Trends Economic Issues

Google Prediksi GMV Ekonomi Digital Indonesia 2025 Capai US$110 Miliar

Randy Jusuf Managing Director Google Indonesia. (foto Ubaidillah/SWA)

Laporan e-conomy SEA terbaru yang disusun oleh Google, Temasek, dan Bain & Company mengungkap bahwa Indonesia siap menjadi negara di Asia Tenggara pertama dengan Gross Merchandise Value (GMV) ekonomi digital mencapai sekitar US$110 miliar tahun 2025. Selama beberapa tahun terakhir, ekonomi digital Indonesia tumbuh stabil dan diperkirakan akan mencapai GMV US$82 miliar pada 2023, atau tumbuh 8% year-on-year.

Randy Jusuf selaku Managing Director Google Indonesia mengatakan, bisnis digital di Indonesia telah mengalihkan fokus ke monetisasi demi mewujudkan profitabilitas. Tidak lagi hanya akuisisi pengguna baru, mereka kini juga mulai lebih mengoptimalkan engagement dengan pelanggan lama – dan mereka pun mulai memetik hasilnya.

Ekonomi digital Indonesia diperkirakan masih akan tumbuh sejalan dengan rata-rata regional. Bahkan, diprediksi akan menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi digital di Asia Tenggara.

Menurut Randy, di tengah ketidakpastian makroekonomi, masyarakat Indonesia menunjukkan ketahanan luar biasa dari tahun ke tahun. Penggunaan platform digital pun telah menjadi bagian penting dalam kehidupan kita sehari-hari.

“Seiring dengan mengecilnya kesenjangan partisipasi digital, terutama di luar area metropolitan, penduduk Indonesia yang menjadi pengguna aktif produk dan layanan digital kian bertambah banyak. Keadaan ini akan memicu pertumbuhan lebih lanjut dalam dekade digital ini, yang memungkinkan untuk mencapai GMV US$110 miliar yang diperkirakan tercapai pada tahun 2025,” ucap Randy, Selasa (07/11/2023).

Menurut laporan tersebut, e-commerce terus menggerakkan ekonomi digital Indonesia. Penetrasi e-commerce diperkirakan akan bertumbuh, sementara pembelanjaan konsumen juga akan meningkat bersama dengan pertumbuhan ekonomi secara umum. GMV sektor ini diproyeksikan tumbuh 15%, dari US$62 miliar pada tahun 2023 menjadi US$82 miliar pada 2025.

Lalu, travel mengalami pertumbuhan tertinggi 68% tahun 2023, sehingga mencapai GMV US$6 miliar. Randy menjelaskan faktor utama pertumbuhan di sisi travel adalah pencabutan pembatasan mobilitas terkait pandemi, yang mendorong peningkatan permintaan domestik dan perjalanan bisnis.

Sementara itu, transportasi dan pengiriman makanan diproyeksikan mengalami penurunan GMV menjadi US$7 miliar pada akhir tahun. Namun, sektor ini akan kembali tumbuh dengan CAGR 13% hingga mencapai GMV US$9 miliar pada tahun 2025.

“Demi menyeimbangkan pertumbuhan dan profitabilitas, para pemain telah mengurangi promosi dan insentif yang mereka sediakan, sehingga konsumen yang sensitif harga memilih pindah ke alternatif lain. Untungnya, keberadaan pelanggan yang loyal dapat menggantikan sebagian pendapatan yang hilang ini, dan mereka pun terus menjadi segmen yang penting untuk dipertahankan,” ucapnya.

Di sisi lain, media online juga mengalami pertumbuhan sedang dengan GMV US$7 miliar dan CAGR 5%. Pada tahun 2030, GMV sektor ini diperkirakan akan meningkat dua kali lipat menjadi kurang lebih US$15 miliar.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved