belajar praktik-praktik bisnis terbaik di berbagai cabang MUFG di luar Indonesia, seperti di Tokyo dan Singapura. Untuk mempersiapkan talenta mudanya menjadi pemimpin di masa depan, Danamon memberikan berbagai macam program pendidikan seperti ‘Danamon Bankers Trainee’ (DBT), ‘Danamon Technology Trainee’ (DTT), ‘Danamon SME Trainee’ (DST), dan ‘Danamon Banking Officer’ (DBO), di mana mereka diberikan kebebasan berinovasi untuk menyampaikan ide dan pendapat hingga terlibat dalam project-project yang signifikan.

Danamon juga mendukung karyawannya menyalurkan minat, bakat, dan kreativitasnya dalam bidang olahraga, seni, maupun hobi lainnya dengan menyediakan wadah berupa Danamon Club (D’Club). Melalui program-program ini, diharapkan talenta terbaik dari generasi muda Indonesia bisa tertarik untuk bergabung dengan Danamon.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved