Trends

Pegadaian Syariah Mudah Diakses dan Memanjakan Nasabah

Foto : Instagram Pegadaian Syariah.

Gumilar Rachdityo Mumpuni menyambangi kantor cabang Pegadaian di Pondok Labu, Jakarta Selatan pada Selasa pekan ini. Unik, demikian sapaan akrabnya, menggadaikan cincin emas berlapis berlian. Dia memperoleh dana Rp 1 juta. “Untuk dana darurat karena anak sedang sakit,” ujar Unik saat dihubungi SWAonline pada Sabtu (20/1/2024). Anaknya Unik sejak Selasa pekan dirawat inap di RS Brawijaya, Jakarta.

Keputusan Unik menggadaikan asetnya itu agar menjaga arus kasnya. Dia sejak 2020 seringkali menggadaikan perhiasan emas di Pegadaian. “Perhiasan emas milik saya dan barang-barang elektronik dan kamera punya suami pernah digadaikan untuk mendapat dana tunai modal usaha di pandemi Covid-19 tahun 2020. Saya menggunakan uang dari gadai ini sebagai modal usaha berbisnis jilbab dan kuliner,” tutur Unik yang mendapatkan pemutusan hubungan kerja (PHK) di di Agustus 2020.

Dana dari gadai dan uang pesangon dari kantornya dikombinasikan sebagai modal usaha. Dia bersama suaminya berbisnis jilbab di platform digital yang berjenama unik.and.i (@unik.and.i) serta kuliner, Pawonsidji dan Sidji Ramen. “Cincin emas ada yang digadaikan di Pegadaian cabang Karang Tengah dan Cinere. Saya mendapat pinjaman dari produk Gadai Syariah di Pegadaian Karang Tengah dan Cinere. Saya juga pernah gadai perhiasan dengan skema konvesional di Pegadaian cabang Cilandak dan Pondok Labu,” ucap Unik yang berdomisili di Cinere, Depok, Jawa Barat.

Dia mengatakan rutin menggadaikan asetnya di Pegadaian lantaran mudah mengakses jasa dan layanan di kantor cabang Pegadaian tersebut. Seringnya, Unik menggadaikan di Pegadaian Cinere. Walau Unik mengunduh aplikasi Pegadaian, wanita berhijab ini seringnya menyambangi kantor Pegadaian.

Lama-kelamaan, Unik akrab dengan para karyawan Pegadaian itu. “Hubungannya sangat kekeluargaan, khususnya yang di Cinere karena saya sering gadai perhiasan emas di sini. Petugasnya seringkali menawarkan produk lainnya, misalnya KUR,” tutur Unik seraya menyebutkan dirinya dijuluki Sobat Gadai lantaran sering menggadaikan asetnya itu.

Dia mengatakan kerapkali diinformasikan mengenai beragam produk Pegadaian, diantaranya Gadai Syariah.”Saya diberitahukan mengenai istilah Marhun Bih,” ucapnya.Istilah ini merujuk pembiayaan di skema Gadai Syariah.

Unik memperoleh kemudahan untuk menggadaikan asetnya. “Gampang banget prosesnya,” ungkap Unik yang menikah dengan suaminya pada 2019. Setiap tahun, lanjut Unik, sang suami memberikan cincin emas kepadanya sebagai kado pernikahan. Nah, asetnya ini yang seringkali digadaikan. “Jangka pembayaran cicilan di Gadai Syariah sekitar 6 bulan,” imbuhnya seraya menyebutkan dirinya masih ada Gadai Syariah di Pegadaian cabang Cinere.

Sumber : Pegadaian Syariah.

Pacu Transformasi Berkelanjutan

Pegadaian Syariah merupakan merupakan Unit Usaha Syariah (UUS)yang dibesut PT Pegadaian. Anak usaha PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk ini juga memberikan layanan konsumen yang andal. Ini terefleksikan dari karyawan Pegadaian terus berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik bagi nasabah. Ketulusan melayani yang dilakukan karyawan Pegadaian diganjar penghargaan Indonesia Customer Service Quality Award 2023 dengan kategori Excellent, yang diselenggarakan oleh majalah SWA.

Perusahaan ini rajin mengadopsi praktik bisnis termutakhir, diantaranya, menyodorkan Gadai Syariah, melakukan digitalisasi, mengubah budaya kerja pegawai, mendiversifikasi produk, mengintegrasikan produk dan gerai dengan BUMN di holding ultra mikro, menambah omnichannel, mengintegrasikan dan mengoptimalisasi aset, memperluas jangkauan layanan, hingga menambah produk untuk seluruh segmen.

BUMN ini memacu mengakselerasi transformasi yang dipicu sejumlah faktor, antara lain kompetisi bisnis gadai yang kian ketat lantara semakin banyaknya perusahaan pegadaian swasta yang menggarap segmen gadai, adanya perusahaan teknologi finansial peer to peer lending, multifinance, dan bank syariah yang memberikan layanan sejenis Pegadaian.

Perusahaan ini memperluas jangkauan layanan. Karena itu, Pegadaian bersama BRI dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) membuka lokasi bersama (co-location) untuk memberikan akses pelayanan terpadu sehingga masyarakat dapat menggunakan produk dan layanan ketiga perusahaan ini di satu tempat. Tantangan lainnya adalah mayoritas nasabah Pegadaian adalah ibu rumah tangga yang relatif belum adaptif dalam mengadopsi teknologi.

Nah, Pegadaian menggencarkan pembaruan agar produk dan layanannya tetap relevan di bisnis gadai. Misalnya, Pegadaian Syariah yang produknya beragam, antara lain Gadai Emas Syariah, Pembiayaan Prosi Haji, Cicil Kendaraan, Cicil Emas, dan Pegadaian Remittance.

Pegadaian tetap ada di inti bisnis gadai, tetapi mendiversifikasi produk sesuai dengan kemajuan zaman saat ini. Kemudian, Pegadaian menyelaraskan dengan model bisnis BRI agar jangkauan semakin luas. Lalu, merambah bisnis lain yang sesuai dengan kemampuan. mencetak talenta terbaik dan menggulirkan belanja modal untuk pengembangan teknologi serta tata kelola perusahaan yang baik (good coproate governance/GCG).

Agar menyokong hal itu, Pegadaian menggelar program transformasi bertajuk G-5tar+ (G Star Plus) yang mencakup aspek Grow Core, Go Further, Grab New, Gen-Z Tech, Groom Talent, dan Good Governance & Culture. Strategi transformasi ini diimplementasikan berkesinambungan untuk mencapai visi Pegadaian menjadi The Most Valuable Financial Company di Indonesia dan Agen Inklusi Keuangan Pilihan Utama Masyarakat di 2024. ”Ini adalah transformasi untuk long-term sustainability. Ada dua hal dasar yang kami ubah, yakni culture dan digital. Digital melingkupi bisnis dan supporting,” ujar Direktur Utama Pegadaian, Damar Latri Setiawan, kepada SWA beberapa waktu lalu.

Direktur Utama Pegadaian, Damar Latri Setiawan. (Foto : Istimewa).

Pelan tapi pasti, transformasi itu menuai hasil. Dulu, insan Pegadaian cenderung pasif menangkap peluang bisnis. Kini, karyawan menjemput bola. Kemudian, tata ruang gerai dan kantor Pegadaian diremajakan. Yang tak kalah penting, kantor atau gerai itu memiliki kepala penjual, eksekutif pemasaran, dan tenaga penjual yang mahir mengolah data dan mengimplementasikan digitalisasi yang berdampak terhadap kinerja bisnis dan kualitas pelayanan konsumen.

Dari segi transformasi jaringan, kanal (channel) pelayanan dan penjualan telah berkembang menjadi omnichannel dari sebelumnya satu kanal saja. Dari segi transformasi produk, Pegadaian pada era sebelumnya hanya bisa menawarkan layanan gadai. Sekarang, produk dan layanannya bermacam-macam. Misalnya saja Gadai Tabungan Emas, Gadai Efek, Gadai Harian, dan Gadai Express yang dijemput barangnya ke rumah.Ada juga produk non-gadai, seperti gold card, digital lending, cicil perhiasan, cicil kendaraan, dan KUR syariah.

Selanjutnya, terkait transformasi supporting, mayoritas karyawan Pegadaian, yakni 75%-80% dari total jumlah pegawai adalah generasi milenial. Budaya hierarki telah sirna sehingga pergerakan karyawan lebih lincah untuk menyokong inovasi bisnis. Pegadaian menggunakan sistem Squad yang di dalamnya ada jabatan dan divisi.

Sebelum transformasi, nasabah Pegadaian adalah ibu-ibu rumah tangga dan nilai pinjamannya kecil. Setelah transformasi, produk dan layanan kami masuk ke semua kalangan dan masuk ke pembiayaan besar dengan rate bersaing, produknya beragam, sudah ada beragam fitur non-gadai dengan portofolio yang besar, melayani transaksi dan layanan secara digital, bunga pinjaman sangat fleksibel, dan pengunaan teknologi terkini.

Untuk mempermulus program transformasi di era selanjutnya, dicanangkan pula program Kuatkan Transformasi pada 2023 dan Sukseskan Transformasi di 2024. Jajaran direksi dan insan Pegadaian bertekad menggaungkan transformasi, mengasah budaya inovasi dan mengeksekusi program, serta mengintegrasikan sistem agar tujuan transformasi tercapai sesuai dengan target.

Adapun, laba bersih Pegadaian pada kuartal III/2023 senilai Rp 3,2 triliun atau tumbuh sebesar 35,52% dari Rp 2,4 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan kinerja ini didorong oleh peningkatan jumlah nasabah menjadi 23,5 juta nasabah, melonjak sebesar 10,88% dari 21,2 juta nasabah pada September 2022. Penyaluran pinjaman (omzet) pembiayaan tumbuh 14,81%, naik menjadi Rp 150 triliun dari Rp 130,6 triliun.

Damar menyampaikan bahwa pencapaian tersebut turut dihasilkan dari kinerja holding ultra mikro. “Melalui holding BUMN ultra mikro, Pegadaian berhasil mendorong bisnis pembiayaan mikro lewat produk gadai maupun investasi lewat produk non gadai. Bersama BRI dan PNM, Pegadaian bersatu untuk mengembangkan UMKM, dengan menyalurkan pembiayaan kredit usaha rakyat (KUR) syariah dan kredit umum pedesaan (Kupedes) BRI untuk mendukung UMKM Indonesia naik kelas,” kata Damar dalam keterangan tertulisnya. (*)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved