SWA100

Impack Pratama Industri, Jalankan Pengembangan Bisnis secara Organik dan Non-Organik

Phillip Tjipto, Direktur Strategi Bisnis dan Digital Impack Pratama Industri.
Phillip Tjipto, Direktur Strategi Bisnis dan Digital Impack Pratama Industri.

Di sektor bisnis produksi dan distribusi bahan bangunan berbahan plastik, PT Impack Pratama Industri Tbk. merupakan salah satu pemain kawakan. Perusahaan yang berkode bursa IMPC ini beroperasi secara komersial sejak 1982. Adapun kiprahnya di bursa pasar modal melalui langkah IPO pada 17 Desember 2014.

Kendati begitu, ada sejumlah tantangan yang dihadapi perusahaan ini. Menurut Phillip Tjipto, Direktur Strategi Bisnis dan Digital Impack Pratama Industri, tantangan yang dihadapi perusahaannya dalam lima tahun terakhir berupa adanya diversifikasi produk di pasar, kendala transportasi, perubahan harga bahan baku selama masa pandemi Covid-19, dan penurunan daya beli masyarakat. Sebagai contoh, perusahaan ini pernah mengalami kendala dalam pengiriman bahan material dari Tiongkok yang disebabkan oleh lock down di negara tersebut.

Tantangan lainnya yang dihadapi perusahaan ini terkait dengan fluktuasi nilai tukar mata uang yang cukup tinggi, sehingga beban cost of goods sold perusahaan meningkat. Pasalnya, bahan baku produk seperti polikarbonat sebagian besar masih merupakan barang impor.

Tantangan lainnya, harga bahan baku resin produk-produk utamanya, seperti PVC dan PC, juga mengalami fluktuasi harga selama tahun 2022. “Selama tahun 2022, kami juga dihadapkan pada pengaruh ancaman resesi global yang berdampak pada semua negara, termasuk Indonesia,” kata Phillip.

Di sisi SDM korporat, perusahaan ini pun menghadapi tantangan dalam pengembangan kompetensi karyawan agar selaras dengan kebutuhan perusahaan pada masa mendatang. Kendati begitu, menurut Phillip, pihaknya tetap mampu mengatasi segala tantangan yang ada dengan penerapan strategi dan kebijakan yang tepat.

Hal itu memang tecermin pada kinerja bisnisnya. Pada tahun 2022, Impack Pratama berhasil mencatatkan pendapatan bersih Rp 2,8 triliun, tumbuh 26,10% dari perolehan kinerja tahun sebelumnya yang sebesar Rp 2,2 triliun. “Pencapaian ini juga lebih tinggi dari target yang ditetapkan pada awal tahun sebesar Rp 2,6 triliun,” kata Phillip.

Dari sisi profitabilitas, perusahaan ini mencapai laba bersih Rp 307,4 miliar, naik 60,05% dari laba bersih tahun sebelumnya yang sebesar Rp 192,1 miliar. Juga mencapai surplus Rp 47,4 miliar di atas target yang ditetapkan sebesar Rp 260,0 miliar.

Pada RUPST tahun buku 2022 disetujui adanya pembagian dividen dengan total nilai Rp 162,8 miliar atau berarti memberikan dividen Rp 33 per lembar saham. Nilai tersebut naik sekitar 50% dari nilai dividen yang dibagikan pada tahun 2021 yang sebesar Rp 22 per lembar saham.

Angka dividen Rp 162,8 miliar tersebut sebesar 52,96% dari laba bersih 2022 perusahaan dengan kapitalisasi pasar Rp 18,23 triliun ini. Selama Juli 2023 (3-31 Juli 2023), saham IMPC diperdagangkan dengan harga terendah Rp 322 per lembar dan tertinggi Rp 392 per lembar.

Apa saja strategi bisnis yang dijalankan Impack Pratama guna mencapai kinerja ciamik? “Dalam rangka menunjang kinerja positifnya, perusahaan telah menjalankan kebijakan-kebijakan strategis,” kata Phillip.

Ada sejumlah terobosan yang dilakukan perusahaan ini dalam lima tahun belakangan ini, baik secara organik maupun non-organik. Di antaranya, meningkatkan kapasitas produksi untuk beberapa produk (terutama produk utamanya, yaitu atap) dengan penambahan jumlah mesin, mengakuisisi perusahaan baik di dalam maupun luar negeri yang bersinergi dengan Impack Pratama, berinovasi dalam pengembangan produk yang ekonomis untuk segmentasi menengah-bawah, serta melakukan marketing campaign guna memperkenalkan produk-produk baru dan yang telah ada ke pasar.

Memasuki tahun 2022, Impack Pratama juga menjalankan sejumlah kebijakan strategis. Antara lain, ekspansi lokasi produksi ke Rungkut, Jawa Timur, dan Kawasan Industri Terpadu Batang, Jawa Tengah.

Langkah penting lainnya yang dilakukan baru-baru ini ialah membentuk anak perusahaan bernama PT Sirkular Karya Indonesia. Fokus bisnis anak perusahaan ini pada pengelolaan produk daur ulang dari limbah plastik PET, PP, PVC, PD, dan limbah plastik lainnya, untuk menjadi produk bahan bangunan inovatif yang ramah lingkungan: berumur panjang dan dapat didaur ulang.

Dari sisi keuangan, menurut Phillip, pihaknya melakukan kebijakan finansial yang ketat dengan mengurangi utang dan cost of fund. Tak kalah pentingnya, Impack Pratama meningkatkan permodalannya melalui mekanisme Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD).

Pada November 2022, Impack Pratama berhasil menggalang dana segar sebesar Rp 325 miliar melalui skema PMTHMETD dengan menerbitkan sebanyak 100 juta lembar saham baru, yang diserap oleh beberapa investor serta pemegang saham utama. Dengan penambahan ekuitas modal ini, Impack Pratama berupaya mengembangkan bisnis secara organik dan non-organik dengan prinsip kehati-hatian, yang diharapkan dapat menyokong pertumbuhan pendapatan dan labanya.

Strategi bisnis lainnya ialah menginovasi produk. Tujuannya, memberikan manfaat untuk masyarakat dengan memperhatikan aspek keberlanjutan bagi lingkungan.

Inovasi dilakukan pula dalam hal cara kerja. Di tahun 2022, selain menerapkan sistem Customer Relationship Management (CRM) untuk Tim Sales, di lingkungan operasional pabrik perusahaan ini juga diterapkan sistem kerja digital dengan dukungan Impack Manufacturing Report Information System (IMRIS). Dengan sistem pengumpulan data dan pelaporan data berbasis web, Impack Pratama dapat meningkatkan efisiensi proses produksinya.

Untuk tahun 2023, Impack Pratama menetapkan target penjualan untuk tetap tumbuh sebesar 17,49% menjadi Rp 3,3 triliun dan target laba bersih menjadi Rp 390,0 miliar atau naik 26,86% dari tahun 2022. Pimpinan perusahaan ini menyebutkan, sejak dimulainya program kerja lima tahunan pada tahun 2020, perusahaan ini mampu menorehkan pencapaian yang selalu melampaui target yang ditetapkan.

Guna mencapai target ke depan, Impack Pratama akan melancarkan strategi pemasaran yang agresif, baik di dalam maupun di luar negeri. Agenda penting lainnya ialah konsisten menjaga efisiensi dan produktivitas kerja, serta mengembangkan penjualan produk-produk baru seperti plafon PVC dan produk-produk atap inovatif lainnya.

Pimpinan Impack Pratama juga menyebutkan komitmennya untuk mewujudkan sustainable growth. Mereka meyakini, dengan menerapkan prinsip ESG, perusahaan ini akan punya masa depan yang lebih cerah dan membawanya sebagai global player yang disegani. (*)

Joko Sugiarsono/Vina Anggita

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved