Economic Issues

Posisi Investasi Internasional RI pada 2023 Naik, Tembus US$260 Miliar

Posisi Investasi Internasional RI pada 2023 Naik, Tembus US$260 Miliar
BI mencatat PII Indonesia keseluruhan tahun 2023 mengalami peningkatan kewajiban neto.

Bank Indonesia (BI) mencatat posisi kewajiban neto investasi internasional Indonesia (PII) pada tahun 2023 meningkat dibandingkan dengan posisi akhir tahun 2022. Kewajiban neto PII Indonesia naik dari US$250,1 miliar (19,0% dari PDB) pada akhir 2022 menjadi US$260,3 miliar (19,0% dari PDB) pada akhir 2023.

Kenaikan kewajiban neto PII tersebut bersumber dari peningkatan posisi KFLN sebesar US$42,8 miliar(6,1% yoy) yang melebihi peningkatan posisi AFLN sebesar US$32,7 miliar (7,2% yoy). Peningkatan posisi KFLN berasal dari naiknya aliran modal asing dalam bentuk investasi langsung, investasi portofolio, dan investasi lainnya.

“Sementara itu, kenaikan posisi AFLN didorong oleh penempatan investasi langsung, investasi lainnya dan kenaikan posisi cadangan devisa. Kami memandang perkembangan PII Indonesia pada triwulan IV 2023 dan keseluruhan tahun 2023 tetap terjaga serta mendukung ketahanan eksternal,” ujar Erwin Haryono, Kepala Divisi Humas BI dalam siaran pers di Jakarta (19/03/2024).

Erwin mengungkapkan, rasio PII Indonesia terhadap PDB tahun 2023 tetap terjaga di kisaran 19,0%, relatif stabil dibandingkan dengan tahun 2022. Selain itu, struktur kewajiban PII Indonesia juga didominasi oleh instrumen berjangka panjang (93,5%) terutama dalam bentuk investasi langsung.

“Ke depan, BI meyakini kinerja PII Indonesia akan tetap terjaga sejalan dengan upaya pemulihan ekonomi nasional yang didukung sinergi kebijakan yang erat dengan pemerintah dan otoritas terkait guna memperkuat ketahanan sektor eksternal. Selain itu, kami akan terus memantau potensi risiko terkait kewajiban neto PII terhadap perekonomian,” ungkapnya.

Jika dilihat pada akhir triwulan IV 2023, PII Indonesia mencatat kewajiban neto US$260,3 miliar dolar AS, naik dibandingkan dengan kewajiban neto pada akhir triwulan III 2023 sebesar 251,9 miliar dolar AS. Peningkatan kewajiban neto tersebut bersumber dari kenaikan posisi KFLN yang melampaui peningkatan posisi Aset Finansial Luar Negeri (AFLN).

Posisi KFLN Indonesia meningkat sejalan dengan mulai meredanya ketidakpastian pasar keuangan global dan terjaganya optimisme investor terhadap prospek ekonomi domestik. Posisi KFLN Indonesia pada akhir triwulan IV 2023 naik 3,8% (qtq) menjadi US$744,9 miliar dari US$717,3 miliar pada akhir triwulan III 2023.

“Peningkatan KFLN tersebut terutama bersumber dari aliran masuk modal asing pada investasi langsung dan investasi portofolio. Peningkatan posisi KFLN juga dipengaruhi oleh pelemahan nilai tukar US$ terhadap mayoritas mata uang global, termasuk rupiah, dan kenaikan harga saham di Indonesia,” ujarnya.

Posisi AFLN Indonesia juga meningkat terutama ditopang oleh kenaikan cadangan devisa. Posisi AFLN pada akhir Triwulan IV 2023 tercatat sebesar US$484,6 miliar, naik 4,1% (qtq) dari US$465,4 miliar pada akhir triwulan sebelumnya.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved