Profile Entrepreneur

Langkah Rowland Asfales Membesarkan Sepatu Pijakbumi

Rowland Asfales, Pendiri Pijak Bumi

Mode sepatu bersol karet untuk kegiatan kian hari semakin beragam. Tahun 2023 muncul sepatu dengan sol lebih tebal dari sebelumnya. Ada juga yang model sepatu bersol rendah, tetapi memberikan kenyamanan dan kesehatan bagi pemakai sepatunya serta ramah bagi Bumi. Salah satunya jenama asal Bandung yang memproduksi sepatu ramah lingkungan, Pijak Bumi.

Pijak Bumi diambil dari nama earthing dapat diartikan sebagai kontak langusng antara manusia dengan bumi tanpa menggunakan alas kaki. “Jika kita jalan kaki tanpa alas kaki, seperti jalan kaki langsung menginjak ke tanah, lalu menginjak ke rumput, sambil ada sinar Matahari, di bawah pohon, di situ tubuh kita akan netral. Secara fisika mungkin ion kita pun akhirnya yang negatif jadi netral, yang positif juga jadi netral. Dan terms itu yang akhirnya membuat kami mempunyai keinginanan bagi orang-orang yang pakai sepatu dari kami bisa sangat netral dan natural, kembali ke dalam keseimbangan hidupnya,” jelas Rowland Asfales, pendiri brand sepatu Pijak Bumi kepada SWA Online beberapa waktu lalu.

Itu adalah filosofi awalnya. Mimpi Rowland adalah sepatu Pijak Bumi ini juga bisa menemani siapapun memakai, tidak hanya di Indonesia saja, tapi seluruh Bumi,” terang Rowland.

Ihwal bisnis Rowland dimulai sejak tahun 2011 ketika dia masih duduk di bangku kuliah. Dia membuat merek sendiri karena suatu pagi mau berangkat kuliah, tapi sepatu yang ada di kos-kosan semua hilang. Dia berinisiatif pergi ke daerah perajin sepatu di Cibaduyut, Bandung untuk membuat sepatu dengan rancangan yang dibuat sendiri dan mulai berjualan sepatu dengan harga yang terjangkau.

Tiga tahun pertama awal berdiri, ada tantangan yang mesti dihadapi. “Kami mengengenalkan value sebagai jenama yang ramah lingkungan saat itu 2016 belum ada istiliah seperti eco-friendly, sustainable yang masih asing di telinga masyarakat. Jadi kami termasuk pionir dalam memproduksi jenama ramah lingkungan. Kami masih susah untuk mengomunikasikannya seperti apa,” ujar pria lulusan S1 Seni Rupa, Institut Teknologi Bandung, ini.

Selain itu, dari awal dia mengungkapkan punya masalah dengan supply chain. Sebab, supply & demand tidak match, dan begitu sudah sampai di level skala, ternyata masalah tidak hilang, tetap ada, tapi skalanya lebih besar. Jadi hampir tiap hari menemukan masalah, baik itu terkait perajin, bahan baku, pemasaran dan kondisi pasar sepatu itu sendiri. Bahkan, persaingan produk serupa yang, harganya juga makin kompetitif. Produk tersebut impor dijual dengan harga terjangkau yang memengaruhi persaingan pasar Indonesia. “Jadi ini challenge yang memang harus dihadapi, ” dia menegaskan.

Pijak Bumi bisa rerata memproduksi dengan kapasitas 10.000 sampai 12.000 per tahun. Jenama ini mempunyai dua koleksi. Pertama koleksi evergreen yang tak lekang oleh zaman dan kedua koleksi seasonal. Koleksi musiman jika sudah laku terjual tidak reproduksi ulang. Rancangan sepatu baru sekitar 6-10 SKU. Sepatu dari jenama tersebut cocok untuk digunakan dari rentan usia 25 sampai dengan 40 tahun. Rerata produk sepatu ini banyak dibeli di daerah Jobodetabek.

Rowland menambahkan, dia bersinergi dengan 30 sampai 40 grup perajin lokal, seperti perajin tenun, sepatu. Dia juga mengajak petani enceng gondok untuk membuat bahan sepatunya dengan domisili mereka di seluruh Indonesia, ada yang di Kalimantan, Jawa. Tapi untuk perajin sepatu ada di Bandung dan Semarang.

“Kami mempekerjakan mereka dengan siklus per projek, jadi tida hanya beberapa yang regular terus diambil supply dari mereka, tapi ada beberapa yang memang 1 kali atau 2 kali pembayaran saja,” Rowland menjelaskan.

Perancang sepatu Pijak Bumi dilakukan oleh tim desain internal. Desainnya terinspirasi dari membaca tren forecasting, membaca Fashion Week yang ada di lua negerir, dan desainnya sepatu juga timeless. “ Jadi jika ditanya kiblatnya ke mana, kami banyak terinspirasi dari filosofi dan pendekatan para perajin sepatu di Jepang serta Skandinavia dengan desain-desain yang minimalis,” terangnya.

Di Pijak Bumi juga bisa memproduksi untuk white label tapi rerata yang pemesan merupakan orang luar negeri. “Mereka yang memang belum tahu cara bikin sepatu seperti apa, dan biasanya memang datang ke kami untuk minta tolong untuk dibuatkan seri sepatunya. Jadi, beberapa case yang datang itu kayak mereka udah punya brand baju yang eco-friendly dari Australia, Columbia datang ingin membuat lini sneakers-nya, tapi dengan merek mereka,” Rowland memaparkan.

Rowland menambahkan, sekarang ada beberapa prjyek yang bekerja sama dengan salah satu BUMN yang belum bisa disebut namanya, karena masih berjalan, jadi produk, akan ada co-branding. “Istilahnya ada brand dari BUMN yang didesain oleh Pijak Bumi, kami sebagai sebagai partner,” tuturnya.

Seri sepatu Saki Sneakers sama Atlas Sneakers merupakan produk best seller dari Pijak Bumi. Tak hanya sepatu, Pijak Bumi pun menyediakan small goods seperti dompet dan aksesoris unisex. Produknya tentu saja berbahan dasar eco-friendly dan animal free.

Dalam usaha memperkenalkan produk Pijak Bumi, Rawland gencar mengikuti pameran yang diadakan di Italia dan Jepang. Pemasaran dan distribusi produk dilakukan secara omnichannel dengan mengandalkan kekuatan teknologi digital, selain membuka toko yang berpusat di Bandung. Jika di Jakarta bisa ditemukan di Lumine, Astha District 8 dan di Sarinah, Thamrin. Untuk di luar ada di 15-20 toko-toko kecil yang menjual Pijak Bumi di Tokyo, Kyoto dan daerah sekitarnya. Rowland juga menyadari, baginya reseller juga mitra penting karena mereka yang berinteraksi langsung dengan konsumen yang berada di Lampung dan Surabaya.

Konsistensi dan menjalankan janji yang ditanamkan oleh Pijak Bumi kepada konsumen merupakan sebuah pengangan perusahaan untuk menciptakan sepatu-sepatu berkualitas baik.” Kami berusaha menjadi jenama yang terus mendengarkan konsumen, menemani perjalanan masyarakat untuk memberikan outfit pelengkap yang baik untuk masyarakat di kehidupan sehari-hari,” terangnya.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved