Trends

Pringsewu Buka Outlet di UGM untuk Proyek Pembelajaran Berbasis Industri

Dr.Anggito Abimanyu M.Sc Ketua Departemen Ekonomika dan Bisnis UGM (kiri) dan Totok Sutrisno SE Direktur Pringsewu Restaurant Group (kanan)

Pringsewu Restaurant Group melebarkan sayapnya dengan membuka outlet di Universitas Gadjah Mada (UGM). Pembukaan outlet restoran siap saji di salah satu Perguruan Tinggi Negeri (PTN) favorit tersebut merupakan salah satu bentuk perwujudan program corporate Sosial Responsibilty (CSR). “Selama ini kami memang memiliki kepedulian dengan menjadi mitra kerja dengan lembaga pendidikan khususnya untuk pengembangan SDM,” kata Totok Sutrisno, Direktur Pringsewu Restaurant Group kepada SWA.

Langkah inovatif yang dilakukan restoran tersebut merupakan bagian dari Project Based Learning (PBL). Ini adalah program kerjasama antara dunia bisnis dan dunia pendidikan. Manajemen restoran yang dibuka di Sekolah Vokasi, Departemen Ekonomi UGM tersebut, dikelola sepenuhnya oleh para mahasiswa. “Dari penyiapkan bahan baku hingga marketing mahasiswa yang mengeloka,” ujar Totok Sutrisno menjelaskan.

Menurut Totok, pembukaan resto tersebut merupakan bagian dari program pendidikan. Tidak ada orientasi bisnis sama sekali, walaupun pengelolaannya dilakukan secara professional dan bisa memberikan keuntungan secara finansial. “Kami sebagai pemiliki brand berbagi skill dari A sampai Z terkait dengan bisnis kuliner,” Totok menambahkan.

Bagi Pringsewu, kolaborasi dengan lembaga pendidikan, bukanlah hal yang baru. Tapi selama ini masih terbatas dengan pendidikaan SMK yang memiliki prodi boga. Untuk perguruan tinggi sekaligus membuka outlet resto baru dirintis dengan UGM. “Kami memiliki hubungan dekat dengan banyak SMK karena kami menjadi tempat praktek kerja lapangan,” ungkap Totok.

Bekerjasama dengan lembaga pendidikan merupakan komitmen perusahaan dalam rangka membantu mewujudkan tenaga trampil di bidang industry kuliner. Ia berharrap dan siap jika ada perguruan tinggi lain yang berniat mengajak kerjasama. “Program PBL sangat bagus untuk dikembangkan di seluruh negeri,” ia menuturkan.

PBL melibatkan keterlibatan aktif mahasiswa dalam mengelola cabang Pringsewu yang berada di PBL Sekolah Vokasi Departemen Ekonomi UGM. Keterlibatan mahasiswa tersebut mencakup manajemen produk, penjualan, dan operasional keseluruhan.

Totok berharap dari kerjasama tersebut tidak hanya menguatkan hubungan Pringsewu dengan generasi muda terutama milenian dan gen z yang selama ini menjadi konsumen utama, tapi juga akan muncul wirausahawan baru dari kalangan kampus yang tertarik menekuni industry kuliner. Menurutnya sektor kuliner merupakan salah satu bisnsis yang memiliki prospek yang sangat cerah.

Sementara itu, Dr. Anggito Abimanyu, M.Sc., Ketua Departemen Ekonomika dan Bisnis di Sekolah Vokasi UGM, menjelaskan bahwa PBL adalah pendekatan pembelajaran yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk praktek bisnis secara langsung di kampus. Dengan praktek bisnis tersebut mereka bisa menyelesaikan berbagai kasus uyang biasa dialami dalam dunia bisnis.

Pemilihan Pringsewu untuk menjadi ajang praktek bisnis mahasiswa sudah melalui survei yang mendalam. Yang jelas resto yang berpusat di Purwokerto,,Jawa Tengah, ini memang memiliki kepedulian dalam membantu mencetak sumberdaya manusia di bidang kuliner.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved