Trends Economic Issues

BI: Cadangan Devisa September Menurun

Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir September 2023 menurun sebesar US$134,9 miliar dibandingkan dengan posisi pada akhir Agustus 2023 sebesar US$137,1 miliar. Penurunan posisi cadangan devisa dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebutuhan untuk stabilisasi nilai tukar rupiah sebagai langkah antisipasi dampak rambatan meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan, posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Meski menurun, posisinya berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

“Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut tetap tinggi meski menurun. Cadangan devisa tersebut masih mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan,” jelasnya.

Ke depan, kata Erwin, Bank Indonesia memandang cadangan devisa akan tetap memadai. Hal tersebut didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga, seiring dengan respons bauran kebijakan yang ditempuh Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

Inflasi September 2,28% YoY

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada September 2023 terjadi inflasi year on YoY sebesar 2,28% dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 115,44. Inflasi tertinggi terjadi di Manokwari sebesar 5,26% dengan IHK sebesar 119,96 dan terendah terjadi di Manado dan Gorontalo masing-masing sebesar 1,16% dengan IHK masing-masing sebesar 113,96 dan 113,23.

Inflasi tersebut terjadi karena adanya kenaikan harga pada kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 4,17%, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,98%, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 1,26%, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 1,97%,.

Sementara kelompok kesehatan mengalami kenaikan sebesar 2,14%, kelompok transportasi sebesar 0,99%, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,06%, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,58%, kelompok pendidikan sebesar 2,08%, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 2,40% dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 3,68%.

Menurut Erwin, inflasi inti tetap terjaga rendah. Inflasi inti pada September 2023 tercatat sebesar 0,12% (mtm), relatif stabil dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 0,13% (mtm).

“Perkembangan tersebut terutama disumbang oleh inflasi tarif pulsa ponsel dan biaya kuliah akademi atau perguruan tinggi. Secara tahunan, inflasi inti September 2023 tercatat sebesar 2,00% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 2,18% (yoy),” ujarnya.

Editor: Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved