Trends Economic Issues

RI Harus Optimalkan Teknologi dan Digital untuk Dorong Ekonomi Baru

Ekonomi baru berpotensi mempercepat kemajuan ekonomi Indonesia. Namun, diperlukan kerja sama dengan berbagai pihak dan pemangku kepentingan untuk mencapai kemajuan tersebut.

Komisaris Utama Telkomsel Wishnutama memaparkan Indonesia harus bicara tentang ekonomi baru bukan hanya ekonomi digital. Sebab menurutnya ekonomi digital hanya bagian dari ekonomi baru. “Dengan ekonomi baru, kemajuan Indonesia bisa dikembangkan dengan lebih cepat dari yang ditargetkan dan bangsa Indonesia pun akan banyak mendapat manfaat dari sana,” kata dia dalam acara Enabling T-Connext Ecosystem Through AI: Supercharges Innovation for Tomorrow (24/11/2023).

Lebih jauh, dia mengatakan China memiliki ekonomi digital 41 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), dimana 41 persen tersebut adalah ekonomi baru. Sementara ekonomi digitalnya naik dari 20 persen pada 2011 menjadi 41 persen pada tahun 2022. “Penting untuk menciptakan ekosistem baru untuk memfasilitasi perkembangan ekonomi baru,” kata dia.

Data Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menunjukan 215 juta orang Indonesia merupakan pengguna internet. Pandemi membuat angka ini melonjak diiringi dengan adopsi teknologi yang masif di Indonesia. Fenomena ini menjadi keuntungan sekaligus tantangan. Salah satu tantangannya, kata dia, adalah bagaimana Indonesia bisa mendapatkan manfaat dari kemajuan teknologi tersebut.

“Diperlukan kerja sama dengan pihak lain seperti misal perusahan teknologi asing untuk mendapatkan manfaat yang lebih besar dalam jangka panjang,” kata dia menambahkan. Wishnutama juga menyoroti fakta lain terkait ekonomi digital. Pertumbuhan jumlah content creator, menurutnya, hanya menguntungkan platform streaming dan media sosial saja.

Masyarakat yang membuat konten justru rugi karena share pendapatan mereka terbagi dengan content creator lain yang saat ini jumlahnya terus bertambah. “Masyarakat justru rugi karena share pembagian untungnya semakin sedikit, karena makin banyaknya content creator yang muncul. Sementara size dan digital adex-nya tetap sama,” ujarnya.

Begitupula pada sektor e-commerce yang tidak berdampak besar terhadap perekonomian nasional karena sifatnya hanya memindahkan dari offline ke online saja. Oleh karena itu, dia menegaskan, konsep mendorong perekonomian digital tidak tepat. Indonesia harus mengoptimalkan teknologi dan digital untuk menciptakan ekonomi baru sehingga tidak dimanfaatkan oleh asing. “Yang mendapat manfaat malah asing, padahal kesempatan ke depan pertumbuhan ekonomi digital eksponensial,” kata dia menutup pembicaraan.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved