Capital Market & Investment Corporate Action

Dengan Restrukturisasi, WIKA Targetkan Penurunan Biaya Usaha 25%

Salah satu BUMN karya PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) sedang berencana melakukan restrukturisasi. Manajemen perusahaan pelat merah ini menargetkan penurunan biaya usaha 25% hingga tahun 2025 mendatang.

Corporate Secretary WIKA Mahendra Vijaya mengatakan dari restrukturisasi, perseroan menargetkan adanya penguatan arus kas perseroan. Selain itu juga untuk memperbaiki portfolio order book konstruksi dengan berfokus kepada projek-projek yang memiliki pembayaran monthly progress, ini bertujuan mengurangi defisit kas dan kebutuhan modal kerja.

“Dampak restrukturisasi tersebut terhadap kondisi keuangan dan kegiatan operasional perseroan juga penurunan biaya usaha perseroan yang ditargetkan 25% sampai dengan tahun 2025. Juga termasuk penguatan struktur permodalan perusahaan dengan mengusulkan tambahan dana Penyertaan Modal Negara melalui skema rights issue,” katanya, Senin (23/10/2023).

Mahendra mengungkapkan restrukturisasi perusahaan telah mendapat persetujuan para pemegang saham. Restrukturisasi bertujuan untuk penyehatan kondisi keuangan dan perusahaan mengusulkan 8 metode penyehatan keuangan sebagai metode restrukturisasi yang akan dilakukan.

Pertama restrukturisasi keuangan yang bertujuan untuk mendapatkan keringanan pembayaran pokok dan atau bunga dalam rangka mengurangi tekanan kas jangka pendek sampai menengah melalui penandatanganan perjanjian restrukturisasi dengan seluruh kreditur perseroan termasuk dokumen jaminan apabila diperlukan.

Kedua, perbaikan tata kelola dan manajemen risiko dengan cara memperbaiki prosedur dan model operasi untuk memastikan adanya proses check & balance dalam setiap aktivitas. Antara lain penerapan Enterprise Resource Planning (ERP) berbasis real-time online, perbaikan mekanisme four eyes dalam akuisisi proyek dan dalam monitoring progress projek, pembuatan dashboard keuangan dan digital control tower, serta digitalisasi proses-proses penting dalam perseroan.

Ketiga percepatan penagihan piutang bermasalah dengan inisiatif utama antara lain: pembentukan unit khusus penagihan piutang dan menjalankan proses klaim baik melalui negosiasi bilateral, mediasi lembaga yang berwenang maupun litigasi melalui pengadilan dan/atau badan arbitrase domestik maupun internasional.

Keempat melalui asset recycling atau divestasi atas aset-aset non-core perseroan dalam rangka mendapatkan dana tunai untuk perkuatan permodalan perseroan. Kelima perbaikan portfolio order book dengan berfokus kepada projek-projek yang memiliki pembayaran monthly progress dengan tujuan mengurangi defisit kas dan kebutuhan modal kerja.

Keenam menurunkan operating expense sebesar minimal 25% secara jangka panjang jika dibandingkan tanpa inisiatif. Beberapa implementasinya antara lain penerapan manning dalam kepegawaian berbasis ERP, reorganisasi menyesuaikan dengan fokus bisnis perusahaan , dan lean construction.

Ketujuh melalui restrukturisasi dan atau penurunan pinjaman supply chain financing sebagai bagian dari restrukturisasi pinjaman perbankan dan/atau lembaga keuangan secara keseluruhan. Kedelapan penguatan struktur permodalan melalui rights issue atau penerbitan saham baru melalui mekanisme Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD).

Mahendra mengaku saat ini perseroan sudah mengajukan standstill kepada 15 lenders perseroan yang akan dilakukan finalisasi melalui Master Restructuring Agreement (MRA). Selain hal tersebut di atas perseroan juga melakukan Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO) dan Rapat Umum Pemegang Sukuk Mudharabah (RUPSU) untuk mengajukan perpanjangan jangka waktu obligasi dan sukuk penawaran umum berkelanjutan I tahap I yang akan jatuh tempo pada 18 Desember 2023. “Tetap berkomitmen untuk memenuhi kewajiban pembayaran bunga obligasi dan sukuk selama masa periode standstill dan perpanjangan obligasi atau sukuk berlangsung,” katanya.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved