Trends Profil Profesional

Sosok Samuel Altman, Bos ChatGPT yang jadi WNA Pemegang Golden Visa Pertama

Sam Altman, CEO Open AI pembuat ChatGPT berdiskusi tentang teknologi kecerdasan buatan di Jakarta, Rabu (14/6/2023).(KOMPAS.com/Galuh Putri Riyanto)

Chief Executive Officer (CEO) OpenAI, Samuel Altman, menjadi orang asing pertama yang mendapatkan Golden Visa RI usai diundangkan akhir Agustus 2023 lalu. Altman menerima golden visa dengan sub kategori tokoh dunia dengan masa tinggal 10 tahun yang ditandatangani oleh Direktur Jenderal Imigrasi, Silmy Karim.

“Dengan golden visa ini, Altman diharapkan dapat berkontribusi terhadap pengembangan pemanfaatan kecerdasan buatan di Indonesia,” kata Silmy Karim, Senin, 4 September 2023.

Sebagai pemegang golden visa, Altman akan dapat menikmati sejumlah manfaat eksklusif dari jenis visa ini. Di antaranya adalah jalur pemeriksaan dan layanan prioritas di bandara; jangka waktu tinggal lebih lama; kemudahan keluar dan masuk Indonesia; serta efisiensi karena tidak perlu lagi mengurus izin tinggal terbatas (ITAS) ke kantor imigrasi.

Pemberian Golden Visa terhadap Altman menjadi bentuk konkret peran Ditjen Imigrasi untuk menyukseskan pembangunan ekosistem Artificial Intelligence di Indonesia.

“Begitu sampai di Indonesia, tidak perlu lagi mengurus izin tinggal terbatas (ITAS) di kantor imigrasi. Kami berikan karpet merah sebagai imbal balik atas sumber daya yang bisa mereka berikan,” ujar Silmy Karim.

Lalu, seperti apa profil dari Sam Altman?

Sam Altman lahir di Chicago, Illinois, Amerika Serikat, pada 22 April 1985. Altman diketahui mulai belajar dan mengenal dunia komputer sejak berusia delapan tahun.

Altman bersekolah di John Burroughs School, St. Louis, lalu melanjutkan pendidikannya di Stanford University jurusan ilmu komputer. Namun, Altman hanya menjalani studinya selama dua tahun di sana karena di-drop out pada 2005.

Altman mulai membangun usahanya sendiri dengan mendirikan beberapa perusahaan teknologi. Setelah memulai bisnisnya, Sam Altman mulai mengembangkan usaha menjadi investor dan pengusaha yang berbasis di San Francisco.

Mengutip Sky News, salah satu terobosan awalnya setelah meninggalkan bangku kuliah adalah mendirikan Loopt, startup pengembang aplikasi yang memungkinkan pengguna berbagi lokasi real-time mereka secara selektif dengan orang lain. Selama menjadi CEO, dia berhasil mendapatkan dana sebesar 30 juta dolar AS atau setara Rp456,5 miliar berdasarkan kurs saat ini. Loopt kemudian dibeli oleh Green Dot Corporation seharga 43,4 juta dolar AS pada 2012.

Usai keluar dari Loopt, Altman mendirikan Hydrazine Capital, firma modal ventura yang berbasis di San Fransisco, AS pada 2012. Perusahaan ini berfokus pada ilmu pengetahuan, pasar, big data, jaringan konsumen, perangkat lunak, dan perangkat keras.

Sepak terjang Altman terus berkembang. Mengutip Business Insider, pada 2014 dia diangkat menjadi presiden YC Group menggantikan Paul Graham. Ini merupakan perusahaan inkubator bagi berbagai macam startup dunia. Altman memperluas bisnis YC Group dengan membangun YC Continuity dan YC Research pada 2016. Altman akhirnya memutuskan untuk mengundurkan diri sebagai presiden YC Group pada 2019.

Selama menjadi Presiden YC Group, Altman melibatkan diri dalam riset dan rencana membuat Open AI pada 2015. Altman memiliki misi memastikan kecerdasan buatan menjadi sistem yang sangat otonom dan mampu mengungguli manusia pada pekerjaan yang paling berharga secara ekonomi, serta menguntungkan seluruh manusia.

Altman akhirnya menjadi CEO OpenAI yang dibantu dengan petinggi-petinggi lainnya seperti Greg Brockman (CTO), Ilya Sutskever (Direktur Riset), Trevor Blackwell, John Schulman, Vicki Cheung, Wojciech Zaremba, Andrej Karpathy, Pamela Vagata, Druk Kingma, dan Elon Musk yang menjabat pada 2018 sebagai Co-chair.

Sepanjang karirnya yang dimulai sejak 2005 hingga sekarang ini telah mendapatkan banyak penghargaan sebagai investor, entrepreneur, dan pengusaha terbaik di dunia. Penghargaan yang diraihnya itu antara lain Pengusaha Muda Terbaik dalam Teknologi oleh BusinessWeek 2015, Investor Teratas di Bawah 30 Tahun oleh Forbes 2015, dan mendapat gelar kehormatan dari University of Waterloo pada 2017.

Sumber: Tempo.co


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved