Capital Market & Investment

Lagi Disorot Kasus Korupsi, Keuangan PT Timah Tahun 2023 Rugi Rp449 Miliar

Lagi Disorot Kasus Korupsi, Keuangan PT Timah Tahun 2023 Rugi Rp449 Miliar
PT Timah umumkan kinerja keuangan tahun 2023 rugi Rp449,7 miliar

BUMN anggota holding pertambangan Mind ID, PT Timah Tbk (TINS) tengah menjadi sorotan publik karena terungkapnya skandal kasus korupsi yang melibatkan banyak pihak. Saat sedang menjadi sorotan, perseroan mengumumkan kinerja keuangan untuk periode tahun 2023, Kamis (28/03/2024).

Pada 2023, perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp8,4 triliun, EBITDA sebesar Rp684,3 miliar dan rugi tahun berjalan sebesar Rp449,7 miliar. Penurunan volume penjualan logam timah sebesar 6.420 metrik ton dan penurunan harga jual rerata logam timah sebesar US$4.891 per metrik ton dari tahun 2022 berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perseroan pada tahun 2023.

Posisi nilai aset perseroan tahun 2023 sebesar Rp12,8 triliun, sementara posisi liabilitas sebesar Rp6,6 triliun, naik 9,7% dibandingkan posisi akhir tahun 2022 sebesar Rp6,0 triliun. Di samping itu, pinjaman bank dan utang obligasi pada akhir tahun 2023 menjadi Rp3,5 triliun dari sebelumnya Rp2,8 triliun.

Posisi ekuitas sebesar Rp6,2 triliun, turun 11% dibandingkan posisi akhir tahun 2022 sebesar Rp7,0 triliun seiring kerugian yang dialami perseroan. Indikator keuangan perseroan masih menunjukkan hasil yang baik, terlihat dari beberapa rasio keuangan penting di antaranya quick ratio sebesar 38%, current ratio sebesar 139%, debt to asset ratio sebesar 5,41%, dan debt to equity ratio sebesar 105,9%.

Namun, kasus korupsi tersebut bukanlah menjadi penyebab kerugian. Fina Eliani Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko TINS mengatakan lambatnya pemulihan perekonomian global dan domestik, serta tekanan harga logam timah dunia pada tahun 2023 akibat penguatan mata uang AS dan lemahnya permintaan timah karena tingginya persediaan LME berdampak pada menurunnya ekspor timah Indonesia sejak tahun 2022 sampai dengan saat ini.

TINS mencatat produksi bijih timah sebesar 14.855 ton atau 74% pada akhir tahun 2023 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 20.079 ton. Adapun produksi logam timah sebesar 15.340 metrik ton atau 77% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 19.825 metrik ton,serta penjualan logam timah sebesar 14.385 metrik ton atau 69% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 20.805 metrik ton.

Harga jual rerata logam timah sebesar US$26.583 per metrik ton atau lebih rendah 84% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$31.474 per metrik ton. Sampai dengan akhir tahun 2023, TINS mencatatkan ekspor timah sebesar 92% dengan 6 besar negara tujuan ekspor meliputi Jepang 17%, Korea Selatan 13%, Belanda 11%, India 9%, Taiwan 9% dan Amerika Serikat 8%.

Selain itu, lanjut Fina, penambangan timah tanpa izin yang terjadi di Bangka Belitung akibat tata kelola pertimahan yang belum membaik, berdampak negatif pada bisnis pertimahan di Indonesia khususnya perseroan. Diketahui, Bangka Belitung merupakan penghasil timah terbesar di Indonesia.

“Kondisi ekonomi global dan domestik yang belum membaik serta lemahnya permintaan logam timah global ditengah aktivitas penambangan tanpa izin berdampak pada kinerja perseroan pada tahun 2023. Tahun 2024 ini, perseroan fokus pada peningkatan produksi melalui penambahan alat tambang dan pembukaan lokasi baru, strategi recovery plan dan program efisiensi berkelanjutan, manajemen optimis kinerja perseroan di tahun ini akan lebih baik sesuai dengan target,” ujar Fina.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved