Management

UNVR Perluas Layanan Isi Ulang Produk U-Refill dengan Bank Sampah

UNVR Perluas Layanan Isi Ulang Produk U-Refill dengan Bank Sampah
Unilever perluas layanan isi ulang produk dengan menggandeng bank sampah binaan. (dok UNVR)

Secara global, jumlah sampah plastik yang mencemari ekosistem laut diprediksi meningkat hampir tiga kali lipat pada 2040 apabila tidak ada upaya pencegahan. Kondisi ini pun terjadi di Indonesia yang menghasilkan 12,87 juta ton sampah plastik selama 2023 – 408.885 ton di antaranya berakhir di lautan setiap tahun.

Pemerintah dalam mengatasi permasalahan sampah plastik adalah mewajibkan produsen untuk menyusun langkah-langkah untuk mengurangi sampah plastik yang berasal dari produk dan kemasan produk serta wadahnya melalui Permen LHK Nomor 75 Tahun 2019. Upaya dapat dilakukan dengan meredesain produk, kemasan produk serta wadahnya dan menerapkan Extended Producer Responsibility (EPR).

“Dengan EPR ini produsen mengambil kembali plastik pasca konsumsi untuk didaur ulang kembali menjadi produk kembali atau produk lain sehingga sistem ekonomi sirkular dapat berjalan. Untuk penerapan ekonomi sirkular, produsen dapat bekerja sama dengan bank sampah, TPS3R, industri daur ulang, sehingga dari pengelolaan sampah plastik ini dapat menghasilkan nilai ekonomi yang menjanjikan,” kata Direktur Pengurangan Sampah KLHK RI Vinda Damayanti Ansjar.

Pemerintah percaya salah satu upaya agar sistem ekonomi sirkular yang efektif adalah melalui bank sampah. Saat ini, keberadaan 27.631 unit bank sampah di seluruh Indonesia telah membawa pengaruh signifikan di sejumlah sektor, antara lain ekonomi dengan total omzet bank sampah mencapai rata-rata Rp2,8 miliar per bulan, sosial yang mampu menyerap tenaga kerja hingga ratusan ribu orang dan lingkungan yang berhasil mengumpulkan sampah mencapai 136.860,20 ton, dengan jumlah sampah yang dimanfaatkan dan didaur ulang sebesar 5.227,73 ton kubik.

“Terkait sampah plastik, bank sampah juga menjadi wadah yang efektif untuk mengurangi beban limbah plastik yang tercecer di TPA maupun lingkungan. Bank sampah dapat meningkatkan daur ulang plastik, dan memberinya nilai ekonomi sesuai pedoman 3R (reuse, reduce, recycle),” ucapnya.

Head of Division Environment & Sustainability Unilever Indonesia Foundation Maya Tamimi menerangkan, sejak 2008, perusahaan telah membina 4.000 bank sampah di 50 kabupaten/kota yang tersebar di 11 provinsi. Kemitraan ini telah membawa banyak kemajuan bagi masyarakat dan lingkungan.

“Dari segi ekonomi, penjualan sampah plastik yang dilakukan mitra pengumpulan sampah plastik telah ikut membantu perekonomian dan kesejahteraan mereka. Di sisi sosial, kegiatan pengumpulan sampah turut mendorong partisipasi masyarakat, sementara pada aspek lingkungan, selama 2022 jumlah pengumpulan sampah anorganik – termasuk plastik – dari bank sampah binaan dan jaringannya telah mencapai lebih dari 28.633 ton,” kata Maya.

Melihat peran bank sampah yang begitu luas, Unilever Indonesia memperkenalkan sistem isi ulang produk U-Refill, yang tersedia di bank sampah binaannya. Sistem ini adalah contoh penerapan ekonomi sirkular yang mengedepankan pentingnya perilaku bijak sampah, yaitu penggunaan kembali dan daur ulang, serta pengurangan penggunaan plastik.

Di 817 titik gerai yang berpartisipasi, termasuk di bank sampah, konsumen dapat membeli produk Rinso, Sunlight dan Wipol tanpa kemasan. Mereka cukup membawa kemasan bekas atau kosong untuk diisi ulang, dan membeli produk dengan harga yang lebih ekonomis.

Selama setahun beroperasi, U-Refill telah mengurangi penggunaan plastik sebanyak kurang lebih 6 ton dari lebih dari 91.000 liter produk yang terjual – menjangkau kurang lebih 6.000 pelanggan. Selain itu, 30.000 masyarakat telah terpapar dengan informasi tentang isi ulang, dan berpotensi untuk berpartisipasi menjaga lingkungan.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved