Personal Finance

Racikan Pelaku UMKM Menambah Aset di Properti

Ilustrasi foto : Istimewa

Susyanto, pengelola Aneka Cell yang menyediakan jasa Agen BRILink, dan Osid Rosid, produsen tahu, mengolah profit dari usahanya untuk membeli properti. Kedua pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) menyisihkan dana untuk menambah aset yang bernilai tambah di jangka panjang. Susyanto, misalnya, rutin menyisihkan profit dari total pendapatan Aneka Cell. “Orientasi Aneka Cell adalah berbisnis, mencari cuan dan menjaga cash flow. Cuan yang kami peroleh digunakan untuk berinvestasi, membeli tanah dan properti,” ujar Susyanto saat ditemui SWAonline di gerai Aneka Cell di Cimanggis, Depok, Jawa Barat pada Jumat (29/3/2024).

Osid menggunakan taktik sejenis. Produsen tahu di Cipayung, Jakarta Timur ini menggunakan profit dari berjualan tahu untuk membeli tanah dan rumah di kampung halamannya, Ciamis, Jawa Barat. “Saya bisa membeli rumah dan tanah di Ciamis dari hasil memproduksi dan berjualan tahu,” ucap Osid tatkala dijumpai SWAonline dan awak media di Cipayung pada Jumat, 8 Maret 2024. Pengusaha UMKM yang berjualan tahu sejak 1982 itu menggunakan dana untuk menambah bisnis terbaru, yakni budidaya ikan di Ciamis.

Dananya itu diperoleh dari kombinasi dana pribadi dan Kupedes (Kredit Umum Pedesaan) yang disalurkan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI). Pria kelahiran Ciamis berusia 57 tahun ini memperoleh Kupedes senilai Rp 280 juta yang disalurkan BRI Kantor Unit Cipayung, Jakarta Timur pada Oktober 2023. Durasi pinjaman selama 5 tahun. “Pinjaman Kupedes dari BRI yang Rp 280 juta digunakan untuk menambah modal usaha produksi tahu dan modal tambak ikan,” tutur ayah dari 3 anak ini. Osid menyebutkan bisnis ikan tambak ini mulai dirintis pada Januari tahun ini.

Osid Rosid, produsen tahu di Cipayung memperoleh dana Kupedes yang disalurkan BRI. Pinjaman yang diberikan BRI ke Osid senilai Rp 280 juta bertenor 5 tahun (Foto : Vicky Rachman/SWA)

Dia membuat dua kolam terpal dan satu empang untuk ternak ikan mas, nila, dan gurame, dan mas. Nah, lokasi tambak ikan ini hanya selemparan batu dari rumah dan lahannya Osid di Ciamis itu. Osid menggunakan Kupedes dan keuntungan berjualan tahu untuk kegiatan produktif yang berpotensi menghasilkan profit. Kakek dari satu cucu ini tak gegabah menghabiskan keuntungan dari berjualan tahu dan dana Kupedes.

Setali tiga uang, Susyanto berdisiplin menata arus kas dan rutin mencari peluang bisnis untuk menambah omset Aneka Cell. Contohnya, Susyanto berjualan handphone Samsung sebanyak 4 unit di bulan puasa ini. Harga jualnya di bawah Rp 1 juta per unit. Untuk menjaring pembeli, Susyanto mencetak poster penjualan telepon seluler ini. Cara ini adalah yang kesekian kalinya dilakoni Susyanto.

Sebelumnya, dia berhasil melego laptop second seharga Rp 4 juta. Dia mencetak profit dua kali lipat dari modal senilai Rp 2 juta. Profitnya itu dibagi rata ke karyawannya yang berhasil menjual komputer jinjing bekas ini. Manajemen Aneka Cell dan si karyawannya itu masing-masing mendapat cuan Rp 1 juta.

Susyanto dan isterinya, Natalia, mengelola Agen BRILink di Aneka Cell atau Toko Aneka di Pasar Tugu Palsigunung, Depok, Jawa Barat. (Foto : Vicky Rachman/SWA).

Keuntungan dari penjualan itu dikonsolidasikan ke kas Aneka Cell. “Kami simpan untuk menambah modal investasi di masa mendatang,” ujar Susyanto. Natalia, isterinya Susyanto, membantu manajemen keuangan Aneka Cell. Dia mencatat arus kas keuangan. Susyanto lebih condong ke operasional dan pemasaran.

Adapun, Aneka Cell memperoleh pendapatan dari penjualan vocer telekomunikasi, jasa ekspedisi dan kurir, serta fee sebagai Agen BRILink. “Rata-rata jumlah transaksi pelanggan BRILink di Aneka Cell sekitar 50 kali di setiap hari,” tutur Susyanto yang meraih Magister Manajemen dari Universitas Pancasila, Jakarta. Yanto dan isterinya mendapat fee yang kompetitif atau cash back sekitar Rp 1.500/transaksi dari BRI. Jasa transfer uang adalah layanan yang paling banyak digunakan oleh pelanggan BRILink di Aneka Cell. (*)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved