Business Research SWA Online Trends

60% Wisatawan Anggap Industri Akomodasi Tertinggal dalam Teknologi

Digitalisasi terjadi hampir di semua lini kehidupan masyarakat, tak terkecuali dalam proses perjalanan dan akomodasinya. Di Indonesia, telah banyak proses akomodasi yang dapat dilayani dengan digital, mulai dari pemesanan tiket pesawat, transportasi darat, hingga hotel.

Riset SiteMinder yang dipublikasikan di Jakarta berjudul SiteMinder’s Changing Traveller Report 2023 mengungkap 60% wisatawan berpendapat bahwa industri akomodasi rata-rata tertinggal dalam hal adopsi teknologi. Sebanyak 92% setuju bahwa pengalaman pemesanan dan masa inap mereka bisa lebih baik jika properti akomodasi dapat lebih memahami teknologi.

“Sementara 73% wisatawan Indonesia akan toleran dengan penyedia akomodasi yang memiliki standar pelayanan lebih rendah mengingat adanya kekurangan staf. Temuan mendasar dari SiteMinder’s Changing Traveller Report 2023 menggarisbawahi bahwa sektor akomodasi dianggap tertinggal dari industri lain dalam hal teknologi,” kata Regional Vice President SiteMinder untuk Asia Pasifik Bradley Haines, Selasa (3/10/2023).

Riset SiteMinder telah menemukan bahwa penggunaan teknologi di kalangan wisatawan meliputi Artificial Intelligence (AI), media sosial, dan situs pemesanan. Riset ini merupakan temuan hasil survei dari 10.000 wisatawan di 12 negara, termasuk Indonesia.

Bradley menjelaskan, separuh wisatawan, termasuk dua pertiga milenial, menggunakan AI untuk menghasilkan rekomendasi akomodasi.Turis Indonesia bahkan lebih reseptif, dengan 83% cenderung menggunakan AI untuk menghasilkan rekomendasi akomodasi.

Untuk media sosial, 70% wisatawan, termasuk 9 dari 10 Generasi Z, mengatakan bahwa media sosial mempengaruhi cara mereka menemukan akomodasi. Angka ini meningkat menjadi 97% untuk orang Indonesia. “Di mana orang Indonesia paling dipengaruhi oleh media sosial daripada wisatawan lain secara global selama proses menemukan akomodasi,” ujarnya.

Sementara 88% wisatawan lokal akan mengatur akomodasi mereka dengan memesan secara online (situs pemesanan), lebih dari setengahnya mengatakan bahwa mereka belum melanjutkan pemesanan karena pengalaman yang buruk. Proses yang sulit dan waktu loading yang lama tergolong faktor yang menentukan buruknya pengalaman wisatawan dalam melakukan pemesanan.

Bradley menegaskan, riset SiteMinder menyoroti sejauh mana budaya digital-first Indonesia. Wisatawan Indonesia saat ini tidak hanya sangat bergantung pada digital, tetapi juga secara sadar dan terus-menerus memiliki keinginan kuat untuk menciptakan kenangan selama mereka masih memiliki privilege untuk berwisata.

“Melalui riset ini, kami sekarang tahu bahwa mereka menganggap industri akomodasi berada di belakang dalam hal adopsi teknologi. Penyedia akomodasi harus melihat ini sebagai ajakan untuk berinvestasi dalam modern technology commerce yang memungkinkan mereka untuk memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan saat ini,” ucap Haines.

Industri akomodasi adalah suatu komponen industri pariwisata berupa suatu tempat atau kamar. Dan yang masuk kategori industri ini adalah perhotelan atau penginapan.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved