GCG Companies Trends

Pelindo Memperkokoh GCG, Pacu Transformasi Pasca Merger

Foto : Pelindo.

PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Grup Pelindo memperkokoh tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance/GCG) di seluruh lini yang berdampak terhadap kinerja finansial dan operasional. Penerapan praktik ini menyokong Grup Pelindo sebagai komponen utama untuk mendorong Indonesia menjadi Poros Maritim Global di masa mendatang.

.Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut B. Pandjaitan, menyampaikan Indonesia memiliki modal untuk mengoptimalkan potensi sumber daya maritim untuk kemakmuran, keberlanjutan, dan kedaulatan. “Tidak hanya itu, Indonesia juga harus mampu mewujudkan diri sebagai jalur dan poros penting pelayaran, telekomunikasi dan energi bagi dunia,” papar Luhut dalam sambutannya pada Marine Spatial Planning and Services Expo 2023 di Jakarta, Selasa (19/9/2023).

Agar menunjang hal itu, Grup Pelindo mengembangkan GCG yang berdampak terhadap produktivitas dan efisiensi. Contohnya, efisiensi biaya melalui pengadaan terpusat di 2022 mencapai Rp 122,10 miliar atau sebesar 105,81% dari target efisiensi ini sebesar Rp 115,40 miliar. Perseroan sepanjang tahun lalu mencatatkan efisiensi dan optimalisasi yang total nilainya mencapai Rp 1,3 triliun.

Sebagian besar pencapaian itu dikontribusikan dari konsolidasi dan optimalisasi kapasitas finansial Pelindo. Ini mencakup optimalisasi pembiayaan, relokasi aset, dan implementasi pengadaan terpusat. Praktik ini memperkokoh kapasitas finansial dan mengintegrasikan optimalisasi aset.

Pada Januari hingga September tahun ini, perseroan bersama sub holding-nya merealisasikan beragam pemutakhiran operasional, memperluas kerja sama, digitalisasi, serta berinisiatif melaksanakan transformasi yang selaras GCG. Pasca merger di 1 Oktober 2021, Pelindo rajin mengakselerasi transformasi berbasis GCG untuk mengkreasikan produktivitas, optimalisasi operasional, dan efesiensi biaya.

Pada Februari tahun ini, misalnya, Dana Pensiun Perusahaan Pelabuhan dan Pengerukan (DP4) mendukung program transformasi Dana Pensiun BUMN yang digagas oleh Kementerian BUMN. DP4 merupakan pengelola dana pensiun Grup Pelindo Manajemen DP4 menyusun program transformasi Dana Pensiun yang tertuang dalam pada peta jalan (roadmap) tahun 2021-2025.

Bergeser ke Maret. Pelindo bekerja sama dengan konsorsium INA (Indonesia Investment Authority) untuk memulai langkah-langkah transformatif seiring pengembangan dan pengoperasian Pelabuhan Belawan di Medan, Sumatra Utara. Masih di bulan sama, sub holding Grup Pelindo, yakni PT Pelindo Solusi Logistik (SPSL) berhasil menyokong pengiriman ekspor perdana ikan layur beku sebanyak 29 ton ke Tiongkok.

Berbicara hal yang pertamakalinya, Pelindo mencatatkan hal serupa pada April 2023. Sebab, Pelabuhan Benoa Bali mencatatkan sejarah baru karena melayani kedatangan kapal cruise terbesar yang untuk pertamakalinya bersandar di pelabuhan ini, yaitu MSC Magnifica. Kapal berbendera Panama ini sukses bersandar dan membawa penumpang sekitar 3.000 orang

General Manager Pelindo Cabang Pelabuhan Benoa, Anak Agung Gede Agung Mataram, mengapresiasi kedatangan kapal ini. Hal senada disampaikan Jodi Mahardi, Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenk Marves). Jodi yang menyambangi Pelabuhan Benoa dan meninjau kedatangan kapal cruise ini mengapresiasi Pelindo yang sukses mendatangkan kapal-kapal cruise besar di Indonesia, khususnya Bali.

Berikutnya, Pelindo pada April itu menerima hasil asesmen GCG tahun 2022 yang skornya 90,472 dengan predikat Sangat Baik. Pencapaian ini merupakan hasil penilaian GCG pertama Pelindo pasca merger dan dilakukan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) selaku assessor.

Perihal skor GCG Grup Pelindo ini, Aryanto Wibowo, Direktur Pengawasan Bidang Usaha Konektivitas, Pariwisata, Kawasan Industri dan Perumahan BPKP, menghimbau manajemen BUMN kepelabuhan ini tidak hanya mengejar skor, tetapi memperkuat pelaksanaan GCG sebagai landasan dalam melakukan seluruh kegiatan dan aksi korporasi perusahaan. “Sehingga skor yang sangat baik ini mencerminkan kondisi GCG yang ada di Pelindo,” tutur Aryanto.

Beberapa penerapan GCG direalisasikan Grup Pelindo, diantaranya pengesahan pedoman perangkat GCG, optimalisasi implementasi dan sosialisasi GCG, survei pemahaman GCG dan penandatanganan pakta integritas, pengendalian gratifikasi, pengelolaan whistle blowing system (WBS), laporan LKHPN, penguatan Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) dan penguatan pelayanan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID). “Masih banyak area of improvement yang menjadi catatan bagi kami. Dengan skor (GCG) lebih dari 90 yang masuk dalam kategori Sangat Baik, tentunya menjadi cambuk untuk memastikan bahwa setiap kegiatan dan proses yang dilakukan di Pelindo dapat mencerminkan skor tersebut,” tutur Arif Suhartono, Direktur Utama Pelindo.

Guna mewujudkan pengembangan GCG, perseroan tancap gas agar tranformasi berjalan mulus. Pada ranah SDM, perseroan rutin memberikan pelatihan kepada karyawan. Perusahaan berkomitmen untuk mengembangkan lingkungan yang beragam dan inklusif di seluruh entitas di Grup Pelindo, terutama selama masa transisi merger. Hasilnya, skor Employee Net Promotor (ENP) Grup Pelindo pada 2022 mencapai 55%, lebih tinggi dari rata-rata ENP sebesar 20% .

Pasca merger itu, tata kelola SDM dibarengi aktivasi Go LivePortaverse. Platform digital yang terintegrasi ini memudahkan manajemen dan karyawan kebutuhan untuk mengakses pembelajaran, manajemen talenta, manajemen kinerja, talenta, kinerja, performa, dan pengetahuan.

Di sektor teknologi dan informasi (TI), Grup Pelindo menerapkan tata kelola TI (IT governance). Tata kelola TI ini menjabarkan prinsip-prinsip terkait manajemen dan organisasi, prinsip data dan informasi, aplikasi dan teknologi. Guna mengelola keamanan siber, manajemen perseroan menerapkan beragam program, antara laian membentuk tim tanggap darurat keamanan digital atau Computer Security Incident Response Team (CSIRT) dan rutin melakukan asesmen keamanan digital.

Pada aspek keuangan, rating utang Grup Pelindo dari Moody’s Investor Services dan Fitch Ratings kian meningkat. Moody’s pada Juni tahun ini menyematkan peringkat Baa2 (stable outlook) dan BBB (stable outlook) dari Fitch Ratings. Kedua peringkat tersebut mengindikasikan Pelindo termasuk kategori peringkat investasi (investment grade) berisiko risiko moderat. Dengan demikian, rating Pelindo saat ini setara dengan rating pemerintah Indonesia.

Grup Pelindo dinilai Moody’s memiliki posisi kompetitif yang lebih kuat karena memberikan layanan pelabuhan yang terintegrasi melalui standarisasi bisnis yang lebih baik untuk selanjutnya dapat meningkatkan daya saing dan kinerja. Kemudian, Fitch Ratings menyatakan Grup Pelindo menjadi pemimpin pasar operator pelabuhan (market leading port operator) di Indonesia dengan risiko kompetisi yang rendah dalam jangka menengah. Grup Pelindo tercatat sebagai operator pelabuhan terbesar di Indonesia dengan pangsa pasar container sebesar 95%.

Peningkatan peringkat itu menunjukkan tingginya kepercayaan investor kepada Grup Pelindo. Tak jauh berbeda, PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) juga diapresiasi investor. Saham IPCC tercatat sebagai konstituen di indeks acuan Financial Times Stock Exchange (FTSE), yaitu FTSE Global Equity Index Series Asia Pasific pada September 2023. IPCC adalah anak usaha PT Pelindo Multi Terminal yang bagian dari sub holding perseroan.

IPCC tercatat di indeks tersebut pada kategori Micro Cap. “”FTSE ini memiliki reputasi yang baik dan track record penilaian saham yang sangat rigid maka saham-saham yang masuk dalam kriteria FTSE tentunya akan dapat menjadi pertimbangan investor, terutama investor asing. Dengan masuknya IPCC ke dalam indeks tersebut maka hal ini menjadi suatu prestasi yang patut dibanggakan,” tutur Reza Priyambada, Investor Relation IPCC.

Pencapaian Grup Pelindo dan sub holding-nya itu merupakan hasil nyata mengimplementasikan beberapa inisiatif strategis guna mengkreasikan nilai (value creation). Grup Pelindo berhasil merealisasikan value creation di tahun lalu sebesar Rp 1,3 triliun.

Pada aspek pengawasan, Grup Pelindo pada Agustus lalu menginisiasi Forum Konsolidasi bertajuk Komitmen Bersama Masyarakat Pelabuhan Memberantas Korupsi sebagai upaya menciptakan transparansi dan akuntabilitas di lingkungan pelabuhan. Forum ini menjadi ajang diskusi, berbagi informasi dan praktik baik pemberantasan korupsi instansi-instansi yang menjadi pemangku kepentingan di lingkungan kepelabuhanan.

Hal ini ditularkan ke SPSL yang memberikan pelayanan yang prima serta bebas dari tindakan curang, korupsi, dan pemerasan. Pasca penggabungan Pelindo itu, SPSL telah melakukan berbagai upaya untuk mencegah tindak pidana korupsi salah satunya dengan melakukan standardisasi dan digitalisasi pada layanan logistik maupun hinterland development.

Langkah-langkah perbaikan adalah transformasi dan transparansi di semua lini bisnis logistik. Itikad ini bertujuan untuk mewujudkan ekosistem logistik nasional yang lebih tertata, transparan, dan bersih dari tindakan korupsi

Lantaran demikian, standardisasi dan digitalisasi kian gencar diimplementasikan setahap demi setahap di lebih dari 40 area layanan yang tersebar di seluruh Indonesia.

Upaya lainnya adalah mengintegrasikan SMAP dengan knowledge management melalui pemberian pelatihanTidak hanya itu, SPSL juga rutin melakukan sosialisasi dan publikasi terkait larangan atau himbauan anti gratifikasi. Guna memastikan efektivitas SMAP dilakukan audit rutin yang melibatkan badan sertifikasi internasional.

Hal ini sejalan dengan semangat pemberantasan korupsi yang melibatkan seluruh stakeholder kepelabuhanan, pada acara Forum Konsolidasi yang diinisasi Pelindo. Mahfud MD, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, mengatakan aspek yang diperhatikan dalam pembenahan layanan di pelabuhan, tidak hanya cukup melakukan penindakan. “Namun juga memerlukan perbaikan sistem dan pencegahan. Digitalisasi sektor pelabuhan, merupakan langkah yang penting yang harus segera dilakukan karena akan membuat sistem tata kelola lebih transparan. Tidak hanya pada pengangkutan di pelabuhan namun juga pada proses distribusi hingga bea cukai,” ujar Mahfud di sela-sela Forum Konsolidasi bertajuk Komitmen Bersama Masyarakat Pelabuhan Memberantas Korupsi di Jakarta pada 15 Agustus 2023,

Di samping itu, Grup Pelindo dengan Ombudsman dan Transparency Internasional Indonesia (TII) menjalin kerja sama yang berikhtiar untuk meningkatkan transparansi dan memperkuat implementasi kebijakan anti korupsi. “Dengan adanya kedua kerja sama ini, kami menegaskan bahwa Pelindo terus memperbaiki diri. Kepada Pelindo Group, pastikan dalam melakukan proses layanan harus menjaga integritas, siap untuk diawasi, siap untuk dilihat. Apabila ada hal yang tidak baik di Pelindo dimanapun berada, bisa dilaporkan langsung kepada saya, melalui whistleblowing system,” tutur Arif yang didapuk sebagai Bos Grup Pelindo sejak 2021.

Ketua Ombudsman, Mokhammad Najih, menyampaikan pemenuhan standar berupa tata kelola dalam penyelenggaraan publik itu hasilnya terukur dan dibangun secara terpadu. Pada kesempatan ini, Ketua Dewan Pengurus TII, Felia Salim, menyatakan bahwa bentuk kerja sama ini melibatkan proses penilaian lantaran Pelindo akan menerima evaluasi mengenai tata kelola dan upaya pencegahan korupsi. “Salah satu kegiatan dari TII, kita melakukan asesmen terhadap program-program yang terkait antikorupsi, governance, whistleblowing system di perusahaan-perusahaan BUMN. Boleh dikatakan bahwa sejak tahun 2018, Pelindo sudah termasuk di 20 teratas, sudah cukup baik. Saya yakin sekarang akan lebih baik lagi,” ungkap Felia.

Sumber : Pelindo

Transformasi Berbasis GCG

Serangkaian kegiatan itu memantik seluruh sub holding Grup Pelindo mengimplementasikan pengembangan GCG. Sebut contoh, Pelindo Regional 4 yang terus melakukan berbagai peningkatan kinerja khususnya cargo stay dan port stay di semua pelabuhan kelolaan. Langkah nyatanya adalah PT Pelindo Multi Terminal (SPMT) merealisasikan Go-Live pada aplikasi PTOS-M. (Pelindo Terminal Operation System – Multipurpose) di Tanjung Wangi, Banyuwangi.

Go-live PTOS-M ini mengacu inisiatif strategis Grup Pelindo pada program Transformasi & Standarisasi Operasi Pelabuhan yang berpegang pada 6 pilar transformasi, yakni Proses Bisnis, Teknologi, Peralatan, SDM, Infrastruktur, dan HSSE (Health, Safety, Security, and Environment) alias K3 (keselamatan dan kesehatan kerja).

Aplikasi besutan Pelindo ini mengakselerasi efisiensi durasi port stay, cargo stay, hingga meminimalisir terjadinya pungutan liar (pungli) di lingkungan pelabuhan. “Semangat hadirnya aplikasi ini, guna penyatuan standardisasi pelayanan di seluruh wilayah kerja pasca merger Pelindo. Termasuk di Pelabuhan Soekarno Hatta di Makassar, wilayah kerja Pelindo Regional 4,” ucap Kepala Pelindo Regional 4, Enriany Muis, dalam di Makassar, Sulawesi Selatan pada Jumat (1/9/2023).

Pelabuhan Soekarno Hatta merupakan pelabuhan paling sibuk di Kawasan Timur Indonesia (KTI). Tidak hanya dari sisi penumpang yang naik dan turun di pelabuhan yang telah memiliki fasilitas terminal penumpang terlengkap, tetapi juga dari sisi arus barang yang keluar masuk dengan kapal yang mengangkut kontainer maupun kapal-kapal pengangkut barang curah kering dan cair

Enriany menuturkan konsep PTOS-M maupun beberapa aplikasi lainnya yang sudah diterapkan di pelabuhan kelolaan Pelindo di Regional 4 ini memberikan keuntungan kepada Pelindo dan pengguna jasa atau konsumen.“Karena dengan konsep digital seperti ini, pengguna jasa tidak perlu lagi menggunakan uang tunai sebagai pembayaran. Karena transaksi sudah bisa dilakukan di mana saja tanpa harus bertatap muka langsung,” tuturnya.

Bergeser ke Surabaya, PT Pelindo Terminal Petikemas (SPTP) gencar melakukan transformasi di seluruh area kerja perseroan. Hal itu dilakukan SPTP untuk meningkatkan pelayanan terhadap para perusahaan pelayaran yang menjadi pelanggan utamanya. Standar pelayanan di area terminal peti kemas menjadi perhatian utama perusahaan untuk memberikan layanan yang optimal dan efisien.

Pengamat maritim dari Institut Teknologi Sepuluh November, Saut Gurning, menyambut baik pengoperasian terminal peti kemas dalam satu entitas subholding PT Pelindo Terminal Petikemas. Hal itu akan mempermudah proses perencanaan dan koordinasi sehingga setiap terminal memiliki keseragaman. Standardisasi dan kesamaan proses bisnis menjadi satu perhatian yang harus segera diselesaikan oleh perseroan. “Kinerja operasional juga perlu ditingkatkan, agar waktu kapal di terminal lebih cepat atau dipangkas, sehingga tujuan menekan biaya dan meningkatkan kinerja logistik dapat tercapai,” ujar Saut.

Serangkaian pengembangan GCG itu diyakini akan menyokong Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) Grup Pelindo pada 2020-2024. Perseroan berkeinginan menjadi ekosistem maritim global serta membangun jaringan pelabuhan dan logistik maritim yang terintegrasi guna menurunkan biaya logistik dan meningkatkan perdagangan nasional.

Kinerja Finansial Kian Optimal

Pelindo pada 2022 mengantongi laba bersih sebesar Rp 3,9 triliun, tumbuh 23% dibandingkan 2021. Kinerja ini menjadi salah satu indikator hasil dari merger Pelindo pada Oktober 2021 lalu yang memungkinkan terjadinya sinergi di dalam entitas Pelindo Grup melalui konsolidasi dan optimalisasi kapasitas finansial, operasional, komersial, serta SDM sehingga menjadi lebih kuat dan terintegrasi. “Penggabungan Pelindo telah menciptakan sinergi antar entitas dalam Pelindo Grup sehingga pengelolaan pelabuhan dapat dilakukan secara tersentralisasi dan lebih optimal. Hal ini dikombinasikan dengan kinerja yang solid sehingga membuat Pelindo berhasil mencatatkan peningkatan kinerja pada 2022,” ujar Arif.

Kontribusi Pelindo kepada kas negara kian meningkat yaitu mencapai Rp 7,2 triliun. Jumlah ini 54% lebih tinggi dibanding pada 2021 yang senilai Rp 4,7 triliun. Pertumbuhan kinerja keuangan perusahaan ditopang kinerja operasional. Arus peti kemas, misalnya mencapai 17,2 juta unit ekuivalen dua puluh kaki (twenty foot equivalent unit/TEUS) atau meningkat sebesar 1% dibandingkan periode yang sama tahun 2021. Arus barang sebesar 160 juta ton, tumbuh 9% dibandingkan tahun sebelumnya. Arus kapal yang keluar masuk pelabuhan mencapai 1,2 miliar gross ton (GT) atau tumbuh 1% dibandingkan tahun sebelumnya. Berikutnya, arus penumpang mencapai 15 juta orang atau meningkat 86% dibandingkan tahun sebelumnya.

Adapun hasil dari transformasi Pelindo pasca merger mulai terlihat dari peningkatan kinerja dan produktivitas bongkar muat peti kemas di sejumlah terminal peti kemas. Peningkatan produktivitas bongkar muat diukur dengan parameter boks per kapal per jam dan pengurangan port stay atau waktu sandar kapal di pelabuhan yang diukur dengan jumlah hari.

Sebagai contoh di Terminal Peti Kemas (TPK) Belawan dan TPK Makassar kini jumlah bongkar muat naik dari 20 boks per kapal per jam menjadi 34 – 45 boks. Kecepatan bongkar muat itu membuat waktu sandar kapal pun dapat berkurang menjadi setengahnya. Peningkatan kinerja juga terjadi di TPK Ambon dan Sorong. Pelindo juga menyodorkan sistem operasi pelabuhan peti kemas terintegrasi yang disebut Terminal Operating System (TOS) Nusantara.

Sistem ini digunakan untuk merancang, mengendalikan, memantau, dan membuat laporan seluruh aktivitas pelabuhan seperti bongkar muat, penumpukan, relokasi, serta pengaturan gerbang (gate in – gate out). Sistem baru ini telah digunakan di Terminal Petikemas Tanjung Priok, Terminal Petikemas Makassar, dan secara bertahap akan dioperasikan pada terminal lain di Indonesia. “Kami pada 2023 ini memiliki beberapa fokus utama, salah satunya melanjutkan transformasi pelabuhan melalui kegiatan standarisasi dan sistemisasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan secara berkelanjutan,” tutur Arif.

Rencananya, Grup Pelindo pada tahun ini mencanangkan ekspansi bisnis melalui kemitraan strategis dengan perusahaan global, penataan bisnis untuk meningkatkan efisiensi dan kompetensi masing-masing unit bisnis, dan penyelesaian proyek strategis untuk mendukung pembangunan nasional seperti Bali Maritime Tourism Hub (BMTH), Kawasan Pendukung Pelabuhan Kijing, Makassar New Port, dan New Priok Eastern Access.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved