Oleh: Dr. Dita Amanah, MBA, Dosen Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia

Manajemen lean adalah filosofi dan serangkaian prinsip yang berasal dari manufaktur dan sejak itu diterapkan di berbagai industri, termasuk layanan, perawatan kesehatan, dan pengembangan perangkat lunak. Fokus utama dari manajemen lean adalah memberikan nilai maksimum kepada pelanggan dengan jumlah pemborosan perusahaan yang paling sedikit. Pendekatan ini menekankan efisiensi, perbaikan berkelanjutan, dan pola pikir yang berpusat pada pelanggan. Berikut adalah beberapa prinsip dan konsep utama yang terkait dengan manajemen lean:

Nilai ditentukan dari sudut pandang pelanggan dan dapat menjadi nominal yang bersedia dibayar pelanggan atas suatu produk.

Pemetaan aliran nilai melibatkan identifikasi dan analisis semua langkah dan proses yang terlibat dalam penyampaian barang atau layanan kepada pelanggan. Dengan ini perusahaan terbantu mengidentifikasi area pemborosan dan peluang perbaikan dalam keseluruhan proses.

Bertujuan untuk menciptakan alur kerja yang lancar dan berkesinambungan dari awal hingga akhir aliran nilai sehingga dapat meminimalkan interupsi, penundaan, dan kemacetan dalam proses.

Kegiatan perusahaan berdasarkan permintaan pelanggan, bukan berdasarkan kapasitas produksi sehingga membantu mencegah produksi berlebih dan mengurangi risiko pemborosan.

Memproduksi atau mengirimkan barang pada waktu yang tepat ketika dibutuhkan, tidak terlalu dini atau terlambat sehingga mengurangi inventaris dan biaya, sekaligus memastikan bahwa sumber daya digunakan secara efisien.

Kegiatan yang melibatkan perubahan kecil dan bertahap pada proses secara berkala untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas.

Menghormati dan memberdayakan individu dalam organisasi dengan melibatkan karyawan dan mengakui keahlian mereka untuk kesuksesan perusahaan secara keseluruhan.

Segala sesuatu yang tidak menambah nilai bagi pelanggan ditiadakan seperti kelebihan produksi, menunggu, transportasi yang tidak perlu, pemrosesan berlebih, persediaan berlebih, pergerakan yang tidak perlu, dan cacat.

Membantu menciptakan konsistensi dan prediktabilitas dalam operasi dengan mengembangkan dan meningkatkan prosedur kerja standar untuk efisiensi.

Menggunakan alat visual seperti papan Kanban agar informasi mudah diakses seperti status pekerjaan, kemajuan, dan potensi masalah. Hal ini meningkatkan transparansi dan membantu perusahaan membuat keputusan yang tepat.

Prinsip lean tidak terbatas pada industri tertentu dan dapat diterapkan pada berbagai konteks, seperti halnya pemasaran digital.

Menerapkan prinsip lean pada pemasaran digital merupakan strategi yang berfokus pada optimalisasi sumber daya, mengurangi pemborosan, perbaikan berkelanjutan, memaksimalkan efisiensi dan pemberian nilai kepada pelanggan dalam upaya pemasaran digital. Pendekatan ini sering dikaitkan dengan metodologi tangkas dan sangat relevan dalam lingkungan yang bergerak cepat dan dinamis. Intinya pada pemasaran digital, prinsip ramping (lean) dapat membantu perusahaan mengoptimalkan upaya pemasaran, meningkatkan efisiensi dan efektivitas secara keseluruhan, dimana dalam menerapkan prinsip ini memerlukan pemahaman terhadap dinamika pasar lokal, perilaku konsumen, dan nuansa budaya. Beberapa cara perusahaan dalam menerapkan prinsip lean dalam pemasaran digital:

Penerapan pemasaran digital ramping diperlukan di masa depan karena dapat berkontribusi pada kesuksesan perusahaan secara keseluruhan dengan mengoptimalkan proses, meningkatkan kepuasan pelanggan, dan menumbuhkan budaya inovasi dan efisiensi. Perusahaan yang menganut prinsip lean memiliki posisi yang lebih baik untuk beradaptasi terhadap perubahan kondisi pasar dan memberikan nilai berkelanjutan kepada pelanggannya. Untuk keberhasilannya, diperlukan analisis laporan industri, mempelajari perilaku konsumen, dan tetap mengetahui tren dan perkembangan terkini dalam lanskap digital Indonesia.