Technology Trends

Sejumlah Prediksi Tren Teknologi AI pada 2024

Ilustrasi teknologi digital. [Shutterstock]

Adopsi teknologi AI untuk kebutuhan bisnis semakin meningkat. Kehadiran teknologi menjadi proses bisnis menjadi efektif dan efisien dan meminimalisasi human error. Pada tahun 2024 mendatang, tren penggunaan teknologi AI di semua lini diprediksi semakin bertambah.

Catharina Hadiningtyas selaku Country Manager Indonesia Pure Storage mengatakan AI akan menciptakan perubahan besar di cloud computing. Pihaknya melihat akan ada perubahan besar di area cloud computing dengan munculnya generasi penyedia cloud yang terspesialisasi pada layanan khusus AI seperti cloud unit pemrosesan grafis akan mendisrupsi status quo yang sudah ada sebelumnya yaitu IaaS hyperscalers.

“Hyperscalers jenis baru ini akan dengan cepat tumbuh, karena banyak penyedia cloud meminta jalur kemitraan mereka untuk membuat manufaktur chip unit pemrosesan grafis demi menjawab kebutuhan pelanggan yang semakin banyak. Aktivitas M&A akan terjadi di area ini karena hyperscalers yang ada bergerak untuk mengakuisisi kemampuan cloud AI,” ujarnya.

Selanjutnya Pure Storage memprediksi pada 2024 kedaulatan cloud akan semakin meningkat, berdasarkan peraturan yang lebih mengikat berkaitan dengan penggunaan dan lokasi data, terutama dalam industri seperti industri keuangan. Selain itu, sistem AI seperti GenAI, makin meningkatkan pembahasan terkait kedaulatan selama proses pelatihan.

“2024 akan kami lihat bangkitnya kedaulatan cloud, karena banyak organisasi merespons peraturan pemerintah yang meminta mereka untuk menyimpan data di dalam yurisdiksi supaya memiliki kontrol yang lebih banyak. Negara-negara yang akan memimpin antara lain Australia, New Zealand, Jepang dan Indonesia,” ungkapnya.

Pada 2024, departemen TI akan diminta berkontribusi lebih banyak dalam mendukung tujuan keberlanjutan lingkungan di perusahaan. Mengingat usaha-usaha keberlanjutan lingkungan semakin meningkat, departemen TI akan semakin dituntut untuk lebih berperan dalam program keberlanjutan perusahaan.

Sebelumnya, kata Catharina, mereka diminta untuk dapat melakukan efisiensi energi di departemen mereka saja. Tetapi saat ini juga terdapat permintaan bagi TI untuk dapat berperan aktif dalam meningkatkan efisiensi energi bagi seluruh perusahaan.

“Kami akan mulai melihat kolaborasi yang lebih luas antara chief technology officer, chief digital officer dan head of sustainability untuk memastikan peran TI dalam mencapai tujuan keberlanjutan makin besar. Satu area di mana TI dapat menunjukkan dampak langsung adalah dengan membuat standarisasi perangkat lunak. Beberapa pihak memperkirakan jika 90% energi terbuang percuma untuk perangkat lunak yang tidak efisien,” kata Catharina.

Selain itu pada 2024 juga diprediksi akan ada kekurangan sumber daya manusia (SDM) yang berfokus pada AI. Di manapun teknologi baru muncul, dia melihat permintaan SDM dan pengetahuan di area tersebut meningkat dan ini tidak ada bedanya dengan AI Generatif. Perebutan SDM akan menyebabkan gaji meningkat dan bakal banyak proyek AI melambat karena kekurangan SDM.

Selain AI Generatif, kekurangan SDM juga akan muncul di bidang-bidang penting seperti cloud computing, kubernetes, arsitektur data, dan cybersecurity. Perebutan SDM akan terjadi bahkan di industri yang secara tradisional kurang dimotori oleh teknologi seperti pertanian, kehutanan, dan perikanan karena mereka akan beralih ke analitik data.

“Para profesional di bidang IoT, analitik data, AI, dan teknologi lingkungan akan lebih banyak dicari untuk industri ini. SDM akan menjadi salah satu penghambat terbesar untuk memperluas adopsi AI,”ungkapnya.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved