Capital Market & Investment

IDX Carbon Diluncurkan, Pertamina Melantai di Pasar Karbon Indonesia

IDX Carbon atau bursa karbon resmi diluncurkan pada Selasa (260/9/2023). Peresmian dilakukan oleh Presiden Joko Widodo. Di hari pertama, Pertamina melalui anak usahanya Pertamina New and Renewable Energi (PNRE) melantai di pasar karbon Indonesia dan menjadi satu-satunya penjual yang melakukan transaksi.

Pertamina NRE memiliki kredit karbon dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Lahendong Unit 5 dan 6, dengan volume sekitar 864 ribu tCO2e, yang dihasilkan selama periode 2016 – 2020. Kredit karbon ini telah memenuhi standar nasional yang ditetapkan oleh KLHK. Partisipasi Pertamina di dalam IDX Carbon merupakan bagian dari komitmen untuk mendukung agenda keberlanjutan dan transisi energi di Indonesia.

Adapun perusahaan-perusahaan yang berperan sebagai pembeli unit karbon pada perdagangan perdana IDX Carbon, yaitu Bank BCA, Bank CIMB Niaga, Bank DBS Indonesia, Bank Mandiri (Persero), PT BNI Sekuritas, PT BRI Danareksa Sekuritas, , PT CarbonX Bumi Harmoni, PT MMS Group Indonesia, PT Multi Optimal Riset dan Edukasi, PT Pamapersada Nusantara, PT Pelita Air Service, PHE, Pertamina Patra Niaga, PT Truclimate Dekarbonisasi Indonesia, dan PT Udara Untuk Semua (Fairatmos).

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan bahwa hal tersebut merupakan milestone yang sangat penting dan strategis bagi Pertamina, karena merupakan wujud nyata dari komitmen Pertamina untuk terus mengakselerasi transisi energi menuju Net Zero Emission. Jadi, pada perdagangan karbon yang pertama ini, unit karbon yang dijual itu adalah dari Pertamina New & Renewable Energy, yaitu dari PLTP Lahendong Unit 5 dan 6.

“Bisa dilihat kalau negara lain menunggu 3-4 bulan untuk jadi transaksi, ini langsung habis, unitnya sudah langsung habis sekarang. Jadi, pasar merespons dengan baik,” kata Nicke usai menghadiri peresmian IDX Carbon.

Nicke menambahkan, jika dibandingkan dengan negara tetangga, Bursa Karbon Indonesia ini berjalan dengan cepat dengan volume yang besar, sehingga patut berbangga. Dia mengajak seluruh jajaran dan juga subholding serta anak perusahaan Pertamina untuk aktif berkontribusi berperan dalam semua program Net Zero Emission Indonesia karena Pertamina Group memerankan posisi penting untuk pencapaian itu.

Dannif Danusaputro, CEO Pertamina NRE mengatakan pengembangan bisnis karbon, yang meliputi perdagangan karbon dan pengembangan proyek karbon, adalah salah satu prioritas Pertamina NRE dalam mendukung strategi Net Zero Emission Pertamina. “Selain proyek kredit karbon dari PLTP yang dikelola anak usaha PNRE yakni PT Pertamina Geothermal Energy, dalam jangka menengah pihaknya juga akan mengembangkan proyek-proyek nature & ecosystem-based solutions (NEBS), salah satunya melalui kerjasama 9 konsesi kehutanan dengan Perhutani,” ujarnya.

PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) tercatat sebagai pembeli pertama unit karbon dalam peluncuran Bursa Karbon Indonesia (IDX Carbon). Ini merupakan bagian dari strategi Bank untuk mencapai Net Zero pada 2050 dan dukungan terhadap program dekarbonisasi yang telah ditetapkan pemerintah Indonesia sebagaimana tertuang dalam dokumen Enhanced Nationally Determined Contribution (ENDC) Indonesia.

“CIMB Niaga telah memiliki komitmen emisi nol bersih gas rumah kaca (GRK) Cakupan 1 dan 2 pada tahun 2030, serta terhadap emisi nol bersih GRK secara keseluruhan (Cakupan 1, 2, dan 3) pada 2050. Hal ini dilakukan untuk mendukung pencapaian penurunan emisi GRK Indonesia dan global serta peningkatan kinerja lingkungan Bank,” kata Direktur Compliance, Corporate Affairs & Legal CIMB Niaga Fransiska Oei.

Menurut Fransiska, CIMB Niaga berkomitmen untuk aktif menjadi bagian ekosistem keberlanjutan yang fokus pada kolaborasi, transformasi, dan transisi yang berkeadilan (just transition), khususnya untuk mendukung tercapainya ekonomi rendah karbon, ENDC Pemerintah Indonesia, Perjanjian Paris, maupun Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved