Trends Economic Issues

Citi GPS: Rantai Pasokan Tidak Lagi dalam Kondisi Krisis

Citibank melalui Citi Global Perspectives & Solutions (Citi GPS) merilis laporan terbaru bertajuk ‘Pembiayaan Rantai Pasok: Membangun Ketahanan Saat Definisi Baru Global Muncul’. Laporan tersebut menyoroti lanskap global yang terus berkembang dengan inovasi teknologi yang transformasional dan pergeseran geopolitik.

Citi menekankan perlunya peningkatan ketahanan dalam rantai pasok global. Di tengah inovasi teknologi yang transformatif, peningkatan ketahanan tidak dapat dipungkiri. Hampir setiap negara dan perusahaan berfokus pada keamanan, baik dari aspek pangan, air, energi, siber, keuangan, maupun operasional. Oleh karenanya, banyak perusahaan atau negara melakukan konfigurasi ulang rantai pasok untuk memenuhi permintaan pelanggan atau pemangku kepentingan lainnya.

Teknologi sangat penting bagi banyak perkembangan baru dalam pembiayaan perdagangan. Inovasi seperti kecerdasan buatan dan internet of things dapat meningkatkan efisiensi operasional perusahaan, memangkas biaya, mengurangi penipuan, dan meningkatkan transparansi di seluruh rantai pasokan.

“Satu hal yang perlu diperhatikan adalah semua pihak harus berkomitmen untuk meningkatkan kualitas dan aksesibilitas data yang mendukung solusi ini. Kabar baiknya adalah survei kami menunjukkan bahwa rantai pasokan tidak lagi berada dalam kondisi krisis. Meningkatnya fokus pada ketahanan telah melahirkan era baru diversifikasi, dan seiring dengan adaptasi dunia usaha dan negara terhadap era ini,” ujar CEO Citibank Indonesia Batara Sianturi dalam rilis resminya, Senin (29/01/2024).

Citi menilai ada beberapa manfaat nyata terhadap pertumbuhan ekonomi. Pertama, seiring meningkatnya permintaan terhadap ketahanan dan keberagaman, peluang untuk pemain kecil terlibat dalam perdagangan global semakin besar, termasuk pemasok di negara berkembang.

Kedua, peningkatan fokus pada ketahanan dan investasi pada rantai pasok menciptakan diversifikasi perekonomian. Contoh di wilayah Indo-Pasifik adalah Malaysia, Thailand, dan Vietnam. Di wilayah lain yaitu Timur Tengah, Arab Saudi, UEA dan lainnya sedang menjalani transformasi dalam upaya melakukan diversifikasi dari minyak. Kami juga melihat banyak negara dan perusahaan melakukan diversifikasi rantai pasokan mereka di sektor tertentu.

Ketiga, diversifikasi menciptakan koridor perdagangan baru. Brazil melakukan lebih banyak perdagangan dengan India dan China daripada dengan Argentina. Timur Tengah saat ini lebih terhubung dengan Asia daripada Eropa. Hampir 30% perusahaan multinasional yang disurvei pada laporan ini mengindikasikan bahwa mereka menerapkan strategi ‘China Plus one’ dalam rangka membangun ketahanan yang lebih besar, dengan Vietnam dan Thailand menjadi negara utama dalam rencana ekspansi mereka.

Seiring sistem lama akan terus terdisrupsi, era baru diversifikasi akan berkembang untuk memenuhi tuntutan baru. Namun perubahan ini tidak akan terjadi secara instan. Terutama pada rantai pasok dan hubungan perdagangan yang memerlukan waktu bertahun-tahun untuk dibangun.

“Seiring dengan perubahan lanskap global, Citi terus menggunakan keahlian kami untuk mendukung klien dalam mengatasi tantangan global, mendukung kebutuhan lintas batas, dan mengarungi era baru diversifikasi untuk memastikan masa depan yang tangguh dan terkoneksi,” ujarnya.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved