Trends Economic Issues

Pemerintah Patok Target Sasaran Inflasi 2024 – 2027 Sekitar 2,5%

Pemerintah bersama BI patok target inflasi 2,5% tiga tahun ke depan. (dok BI)

Pemerintah bersama Bank Indonesia menargetkan sasaran inflasi pada tahun 2025, 2026 dan 2027 sebesar 2,5%+1. Sasaran inflasi ini diharapkan dapat menjangkar ekspektasi inflasi ke depan, menjaga daya saing perekonomian, dan mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

Tim Pengendali Inflasi Pusat (TPIP) menyepakati sasaran inflasi 3 (tiga) tahun ke depan tersebut sebagai tindak lanjut akan berakhirnya Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No.101/PMK.010/2021 tentang Sasaran Inflasi Tahun 2022, 2023, dan 2024. “Kami harapkan, inflasi 2024 tetap terjaga stabil dan menjadi fondasi yang kuat bagi pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan inklusif,” kata Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam siaran pers di Jakarta.

Selain menyepakati target inflasi untuk tiga tahun ke depan, TPIP juga sepakat untuk menjaga inflasi dalam kisaran sasaran 2,5±1% pada 2024. Diketahui pencapaian inflasi Indonesia pada tahun 2023 tercatat sebesar 2,61% (yoy), terjaga stabil dalam rentang sasaran target 3±1%.

Realisasi tersebut menurun dibandingkan tahun 2022 yang mencapai 5,51% (yoy) dan menjadi yang terendah dalam dua dekade terakhir. Hal itu membuat inflasi Indonesia menjadi salah satu yang terendah di antara negara-negara G20 lainnya, misalnya Argentina (211% yoy), Turki (64,77% yoy), Rusia (7,40% yoy), India (5,69% yoy), Afrika Selatan (5,10% yoy), Inggris (4,00% yoy) dan Amerika Serikat (3,40% yoy).

“Pencapaian tersebut juga didukung oleh mayoritas inflasi gabungan kota IHK (provinsi) yang masuk dalam kisaran sasaran. Kami mengapresiasi kepada Gubernur Bank Indonesia, Menkeu, Mendagri dan para pimpinan Kementerian atau lembaga lainnya atas koordinasi dan sinergi sehingga berhasil mengembalikan inflasi Indonesia pada kisaran sasaran,” tutur Menko Perekonomian usai meeting TPIP (29/01/2024).

Lebih lanjut, untuk Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) terkendali, namun inflasi volatile food (VF) masih cukup tinggi, sedangkan inflasi inti dan administered price (AP) menurun. Komoditas pangan yang menjadi penyumbang utama inflasi tahun lalu yakni beras (0,53%) dan cabai merah (0,24%).

Untuk mengendalikan inflasi pada tahun 2024, pemerintah bersama Bank Indonesia akan melakukan sejumlah strategi di antaranya pertama melaksanakan kebijakan moneter dan fiskal yang konsisten dengan upaya mendukung pengendalian inflasi dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Kedua Mengendalikan inflasi kelompok Volatile Food agar dapat terkendali di bawah 5%, dengan fokus pada komoditas beras, aneka cabai, dan aneka bawang.

Ketiga menjaga ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi pangan untuk memitigasi risiko jangka pendek, termasuk mengantisipasi pergeseran musim panen dan peningkatan permintaan menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN). Keempat memperkuat ketahanan pangan melalui upaya peningkatan produktivitas dan hilirisasi pangan.

Kelima memperkuat ketersediaan data pasokan pangan untuk mendukung perumusan kebijakan pengendalian inflasi. Keenam memperkuat sinergi TPIP dan TPID antara lain melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dan ketujuh memperkuat komunikasi untuk menjaga ekspektasi inflasi.

“Ke depan, TPIP akan terus memperkuat sinergi dengan melanjutkan implementasi kebijakan dan program kerja sebagaimana pada peta jalan pengendalian inflasi tahun 2022–2024, melalui penguatan program GNPIP di berbagai daerah. Sinergi kebijakan yang ditempuh Pemerintah dan Bank Indonesia akan difokuskan pada implementasi berbagai inovasi program untuk memperkuat kesinambungan pasokan dan meningkatkan kelancaran distribusi,” kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo.

Capaian inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) 2023 yang lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya juga didukung konsistensi kebijakan Bank Indonesia yang pro-stability diiringi sinergi erat Bank Indonesia bersama pemerintah dalam TPIP-TPID melalui program GNPIP di berbagai daerah. Respons kebijakan diarahkan untuk menjaga keterjangkauan harga termasuk harga pangan, memperkuat ketersediaan pasokan, memastikan kelancaran distribusi, dan memperkuat strategi komunikasi, guna menahan tekanan inflasi.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved