My Article

Ramadan Momentum Mengembangkan Eksyar

Oleh Editor
Ramadan Momentum Mengembangkan Eksyar
Jusuf Irianto, Guru Besar Departemen Administrasi Publik FISIP Universitas Airlangga

Selain wajib berpuasa, di bulan Ramadan umat Islam disunahkan menjalankan berbagai ibadah lain, misalnya, silaturrahiim. Menyambung tali persaudaraan berperan penting untuk mengembangkan ekonomi syariah (eksyar) lebih kuat melalui sinergi antar stakeholders.

Sinergi stakeholders diinisiasi telah diinisiasi oleh Bank Indonesia (BI) melalui berbagai program dan events. Akhir Februari lalu misalnya, BI merilis Kajian Ekonomi dan Keuangan Syariah Indonesia (KEKSI) 2023 dan Seminar Nasional Sharia Economic and Financial Outlook (ShEFO) 2024 yang melibatkan berbagai pihak bertujuan mengembangkan pertumbuhan eksyar.

BI memprediksikan pertumbuhan eksyar tahun 2024 bakal mencapai 4,7%-5,5%. Prediksi pertumbuhan eksyar tersebut sejalan dengan perhitungan ekonomi nasional yang diperkirakan juga mengalami pertumbuhan pada besaran angka yang nyaris sama.

Pertumbuhan eksyar 2024 didukung oleh pembiayaan perbankan syariah dengan proyeksi pertumbuhan mencapai double digit (10-12%). BI menunjukkan pertumbuhan pembiayaan syariah untuk sektor riil pada 2023 mencapai 15,8%. Dengan potensi jumlah penduduk muslim amat besar, pembiayaan syariah 2024 diharapkan terus meningkat.

Catatan BI menggambarkan pertumbuhan pembiayaan syariah yang menyasar berbagai sektor riil sangat impresif, yakni di atas pertumbuhan kredit perbankan secara keseluruhan. Adapun pertumbuhan pembiayaan perbankan nasional pada 2023 lalu hanya mencapai 10,5%.

Kinerja pertumbuhan eksyar yang mengesankan mampu menarik perhatian dunia. Dalam Laporan Global Islamic Economy Indicator yang dirilis di Dubai tahun 2023 menyebutkan posisi Indonesia di peringkat ketiga dunia atau naik dari peringkat keempat pada tahun sebelumnya.

Namun, di balik kinerja eksyar yang impresif terdapat sejumlah masalah yang patut diperhatikan. Di antara masalah tersebut adalah terkait dengan proporsi aset keuangan syariah yang sangat rendah terhadap total aset nasional, yakni hanya 10,81%.

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengungkapkan di 2023 total aset nasional mencapai nilai 11.000 triliun rupiah. Kemenkeu menunjukkan sebagian besar aset nasional potensial dapat dikembangkan sehingga memberi nilai tambah lebih tinggi dan kontributif bagi perekonomian.

Karena itu, peningkatan proporsi aset eksyar bukan mustahil dicapai mengingat mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam. Di bulan Ramadan ini perlu dijalin silaturahiim memperkuat sinergi BI, pemerintah, dan stakeholder lain guna meningkatkan proporsi aset eksyar.

Pengembangan eksyar dapat diwujudkan pula melalui peningkatan kapasitas lembaga. Penguatan kelembagaan ditopang UU 4/2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (P2SK) sebagai insiatif pemerintah untuk mengembangkan eksyar secara konsisten.

Dalam UU P2SK diatur ketentuan perluasan bisnis dan spin-off bagi berbagai unit usaha syariah berupa bank, pasar modal, dan industri non-bank. Regulasi terkait pemisahan unit usaha. Bagi lembaga bank atau asuransi syariah harus memenuhi syarat agar dapat melakukan spin-off.

Penguatan lembaga eksyar memicu keleluasaan atau fleksibilitas pengembangan unit usaha melalui investasi. Ruang lingkup kegiatan juga lebih luas serta didukung peluang untuk menggalang kerja sama. Dengan sinergi antar stakeholders, peningkatan aset keuangan syariah dapat lebih optimal melalui financing maupun resharing financing.

Lembaga eksyar diharapkan kian efisien, efektif dan terintegrasi dalam perekonomian digital. Efisiensi berdampak pada penurunan biaya operasional dan peningkatan profit-margin. Dengan efisiensi, lembaga eksyar lebih berdaya saing dan meraih berbagai tujuan lebih efektif.

Pembiayaan untuk ESG

Sinergi antar stakeholders dan penguatan kelembagaan merangsang pertumbuhan eksyar nasional mampu menjangkau pembiayaan secara berkelanjutan atau ESG (Environmental Social Governance). Pada 2023, bank syariah nasional mampu mencatatkan kinerja pembiayaan ESG sangat baik.

Sebagai misal, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mampu mengembangkan pembiayaan untuk ESG. Hingga pertengahan 2023, portfolio pembiayaan ESG bank syariah terbesar ini mampu mencapai Rp52,6 triliun (23,77%) dari total pembiayaan alias tumbuh 4,99% secara year on year (yoy).

Sementara bank syariah lain yakni PT Bank Muamalat Indonesia Tbk., menyalurkan kredit untuk ESG sebesar Rp 1,3 triliun atau meningkat sebesar 63% yoy. Sebagian besar pembiayaan disalurkan untuk sektor transportasi ramah lingkungan serta tatakelola sumber daya alam dan lahan berkelanjutan.

Kinerja pembiayaan untuk ESG pada 2024 diharapkan mencapai level yang lebih baik jika dibandingkan tahun 2023. Pembiayaan ESG tahun 2024 diperkirakan akan tumbuh sebesar 50%. Mayoritas pembiayaan bakal digunakan untuk ekonomi hijau didukung entitas perbankan syariah secara sinergis.

Edukasi Eksyar

Seluruh pelaku eksyar nasional terus dipacu lebih dinamis dengan memperkokoh pondasi manajerial. Penguatan kelembagaan eksyar dilakukan melalui peningkatan literasi manajerial yang digagas oleh BI dengan melibatkan stakeholders terkait.

Program literasi manajerial bagi pelaku eksyar berfokus penyelenggaraan edukasi untuk meningkatkan pemahaman terhadap bisnis dan industri halal. Pelaku eksyar diharapkan kian memahami pengembangan industri yang diarahkan pada sektor halal food dan fesyen muslim.

Sementara pengembangan halal food melalui penciptaan ekosistem yang menekankan penguatan sektor pertanian, perikanan, dan peternakan dengan melibatkan pondok pesantren. Pengembangan eksyar pun menyentuh pada jaminan produk halal dan peningkatan kapasitas rumah potong hewan.

Sementara pengembangan eksyar secara edukatif dilakukan melalui pengembangan ekosistem produk halal berorientasi ekspor menyasar produk fesyen. Penyelenggaraan event fesyen muslim nasional kini menjadi rujukan dunia didukung skills pelaku eksyar yang terus meningkat melalui program pendidikan dan pelatihan.

Program pelatihan dan sosialisai intensif dilakukan BI secara sinergis melibatkan berbagai lembaga pendidikan bertujuan meningkatkan wawasan, skills, dan kemampuan pemasaran hasil produksi. Program pelatihan dirancang untuk penguatan brand awareness yang mengusung produk fesyen muslim dengan tema ready to wear.

Produk fesyen muslim yang dibuat oleh pengusaha lokal membidik segmen pasar high end premium. Langkah ini merupakan bentuk nyata penguatan kelembagaan untuk mengembangkan eksyar didukung kemampuan memanfaatkan momentum Ramadan. Seperti waktu sebelumnya, selama Ramadan konsumsi masyarakat cenderung meningkat memicu pertumbuhan eksyar.

Pengembangan eksyar menimbang akselerasi penguatan kelembagaan baik secara sosial maupun komersial. Mendinamisasi eksyar nasional ditempuh BI melalui inovasi produk keuangan guna mendukung pelaku bisnis berupa pembiayaan syariah secara berkelanjutan.

BI berinovasi mengembangkan syariah blended finance baik sosial maupun komersial melalui berbagai program semisal KEKS dan ShEFO, serta memanfaatkan berbagai momentum. Ramadan 2024 kali ini adalah momentum terbaik untuk mengembangkan eksyar.

Bagaimana menurut anda?

Penulis: Jusuf Irianto Guru Besar Departemen Administrasi Publik FISIP Universitas Airlangga


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved