Technology Trends

Gapai.id Bantu Berkarier di Luar Negeri

Indonesia masih mencatatkan angka pengangguran yang cukup tinggi, yakni 12 juta. Sementara itu, jumlah tenaga migran dari Indonesia masih terbatas di angka 72 ribu. Sebagai perbandingan, Filipina mampu mengirimkan 10x lipat tenaga migran lebih banyak (745 ribu) ke pasar global, dan angka pengangguran pun jauh lebih rendah di angka 2,6 juta. Jika Indonesia bisa dalam level produktivitas Filipina, Indonesia bisa meraih peluang hingga US$ 141 milliar tiap tahunnya.

Gapai.id menangkap tantangan ini dengan solusi membuka peluang pekerja Indonesia untuk menggapai mimpinya dengan bekerja di luar negeri. Langkah ini diharapkan dapat membantu mengurangi angka pengangguran.

Difasilitasi Startup Studio Indonesia (SSI) Gapai.id berbagi pengalamannya mengawal pekerja migran mendapat pekerjaan di luar negeri melalui diskusi dengan tema ‘Transformasi Potensi Pekerja Lokal dalam Ekosistem Kerja Global‘.

Gapai.id hadir sebagai platform yang menghubungkan tenaga kerja migran Indonesia untuk memenuhi kebutuhan SDM di luar negeri. Startup ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja usia produktif serta mengatasi tingginya angka pengangguran di Indonesia. “Tujuan kami adalah untuk menciptakan opsi yang lebih beragam bagi pekerja lokal dengan membuka akses ke pasar internasional,” ujar Radityo Susilo, CEO Gapai.id.

Gapai.id berharap dengan solusi yang diberikan akan semakin banyak peluang yang bisa diperoleh oleh pekerja Indonesia, seperti mengembangkan keterampilan dan pengetahuan mereka dalam lingkungan dan budaya yang berbeda.

“Kami yakin dengan memberikan kesempatan pekerja lokal untuk mendapatkan peluang bekerja di luar negeri, kami sejatinya bisa membantu meningkatkan standar kompetensi dan keterampilan yang bisa dibawa lagi ke Indonesia,” imbuhnya.

Untuk menjamin keamanan dan keselamatan pekerja, Gapai.id memastikan bahwa setiap perusahaan mitra menerapkan standar ketenagakerjaan yang adil dan etis. Seluruh lowongan di platform pun telah dikurasi dan disahkan oleh tiga lembaga resmi, yaitu: Kemenlu melalui KBRI di negara penempatan, Kemenaker, dan Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia.

Dengan kondisi di mana rata-rata kandidat menunggu 4-6 bulan sampai dengan waktu keberangkatan, Gapai.id mencatat aktualisasi hanya dengan 32 hari dapat berangkat ke negara tujuan, hal ini dirasakan oleh 25 kandidat yang telah berhasil berangkatkan dan ditempatkan di Rixos Hotel by Accor Group di Qatar pada bulan Agustus silam.

Asal tahu saja rata-rata pekerja migran dengan skill yang sama bisa mendapatkan gaji hingga 6x lipat lebih tinggi di pasar kerja global. Dengan adanya portal terintegrasi seperti Gapai.id, tenaga kerja migran Indonesia pun bisa terhindar dari upaya penipuan atau pemerasan yang kerap terjadi dalam penyaluran ke luar negeri.

Gapai.id merupakan peserta dari Batch ke-7 program Startup Studio Indonesia (SSI). “Kami melihat startup ini mampu menjawab tantangan sosial yang ada menjadi peluang upskilling serta meningkatkan daya tawar SDM Indonesia di ekosistem kerja global,” kata Boni Pudjianto, Direktur Pemberdayaan Informatika, Kominfo RI.

Startup ini baru saja mengumumkan pembukaan pendanaan tahap awal (seed funding) dengan target capaian senilai US$1 juta. Putaran pendanaan baru ini rencananya akan dialokasikan untuk membiayai kebutuhan operasional (50%), memperkuat pemasaran dan pengembangan produk (38%), serta manajemen perizinan dan aset (12%).

Hingga saat ini, Gapai.id sebagai portal migran terintegrasi pertama di Indonesia telah menyediakan lebih dari 400 lowongan kerja di 11 negara. Jumlah pencari kerja migran yang mendaftar pun kian bertambah, mencapai 8.000 pendaftar, dimana 300 diantaranya telah diproses dan mendapatkan pekerjaan di luar negeri. Sektor dengan perekrutan tertinggi adalah sektor hospitality (48,4%), manufaktur (26,5%), perkantoran (20,5%), dan kesehatan (4,7%).

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved