Column

From “Dare to Win” to “Dare to Succeed”

Oleh Editor
Ilustrasi Shutterstock
Ilustrasi Shutterstock

Sukses dalam dunia bisnis tidak semata-mata ditentukan oleh ide yang cerdas atau inovasi yang mengagumkan. Meski penting, dua faktor tersebut masih membutuhkan komponen penting lainnya: mitra bisnis yang solid. Pemilihan partner bisnis yang dapat bertahan dalam jangka panjang dan bukan sekadar berani menang (dare to win), tetapi berani sukses (dare to succeed), dapat menjadi penentu keberhasilan bisnis Anda.

Pemilihan partner bisnis harus didasari pemikiran yang matang dan bijaksana. Dalam bermitra, Anda harus mencari pihak yang memiliki visi yang sejalan dengan Anda, memiliki keahlian yang komplementer, serta berbagi nilai dan etika bisnis yang sama. Proses ini membutuhkan waktu dan penelitian yang teliti, tetapi akan berbuah manis dalam jangka panjang.

Pertama, pilihlah partner yang memiliki misi (what do we exist) dan visi (what do we want to achieve) yang sama. Kejelasan misi dan visi merupakan fondasi penting dalam kemitraan bisnis. Dengan misi dan visi yang sama, Anda dan partner bisnis akan memiliki gambaran yang jelas mengenai tujuan bisnis dan bagaimana mencapainya. Tanpa kesepahaman bersama tentang visi, kemitraan dapat menghadapi tantangan dan konflik yang berpotensi merusak bisnis.

Kedua, carilah partner dengan keahlian yang komplementer. Keahlian yang berbeda-beda akan membantu bisnis menghadapi tantangan dari berbagai sisi dan memanfaatkan peluang dengan lebih baik. Kemitraan seperti ini memungkinkan setiap individu untuk berkontribusi secara optimal dan membawa bisnis ke level yang lebih tinggi.

Ketiga, penting untuk memiliki nilai dan etika bisnis yang sama. Ini mencakup bagaimana Anda dan partner bisnis Anda melihat tanggung jawab sosial perusahaan, bagaimana Anda berinteraksi dengan stakeholders, dan bagaimana Anda memperlakukan karyawan. Nilai-nilai ini akan membentuk budaya perusahaan dan memengaruhi reputasi bisnis Anda.

Beralih dari “dare to win” ke “dare to succeed” berarti memilih partner bisnis yang tidak hanya berfokus pada kemenangan jangka pendek. Sebaliknya, berorientasi pada kesuksesan jangka panjang yang berkelanjutan. Dalam konteks ini, “dare to succeed” berarti berani merencanakan dan mengerjakan strategi bisnis yang mampu menempatkan bisnis Anda di puncak sukses yang berkelanjutan, bukan hanya sukses sesaat.

Membangun bisnis bukanlah maraton singkat, melainkan lomba lari jarak jauh. Anda perlu mitra bisnis yang memahami ini dan siap berinvestasi waktu, energi, dan sumber daya untuk mencapai sukses jangka panjang. Hal ini mungkin memerlukan kompromi dan pengorbanan di jangka pendek, tetapi hasilnya akan lebih berharga dalam jangka panjang.

Pemilihan partner bisnis yang tepat memerlukan evaluasi yang cermat dan pemahaman mendalam tentang apa yang diharapkan dari kemitraan tersebut. Dengan mempertimbangkan misi dan visi bersama, keahlian yang komplementer, dan nilai-nilai yang sama, Anda akan lebih mungkin menemukan mitra yang berani sukses bersama Anda, bukan hanya berani menang.

Dengan pemilihan partner bisnis yang tepat, Anda akan menempatkan bisnis Anda di jalur sukses berkelanjutan dan menikmati keuntungan dari kemitraan yang kuat dan produktif. Berani sukses berarti siap meraih kemenangan yang bertahan lama, bukan hanya sejenak.

Kalau kita perjauh konteks ini untuk partnership dalam bidang politik, apalagi dalam pemilihan presiden dan wakil presiden, ini menjadi sesuatu yang lebih kompleks. Sebab, dunia bisnis dan dunia politik memang sangat berbeda.

Perbedaan yang paling mendasar, di bidang politik malah banyak yang hanya fokus pada kepentingan jangka pendek. Yang penting, menang; yang penting, mengalahkan lawan, atau dalam istilah Sunda, ada sindiran “kumaha engke”, bukan “engke kumaha” (bagaimana nanti, bukan nanti bagaimana).

Perbedaan kedua, kepentingan antarpartner tidak mungkin sejalan karena masing-masing harus mengemban kepentingan partai yang diwakilinya. Ini sangat sarat kepentingan karena bisa terjadi amanat ketua buat petugas partai.

Itu sebabnya, tidak mudah memilih partner karena misi dan visi tidak mudah disatukan dengan platform partai yang berbeda. Namun, itu bukan berati tidak mungkin apabila semua sadar ini untuk kepetingan yang lebih besar, yaitu bangsa dan negara. Apabila semua tahu bahwa pemimpin itu hanya petugas bangsa yang bisa membawa bangsa ini lebih maju, makmur, dan sejahtera di atas kepentingan partai atau siapa pun yang memilihnya.

Maka, kalau bangsa yang harus menang dan negara yang harus makmur, estafet misi-visi harus terus dilanjutkan jika memang itu sudah terbukti membawa kemajuan. Sebaliknya, harus dirombak total kalau fakta menunjukkan bangsa ini menuju ke penurunan. Itu justru tugas pemimpin baru yang tidak mudah, tapi sebuah keharusan dan keniscayaan.

Ini adalah tugas bersama kita. Sebagai pemimpin, mampukah kita membawa partnership organisasi kita menuju sebuah tujuan yang jauh dari diri sendiri atau organisasi kita, tapi berfokus pada karyawan atau masyarakat yang kita naungi sebagai tujuan utama, yaitu karyawan yang sejahtera atau masyarakat yang adil dan makmur. (*)

Paulus Bambang WS


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved