Marketing Trends

Tuai Pro Kontra, UMKM Harap Kebijakan Return Barang di E-Commerce Dievaluasi

Platform e-commerce Shopee baru-baru ini meluncurkan program garansi bebas pengembalian, yang memungkinkan pembeli untuk mengembalikan produk. Program ini tidak hanya berlaku ketika pesanan tidak sesuai, tetapi juga ketika pembeli berubah pikiran saat pesanan tiba, selama memenuhi syarat dan ketentuan yang berlaku.

Program ini menuai pro dan kontra di media sosial dan pelaku UMKM, yang mengeluhkan kebijakan ini. Mereka menilai jika barang sudah dibuka oleh pembeli, hal ini merugikan UMKM yang sudah mengeluarkan modal untuk packing pengiriman, belum lagi biaya admin yang terus naik.

Menanggapi hal ini, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) Edy Misero mengatakan bahwa ini adalah layanan baru yang diberikan oleh salah satu e-commerce. Edy menjelaskan program tersebut menuntut penjual untuk lebih selektif dalam menyiapkan produknya. “Ini karena jika produk yang dikirim tidak sesuai, penjual yang akan mengalami kerugian karena bisa jadi harus menanggung ongkos kirim,” kata Edy, Rabu (28/02/2024)..

Edy menekankan pentingnya informasi yang jelas dari penjual kepada pembeli, terutama dalam hal visualisasi dan spesifikasi produk. Hal ini bertujuan agar transaksi dapat selesai dengan baik dan produk dapat diterima dengan baik oleh konsumen.

Edy juga menegaskan perlunya peningkatan kualitas produk oleh penjual UMKM untuk menghindari risiko pengembalian barang yang dapat merugikan mereka. “UMKM itu harus selektif saat pemesanan. Informasinya harus jelas. Visualisasinya jelas, spesifikasinya jelas, sehingga pada saat terjadi transaksi kita berharap bahwa transaksi itu close, terus transaksi itu berhasil diterima dengan baik,” tutur Edy.

Untuk mengetahui dampak program ini secara keseluruhan, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut. Jika dampaknya signifikan, para penjual UMKM kemungkinan akan mengeluarkan keluhan. Hal ini terkait dengan risiko yang ditanggung oleh penjual, karena barang yang sudah digunakan oleh pembeli tidak mungkin dikembalikan lagi.

“Untuk dampaknya, kami perlu meneliti lebih jauh dulu perkembangannya bagaimana. Pasti kalau dampaknya banyak, para reseller juga akan berteriak,” ujar dia.

Edy juga menyampaikan harapannya terkait platform penjualan online ke depan, yaitu agar tidak ada pihak yang merugi baik penjual maupun konsumen. Semangatnya adalah agar kedua belah pihak saling mendukung untuk mengembangkan perekonomian bangsa. Oleh karena itu, UMKM perlu bersiap untuk menjadi penjual yang sukses dengan mempersiapkan produk terbaik mereka.

“Dari sisi platform-nya, sebagai pasar yang mempertemukan penjual dan pembeli, sejak awal juga harus memberikan warning kepada reseller ‘eh siapin barang-barangnya yang bagus ya, jangan sampai kita sudah capek ini ternyata diretur. Jadi ada pembinaan di situ,” ungkapnya.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved