Capital Market & Investment

Chandra Asri Jaga Komitmen SDGs Seiring Pertumbuhan Bisnis

PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (Chandra Asri Group) sebagai produsen petrokimia terintegrasi terbesar di Indonesia, memaparkan pertumbuhan dan ekspansi bisnisnya dalam ASEAN Business and Investment Summit 2023 sebagai bagian dari rangkaian KTT ASEAN 2023.

Manajemen perusahaan itu mengaku telah menjalankan prinsip ESG dengan tetap menjaga bisnis terus bertumbuh sehat. Edi Riva’i, Legal, External Affairs and Circular Economy Director memaparkan Chandra Asri saat ini menjadi pemimpin pasar di sektor petrokimia di Indonesia dengan berbagai projek ekspansi yang telah dilakukan di antaranya Pembangunan Pabrik Butadiene, Syntetic Rubber, New Polyethylene, MTBE dan Butene-1. Selain itu, terdapat beberapa projek yang saat ini dalam pipeline di antaranya Pabrik Chlor Alkali dan Ethylene Dichloride.

Perusahaan itu kini mengoperasikan pabrik Naphtha Cracker, Styrene Monomer, Butadiene, MTBE dan Butene-1 satu-satunya di negara Indonesia, didukung oleh aset infrastruktur inti yang mencakup fasilitas energi, pengolahan air, jetty & tank. “Kami menjadi growth partner berusaha mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan dengan aktif mengarahkan bisnisnya dalam adaptasi terhadap perkembangan bisnis global yang selalu berubah,” ujarnya.

Edi mengungkapkan beberapa catatan positif dari aksi korporat yang berhasil dicapai Chandra Asri sepanjang 2023. Perusahaan berhasil mengakuisisi 70% saham Krakatau Sarana Infrastruktur (KSI) di Krakatau Daya Listrik (KDL) dan 49% saham KSI di Krakatau Tirta Industri (KTI)pada 27 Februari 2023. “Kami juga bersama INA sedang menjajaki pendirian pabrik Chlor-Alkali Berskala Dunia melalui PT Chandra Asri Alkali (CAA),” imbuhnya.

Edi mengatakan saat ini dihadapkan gempuran produk impor dari negara-negara CEPA serta buruknya kondisi geopolitik global. Oleh karena itu, rencana pembangunan pabrik petrokimia terintegrasi ke-2 (CAP2) tengah direkonfiguransi dalam memastikan tujuan pertumbuhan usaha strategis tetap terlaksana.

Saat ini Chandra Asri sedang fokus optimalisasi dari akuisisi Krakatau Tirta Industri (KTI) dan Krakatau Daya Listrik (KDL), mulai dari percepatan perluasan pasokan air dan energi untuk memenuhi kebutuhan industri yang berkembang, serta untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar di Cilegon dan mendukung kompleks petrokimia skala global kedua CAP2, melalui sinergi operasional, teknis, dan keuangan.

Sesuai dengan prioritas di tahun 2023 untuk memperluas bisnis petrokimia, Chandra Asri melalui PT Chandra Asri Alkali (CAA) membangun Pabrik CA-EDC berskala dunia dengan harapan dapat menunjang percepatan pertumbuhan Industri Hilir Nasional, mendukung ambisi Indonesia sebagai salah satu penghasil Nikel terbesar di dunia, sekaligus memposisikan diri dalam rantai nilai kendaraan listrik global.

Rencana pertumbuhan dengan 3 pilar Big, Long and Diversifity hingga tahun 2030, berkomitmen dalam menjalankan bisnis dengan menjalankan prinsip ESG. Phuping Taweesarp, ESG and Sustainability Director mengatakan Chandra Asri berkomitmen menjalankan bisnis dengan menekankan pada prinsip keberlanjutan dan aspek-aspek ESG dengan mengembangkan program sosial dan lingkungan bersama pemangku kepentingan.

Ada 11 pilar yang menjadi fokus ESG Chandra Asri, salah satu hal yang menjadi fokus perusahaan ialah mengatasi permasalahan sampah plastik dengan memberikan nilai tambah (added value) pada produk dan memberi manfaat bagi masyarakat yang terlibat.

Sebagai indikator pencapaian, Chandra Asri menggunakan sejumlah peringkat ESG dan parameter pengakuan di dalam negeri. Di internasional, Morningstar Sustainalytics telah memberikan Chandra Asri peringkat risiko ESG rendah dalam 1% teratas industri kimia komoditas, dan menetapkan sebagai Top-Rated Industry Performer.

“Selain itu, kami juga menerima peringkat BBB dari MSCI ESG Rating pada posisi kuartil pertama dalam industri. Di dalam negeri, kami menerima penghargaan PROPER hijau dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk tahun ke-2 secara berturut-turut, sebagai pengakuan lingkungan dan sosial ‘melebihi kepatuhan’ yang hanya sedikit yang berhasil dicapai. Bursa saham Indonesia juga telah memasukkan saham kami dalam Indeks ESG Leader, 30 teratas performa ESG dari anggota IDX,” kata Phuping.

Dia berharap dari para pemangku kepentingan mendukung langkah-langkah ESG dengan kolaborai dan regulasi menjadi lebih ketat, dan pandangan global terus berubah. “Di Chandra Asri memperbarui strategi dan rencana aksi untuk mengakomodasi semua perubahan ini. Kunci utamanya adalah memiliki kerangka kerja yang dapat mengatasi risiko dan peluang terkait ESG dan mengintegrasikannya secara tepat waktu ke dalam strategi bisnis perusahaan,” terang Phuping.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved