Economic Issues

Apa itu Resesi Ekonomi? Penyebab, dan Dampaknya

Ilustrasi Getty/Forbes.
Ilustrasi Getty/Forbes.

Dalam dinamika ekonomi global, resesi telah menjadi sorotan yang tak terhindarkan. Fenomena ini tidak hanya menjadi isu ekonomi semata, tetapi juga menciptakan dampak yang mendalam pada kehidupan sosial, pekerjaan, dan keuangan individu serta komunitas.

Dalam artikel ini, akan dibahas lebih dalam tentang apa sebenarnya yang dimaksud dengan resesi, penyebab, serta dampaknya untuk kehidupan.

Resesi adalah kondisi ekonomi di mana terjadi penurunan signifikan dan berkelanjutan dalam aktivitas ekonomi suatu negara atau wilayah untuk jangka waktu yang berkepanjangan. Biasanya, resesi ditandai dengan penurunan produk domestik bruto (PDB), tingkat pengangguran yang tinggi, turunnya tingkat produksi dan investasi, serta penurunan konsumsi secara luas.

Secara teknis, resesi sering didefinisikan sebagai dua kuartal berturut-turut dengan PDB yang menurun. Namun, dampaknya dapat jauh lebih luas, melibatkan perubahan besar dalam kondisi pasar tenaga kerja, keuangan, dan kepercayaan konsumen serta investor.

Resesi dapat dipicu oleh berbagai faktor seperti perlambatan ekonomi global, krisis keuangan, fluktuasi harga komoditas, ketidakstabilan politik, atau perubahan dalam kebijakan ekonomi suatu negara.

Resesi ekonomi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti inflasi yang tinggi, gelembung aset, perkembangan teknologi, deflasi, dan guncangan ekonomi.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring, inflasi adalah kemerosotan nilai uang karena banyaknya dan cepatnya uang beredar sehingga menyebabkan naiknya harga barang-barang.

Inflasi dapat memperlambat perekonomian, baik lingkup nasional maupun global, yang menyebabkan harga barang atau jasa melambung tinggi.

Kenaikan harga tersebut dapat mengakibatkan menurunnya daya beli konsumen sehingga perusahaan mengalami kerugian yang cukup besar. Selain itu, perusahaan juga mungkin akan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal dan membuat tingginya angka pengangguran.

Penyebab resesi ekonomi yang selanjutnya adalah gelembung aset. Gelembung aset terjadi ketika harga investasi, seperti emas, saham, atau perumahan, meningkat secara drastis dalam waktu singkat dan melebihi nilai berkelanjutannya.

Gelembung aset tersebut bisa memicu terjadinya resesi ekonomi. Ciri-ciri terjadinya gelembung aset adalah ketika semua orang berbondong-bondong membeli aset tertentu tanpa memiliki alasan yang kuat.

Tidak dapat dipungkiri jika perkembangan teknologi yang semakin maju sangat membantu segala aktivitas masyarakat sekarang ini. Namun, sisi negatif dari perkembangan teknologi tersebut adalah bisa menumbuhkan angka pengangguran.

Revolusi industri, seperti adanya teknologi Artificial Intelligence (AI) atau robot akan menyebabkan kekhawatiran para pekerja kehilangan pekerjaannya. Hal ini karena pekerjaan mereka dapat digantikan oleh AI ataupun robot.

Jika banyak pekerja yang kehilangan pekerjaannya maka angka pengangguran semakin meningkat dan bisa memungkinkan terjadinya resesi ekonomi pada suatu negara.

Secara sederhana menurut laman investopedia.com, deflasi merupakan penurunan tingkat harga barang dan jasa. Hal ini mendorong masyarakat menunggu untuk membeli hingga harga barang ataupun jasa turun.

Deflasi dapat terjadi karena peningkatan pasokan barang atau jasa yang tidak seimbang dengan permintaan barang dan jasa dan berkurangnya jumlah uang beredar di pasaran.

Faktor penyebab resesi ekonomi yang terakhir adalah terjadinya guncangan ekonomi yang mendadak. Guncangan ekonomi adalah peristiwa yang tidak dapat diprediksi dan berdampak terhadap perekonomian.

Salah satu contoh guncangan ekonomi yang pernah terjadi adalah ketika terjadinya pandemi COVID-19 di hampir seluruh negara. Hal ini menyebabkan semua orang untuk berdiam di rumah untuk jangka waktu yang panjang.

Terjadinya COVID-19 sangat berpengaruh bagi sektor ekonomi terutama terhadap penawaran atau permintaan suatu barang dan jasa.

Mengutip dari jurnal yang berjudul “Analisis Dampak Resesi Ekonomi bagi Masyarakat” yang ditulis oleh Cut Nova Rianda, terdapat beberapa dampak dari resesi ekonomi, seperti:

Selama resesi, dampaknya bisa sangat merugikan, termasuk penurunan pendapatan, kesulitan dalam mencari pekerjaan, penurunan nilai aset, dan terkadang pengurangan layanan publik.

Kebijakan fiskal dan moneter biasanya digunakan oleh pemerintah untuk mencoba meredakan dampak resesi, seperti stimulan ekonomi, pengurangan suku bunga, atau langkah-langkah lain untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan memulihkan stabilitas keuangan.

Sumber: Tempo.co


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved