Entrepreneur

Kisah Coupleprenuer di Cipayung Ini Optimalkan Kredit BRI untuk Modal Usaha

(kiri-kanan) Mardi dan Ningsih, couplepreneur UMKM yang memproduksi tahu di sentra produksi tahu di Cipayung, Jakarta Timur pada Jumat, 8 Maret 2024. (Foto : Vicky Rachman/SWA).

Mardi memperkenalkan Ningsih tatkala SWAonline dan awak media menyambangi pabrik tahu di kawasan Cipayung, Jakarta Timur pada 8 Maret 2024. “Perkenalkan ini Ningsing, isteri saya dan asli dari Sukabumi,” ucap Mardi yang berdarah Betawi. Ningsih sedang memotong tahu di papan kayu bersegi empat itu. Mardi berbagi tugas dengan isterinya ini untuk menjalan roda usaha keluarga. Mereka adalah couplepreneur atau pasangan suami-isteri yang membangun bisnis bersama-sama.

Berkat berjualan tahu, Mardi dan Ningsih berhasil membiayai sekolah kedua anaknya. Mardi melempar senyum tatkala menceritakan profesi putera-puterinya ini. “(Anak) yang laki membuka usaha bengkel sepeda motor. Kalau yang bontot bekerja di BPJS Kesehatan,” ucap Mardi seraya menyebutkan anak-anaknya itu sudah menikah. Mardi dan Ningsih tampak semangat mengisahkan perjalanan usaha dan keluargannya kendati sejak pagi hingga sore itu bercucuran keringat mengolah kedelai dan tahu di kawasan pabrik tahu di Cipayung tersebut.

Mardi mengatakan bisnis tahu yang dilakoninya bersama isteri dan 1 pegawainya ini kian pulih pasca wabah virus Corona. Oh ya, Mardi-Ningsih sempat menelan pil pahit ketika wabah virus Corona di 2020-2022 itu berdampak negatif terhadap produksi dan penjualan tahu. “Produksi turun karena pelanggan saya mengurangi pembelian. Tapi saya dan isteri terus memproduksi tahu,” ucap Mardi. Dulu, dia mampu mengolah kacang kedelai sebanyak 70-80 kilogram/hari. Produksinya turun menjadi 50-60 kilogram/hari pada masa pandemi Covid-19 itu.

Sejak tahun lalu hingga awal tahun ini, produksi dan penjualan tahu buatan Mardi-Ningsih menuju fase pemulihan. Permintaan konsumen semakin melonjak. Alhasil, kapasitas produksinya kembali normal di kisaran 70 kilogram/hari. Mau tak mau, Mardi kudu menambah pembelian kacang kedelai. Tentu, dia membutuhkan dana tambahan untuk modal kerja.

Mardi, yang tercatat sebagai nasabah BRI, mengajukan pinjaman Kredit Umum Pedesaan (Kupedes) ke Kantor BRI Unit Cipayung, Jakarta Timur. Mantri (tenaga pemasar mikro) di kantor BRI unit ini memberikan pelayanan yang andal (customer service excellence) kepada Mardi. Pengajuan pinjaman Kupedes diproses cepat. “Januari tahun ini saya mendapat pinjaman Rp 25 juta dari Kupedes-nya BRI, duitnya untuk modal usaha,” ucap Mardi. Kupedes adalah kredit dengan bunga bersaing yang bersifat umum untuk semua sektor ekonomi yang ditujukan untuk badan usaha maupun perorangan yang memenuhi persyaratan dan dilayani oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI.

Mardi menjadi nasabah BRI sejak tahun 2011. Pada saat itu, Mardi mengajukan pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) senilai Rp 30 juta dengan tenor selama 3 tahun. Mardi melunasi pinjaman ini sesuai jadwal. Modal usaha ini digunakan untuk kegiatan produktif. Makanya, roda bisnis Mardi-Ningsih kian berkembang dari tahun ke tahun.

Jemput Bola

Sebelum mencapai titik ini, Mardi ketika berusia berusia 13 tahun memulai kiprahnya menjadi pengusaha UMKM. membantu ayahnya memproduksi tahu di Cipinang, Jakarta Timur. Dia belajar otodidak memproduksi tahu saat masih bocah ingusan itu. Pada 1998, Mardi memulai langkah bisnisnya. Dia mengisahkan mengolah kedelai sebanyak 30 kilogram per hari pada tahun tersebut.

Dia memproduksi dan mendistribusikan tahu ke para konsumen. Strategi bisnis Mardi adalah menjemput bola dari pintu ke pintu (door to door). Dia berkeliling mencari pembeli atau pelanggan. Step by step, strategi ini berbuah manis. Mardi mendapatkan pelanggan tetap, mulai dari pedagang sayuran, warung kopi, pedagang gorengan dan lainnya. Strategi ini diterapkan hingga detik ini.

Tahu buatan Mardi didistribusikan ke Pasar Kecapi dan Pasar Jatirahayu, Jakarta Timur. Rutinitas Mardi di pagi hari adalah mendistribusikan tahu pasar. Usai dari pasar, Mardi kembali ke pabrik untuk mengolah kedelai menjadi tahu. Pada sore hari, aktifitas Mardi tak berhenti. Dia mendistribusikan tahu ke warung kopi dan pedagang gorengan. Jumlah pelangganya mencapai 40 pihak.

Untuk harga jual produknya itu, Mardi membanderol tahu mentah seharga Rp 45 ribu per papan. Kegigihan pria berusia 55 tahun ini tak sia-sia. Laju usaha Mardi-Ningsih kembali stabil. Couplepreneur ini mejaring omset Rp 300 ribu/hari atau Rp 9 juta/bulan. “Cukup untuk kebutuhan sehari-hari,” imbuh Mardi. Dia dan isterinya mengapresiasi BRI yang bekerja cepat, memudahkan nasabah, dan aman menyalurkan kredit Kupedes.

Kepala Kantor BRI Unit Cipayung, Husnul Fuad, menjabarkan BRI menggulirkan program pendampingan, proses produksi, pengemasan produk, dan pemasaran kepada UMKM yang menjadi nasabah BRI. Pendampingan tersebut dilakukan setiap 3-6 bulan sekali. Pendampingan juga dilakukan oleh mantri. “Jumlah mantri di Kantor BRI Unit Cipayung ini ada 4 orang yang menjangkau 2 kelurahan di kawasan Cipayung,” tutur Fuad saat dijumpai di sentra produksi tahu di Cipayung.

Ke depannya, laju bisnis UMKM diproyeksikan meningkat dari periode sebelumnya. Berdasarkan Indeks Bisnis UMKM yang diterbitkan BRI Research Institute, para pelaku UMKM bersikap optimistis terhadap aktivitas usahanya akan meningkat di Januari-Maret 2024. Pelaku UMKM meyakini musim kemarau panjang diperkirakan akan berakhir, awal musim panen raya tanaman bahan makanan di beberapa sentra produksi, dan daya beli masyarakat yang tetap bagus.

Riset yang dipublikasikan pada 1 Februari 2024 itu memproyeksikan semua sektor masih mengalami ekspansi, kecuali sektor pertanian. Indeks tertinggi pada sektor hotel dan restoran dan warung (114,8) karena meningkatnya pengunjung ke tempat wisata dan kegiatan kampanye yang meningkatkan permintaan terhadap makanan dan minuman dari restoran/warung. Pebisnis UMKM di semua sektor meyakini usahanya akan terus ekspansif di kuartal I tahun ini. Hal ini terefleksikan pada Indeks Ekspektasi Bisnis yang semuanya di atas 100. Optimisme ini terutama berasal dari sektor pertanian yang akan membaik sehubungan dengan berakhirnya musim kemarau panjang dan awal panen raya. Pemulihan sektor pertanian akan memberikan dampak positif bagi sektor lain dan perekonomian secara keseluruhan.

Pemberdayaan dan Pendampingan UMKM di 2023

Sumber : BRI

BRI juga melakukan program pemberdayaan kepada segmen UMKM diantaranya Desa Brilian, Program Klasterku Hidupku dan Rumah BUMN dengan tujuan mendorong para pelaku UMKM tersebut agar naik kelas.Pelaku UMKM merupakan tulang punggung perekonomian nasional. Jumlahnya mencapai kurang lebih 65,1 juta, dengan kontribusi ke PDB mencapai 61% dan penyerapan tenaga kerja di sektor ini hingga 97%.

Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, mengatakan bahwa inovasi terhadap kebijakan pembiayaan UMKM perlu diperkuat. Ia mengapresiasi BRI sebagai perbankan yang memiliki concern terhadap UMKM. “Saya mengapresiasi apa yang dilakukan BRI dan kita tetap harus melakukan inovasi,” ujar Teten dalam siaran pers di BRI Microfinance Outlook 2024 di Jakarta, 8 Maret 2024.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama, BRI Sunarso, menjabarkan BRI dapat berperan sebagai lembaga yang memberdayakan komunitas (dalam hal ini UMKM) untuk aktif dengan menyediakan kesempatan pendanaan, khususnya pada pelaku usaha Ultra Mikro (UMi) yang relatif belum terjangkau pada akses keuangan formal, sebagai upaya penguatan ketahanan ekonomi dan sosial. “BRI telah melakukan beberapa aksi nyata di antaranya pembentukan Holding Ultra Mikro. BRI bersama dengan Pegadaian dan PNM telah menyediakan layanan keuangan yang terintegrasi dan memastikan nasabah ultra mikro dapat naik kelas dalam satu ekosistem yang utuh dalam konsep Empower, Integrate, dan Upgrade. Hasil dari Holding UMi Alhamdulillah menjangkau nasabah kredit 44 juta UMKM, dan 173 juta nasabah simpanan/tabungan", kata Sunarso.

Selain itu, BRI sebagai bank BUMN terus menunjukkan komitmennya dalam mendorong inklusi keuangan secara berkelanjutan dan terstruktur, salah satunya melalui AgenBRILink di mana hingga akhir Desember 2023 tercatat jumlahnya mencapai 741 ribu agen. “BRI bertransformasi untuk selalu menerapkan strateginya yg inline dengan concern pembangunan ekonomi nasional yang tidak hanya sekedar tumbuh tapi juga merata,” pungkas Sunarso.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved