Economic Issues

Ketahanan Ekonomi Indonesia Diperkuat Pada 3 Aspek Ini

Foto : HSBC Indonesia.

Indonesia harus memanfaatkan kekuatan transformatif digital sembari berkomitmen pada ekonomi berkelanjutan yang rendah karbon. Indonesia tengah melangkah maju dengan ambisi menuju “Indonesia Emas 2045,” visi untuk mengangkat negeri ini menjadi lebih sejahtera dan maju pada tahun 2045. Perkembangan ekonomi terkini memberikan gambaran cerah bagi masa depan Indonesia.Demikian rangkuman diskusi HSBC Summit 2023 di Jakarta pada tengah pekan ini.

Kepala Ekonom Asia dan Co-head Global Research Asia HSBC Global Research, Frederic Neumann, mengatakan, keterkaitan berbagai faktor, termasuk penanaman modal asing (PMA) yang berkelanjutan, peningkatan daya saing upah yang mendorong investasi Tiongkok di ASEAN, populasi usia kerja yang kuat, dan populasi masyarakat yang semakin makmur, menciptakan landasan yang kuat bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Penanaman modal asing akan terus mengalir ke Asia. ASEAN menjadi titik fokus, dan Indonesia sebagai target utama para investor agar bisa berekspansi di kawasan ini. Peningkatan investasi Tiongkok di ASEAN, yang didorong meningkatnya persaingan upah, semakin memperkuat daya tarik kawasan ini bagi para investor.

Apalagi, Indonesia punya keunggulan yang signifikan dalam jumlah penduduk usia kerja yang besar. Keunggulan tenaga kerja Indonesia menarik bagi bisnis yang ingin melakukan ekspansi. Meningkatnya jumlah populasi dewasa di Indonesia dengan kekayaan lebih dari US$ 250 ribu dolar AS atau kurang lebih Rp 3,9 miliar, menunjukkan adanya pertumbuhan kelas menengah. Ini menjadi indikasi Indonesia punya basis konsumen yang menguntungkan bagi usaha domestik dan internasional.

Meskipun ada tantangan seperti penurunan surplus perdagangan, realisasi PMA terus meningkat terutama di sektor logam dan peralatan. Pasar domestik Indonesia yang merupakan yang terbesar di ASEAN, menawarkan peluang pertumbuhan yang signifikan dan dapat meningkat 50 poin (bp) menjadi 5,8% di 2028. Hal ini seiring dengan meningkatnya posisi Indonesia dalam rantai industri logam.

Untuk mencapai ambisinya, Indonesia harus mempertahankan momentum pertumbuhan yang kuat dengan terus mendorong arus masuk PMA yang tinggi. Indonesia juga harus memanfaatkan kekuatan transformatif digital, dan mencapainya sembari berkomitmen pada ekonomi berkelanjutan yang rendah karbon. Dukungan pemerintah dan regulasi mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Langkah-langkah proaktif telah dilakukan untuk menciptakan iklim yang menguntungkan bagi bisnis domestik dan asing. Reformasi menyederhanakan aturan dan memangkas birokrasi, telah berdampak positif pada PMA yang mencapai US$ 43 miliar pada 2022. PMA ini didominasi oleh sektor pertambangan logam dan pertambangan yang mencapai lebih dari US$ 16 miliar.

Presiden Direktur HSBC Indonesia, Francois de Maricourt, menjabarkan pertumbuhan arus masuk PMA mencerminkan daya tarik Indonesia yang semakin meningkat bagi investor global. “Sangat menggembirakan melihat investasi mengalir ke sektor-sektor yang memberikan nilai tambah yang besar bagi perekonomian Indonesia,” ujar Francois di Jakarta, Rabu (11/10/2023).

Meskipun pertumbuhan arus masuk investasi ke Indonesia mungkin terlihat normal, data HSBC menunjukkan dua tren mendasar yang penting. Pertama adalah bahwa Indonesia secara “diam-diam” meraih keuntungan besar dalam pangsa pasar PMA global. Kedua, Indonesia semakin dipilih sebagai tujuan investasi, sehingga memberikan nilai tambah bagi perekonomian.

Saat dunia bergerak menuju ekonomi hijau dan berkomitmen pada keberlanjutan, Indonesia telah memulai perjalanan menuju netralitas karbon dengan regulasi untuk mencapai emisi karbon netral pada 2060. Untuk mencapai tujuan ini, diperlukan investasi energi terbarukan hingga tiga kali lipat menjadi US$ 8 miliar per tahun pada akhir dekade ini, seperti yang disoroti oleh Badan Energi Internasional. Peluncuran Bursa Karbon Indonesia oleh Presiden Joko Widodo baru-baru ini, diharapkan membuka peluang ekonomi berkelanjutan baru dengan potensi US$ 20 miliar.

Indonesia mengambil langkah-langkah untuk elektrifikasi sektor mobilitasnya. Francois menyoroti pentingnya mendukung sektor kendaraan listrik, sebuah industri yang sejalan dengan sumber daya melimpah Indonesia. “Ini memberikan jalan yang menarik untuk kendaraan listrik (EV), sebagai industri yang selaras dengan sumber daya Indonesia yang melimpah,” ujar Francois.

Francois menggarisbawahi dukungan pemerintah untuk sektor EV, ditambah dengan status Indonesia sebagai produsen utama bahan baterai EV, memberikan peluang yang signifikan untuk investasi.Transformasi Indonesia menjadi bangsa digital menjadi nilai tambah lainnya.

Francois menekankan pentingnya terus meningkatkan konektivitas digital dan e-commerce, serta menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan konektivitas digital di kalangan masyarakat Indonesia.

Dalam konteks ini, Francois menekankan perlunya kolaborasi untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat investasi global yang menawarkan hasil yang berkelanjutan. “Institusi keuangan, termasuk bank seperti HSBC, memiliki peran krusial dalam menghubungkan investor dengan peluang berkelanjutan dan mendukung perusahaan lokal dalam mengadopsi standar keberlanjutan internasional,” kata Francois.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved