Financial Report Capital Market & Investment

Bisnis Perhotelan Naik 76%, Pendapatan SSIA Tembus Rp3 Triliun

Batiqa Hotels Manajemen salah satu lini bisnis SSIA. (dok BHM)

PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) pada sembilan bulan tahun 2023 mencatatkan kinerja yang positif. Perseroan membukukan pendapatan konsolidasi sebesar Rp3,02 triliun. Pendapatan tersebut meningkat sekitar 22,3% dari sembilan bulan pertama 2022 Rp2,4 triliun.

Erlin Budiman selaku VP Head of Investor Relations SSIA mengatakan, peningkatan ini terutama disebabkan oleh pendapatan sektor perhotelan, yang meningkat sebesar 76,7% (Rp289,4 miliar). Pendapatan dalam segmen bisnis properti dan konstruksi SSIA masing-masing meningkat sekitar 13,0% (Rp47,6 miliar dan Rp229,4 miliar).

Laba kotor hingga September 2023 meningkat sebesar 39,5% YoY menjadi Rp771,7 miliar, naik dari Rp553,1 miliar pada September 2022, terutama karena peningkatan laba kotor sektor perhotelan sebesar 93,8% (Rp209,8 miliar). EBITDA meningkat sebesar 51,8% YoY menjadi Rp339,7 miliar dari Rp223,7 miliar pada tahun sebelumnya, sebagai hasil dari peningkatan EBITDA sektor perhotelan sebesar 251,9% (Rp134,9 miliar).

“Kerugian bersih konsolidasi pada sembilan bulan pertama 2023 adalah sebesar Rp23,7 miliar, mengalami penurunan sebesar 133,5% dari laba bersih sebesar Rp70,8 miliar pada 2022. Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan sebesar 41,4% YoY dalam segmen bisnis properti,” katanya (8/11/2023).

Unit properti SSIA, yang terdiri dari pendapatan dari kawasan industri, biaya pemeliharaan, sewa komersial, dan hunian, berhasil mencatatkan pendapatan sebesar Rp413,8 miliar, meningkat 13,0% dari tahun sebelumnya Rp366,2 miliar. PT Suryacipta Swadaya (SCS), bisnis utama Perseroan, melaporkan pendapatan sebesar Rp275,1 miliar, mengalami penurunan sebesar 6,3% dari Rp293,5 miliar 2022.

“Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan penjualan lahan sebesar 29,6% yang tercatat dalam laporan akuntansi (Rp56,0 miliar pada September 2023 dibandingkan dengan Rp79,6 miliar pada periode yang sama tahun lalu). Hingga saat ini, SCS melaporkan marketing sales lahan seluas 21,1 hektar senilai Rp394,4 miliar. SCS kini memiliki backlog seluas 20,6 hektar senilai Rp398,7 miliar,” katanya.

Edenhaus Simatupang, sebuah portofolio dari PT TCP Internusa, merupakan kawasan perumahan mewah yang terdiri dari 41 unit boutique homes yang didesain dengan konsep garden home resort senilai sekitar Rp300 miliar. TCP berhasil mencatatkan penjualan pemasaran untuk 39 unit rumah (Rp283,1 miliar) hingga 30 September 2023. Sejak dimulai pada Maret 2020, TCP telah mencatatkan penjualan akuntansi sebanyak 35 unit (Rp250,7 miliar).

PT Nusa Raya Cipta Tbk (NRCA), unit konstruksi SSIA, melaporkan pendapatan konsolidasi sebesar Rp2 triliun untuk sembilan bulan pertama tahun 2023. Pendapatannya meningkat sebesar 13,1% YoY dari Rp1.7 triliun. Selain itu, NRCA meraih laba bersih sebesar Rp82,2 miliar dari Januari hingga September 2023, naik 23,7% dari Rp66,5 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Pada sembilan bulan pertama tahun 2023, NRCA mencatatkan kontrak baru senilai Rp2.2 triliun, mengalami peningkatan sebesar 15,1% dari Rp1.9 triliun yang dicapai pada tahun lalu. Proyek utama yang diperoleh pada tahun ini antara lain Plant Package 1 & 2 PT Akebono Brake Astra Indonesia (AAIJ) Karawang, Capital Cove BSD Tangerang, Nava Park BSD Tangerang, Power H2O2 Chemical Karawang, PM3 (Brawn Paper) & Warehouse Karawang, BCTMP Main Building Karawang, East Vara BSD Tangerang, RS Dirgahayu Samarinda, Museum Budaya, Sains, & Teknologi Surakarta, Luxury Hotel Labuan Bajo, Infrastruktur Subang Smart Politan, dan Ekspansi DP Mall Semarang.

Unit bisnis perhotelan SSIA membukukan pendapatan sebesar Rp666,4 miliar pada sembilan bulan pertama tahun ini, meningkat sebesar 76,7% dibandingkan dengan Rp377,0 miliar pada tahun lalu. Laporan Colliers mengenai hotel Jakarta, kinerja hotel meningkat secara signifikan pada kuartal ketiga tahun 2023 dibandingkan dengan periode sebelumnya.

“Konferensi ASEAN baru-baru ini di Jakarta memiliki dampak yang sangat positif, terutama pada hotel bintang 5. Menjelang kuartal keempat tahun 2023, aktivitas terkait MICE diharapkan tetap solid, mencapai puncak pada Oktober dan November, diikuti penurunan pada Desember, bersamaan dengan liburan Natal dan tahun baru,” ucapnya.

Hingga September 2023, Tingkat hunian Gran Melia Jakarta (GMJ) adalah 51,6%, naik dari 42,8% pada 2022. Sementara itu, tarif rata-rata kamar (ARR) untuk periode hingga September tahun ini sekitar Rp1.145 ribu, naik dibanding tahun lalu Rp1.025 ribu.

Menurut laporan Colliers kondisi perhotelan di Bali terus mengalami perbaikan, dengan peningkatan stabil dalam jumlah wisatawan, baik mancanegara maupun domestik. Secara bersamaan, kinerja hotel di Bali baik, dengan ketersediaan kamar yang cukup terbatas. Menjelang kuartal keempat tahun 2023, diharapkan bahwa kondisi saat ini dalam sektor perhotelan Bali akan tetap stabil, jika tidak berkembang.

Tingkat hunian di Melia Bali Hotel (MBH) meningkat menjadi 82,7% dari 51,1% pada tahun sebelumnya. MBH ARR meningkat menjadi Rp2.034 ribu dari Rp1.493 ribu pada tahun lalu. Tingkat hunian di Jumana Bali (JBUR) adalah 18,0%, naik dari 14,5%. Tingkat hunian BATIQA Hotels 63,7%, dengan ARR sebesar Rp362 ribu. ARR BATIQA pada sembilan bulan pertama 2022 adalah Rp337 ribu, dengan tingkat hunian sebesar 58,1%.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved