Trends

Allianz Indonesia Terapkan Strategi Dinamis untuk Pertahankan Kinerja Dana Kelolaan

Allianz Indonesia  Terapkan Strategi Dinamis untuk Pertahankan Kinerja Dana Kelolaan
Ilustrasi IHSG (Istimewa)

Secara keseluruhan, di tahun 2023 ekonomi Indonesia masih cukup tangguh dan mencatatkan kinerja yang positif dengan pertumbuhan 5,04% year-on-year (lebih tinggi daripada pertumbuhan kuartal III 2023 sebesar 4.94% YoY). Daya beli membaik pada beberapa kalangan masyarakat, dan kontribusi terbesar pertumbuhan tetap datang dari konsumsi masyarakat. Tahun 2023 merupakan tahun persiapan perhelatan politik lima tahunan yaitu Pemilihan Umum (Pemilu) Serentak Tahun 2024 yang secara historis, diikuti dengan meningkatnya uang beredar yang mampu memberikan dampak terhadap meningkatnya konsumsi masyarakat. Namun, hingga akhir 2023 pengeluaran terkait pemilu masih belum terlihat signifikan, sehingga diekspektasikan perputaran dana pemilu baru akan terealisasikan pada awal tahun 2024.

Meskipun berbagai dinamika global terjadi sepanjang 2023, pasar modal Indonesia masih mampu menutup tahun 2023 dengan kinerja yang positif. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan kinerja sebesar +6,02% YoY di level 7.272,80. Walaupun kinerja positif menuju akhir tahun 2023 tersebut dikontribusikan oleh beberapa emiten seperti BREN, AMMN, CUAN, TPIA, PANI dan BRPT yang pergerakannya cukup anomali sepanjang 2023.

Dengan perekonomian Indonesia yang dinilai tetap solid, inflasi yang konsisten berada di kisaran target BI, serta likuiditas perbankan yang cukup tinggi membuat dukungan dari bank dalam negeri terhadap pasar obligasi pun terjaga. Sehingga, pasar obligasi cenderung lebih diminati dibandingkan aset yang lebih berisiko seperti saham dan mampu mendorong kinerja pasar obligasi mengungguli kinerja pasar saham dengan kinerja Indeks IBPA Indonesia Government Bond Total Return yang tumbuh positif 8.73% secara tahunan.

“Allianz Indonesia mencatatkan total dana kelolaan atau Asset Under Management (AUM) sebesar Rp38,7 triliun (termasuk Dana Pensiun Lembaga Keuangan/DPLK Allianz), berdasarkan pada Laporan Keuangan perusahaan tahun 2023 (unaudited). Pada tahun 2023, Allianz Indonesia mengelola aset di 49 jenis fund. Tiga fund berdasarkan dana kelolaan tertinggi sepanjang 2023, adalah Smartlink Equity Fund dengan dana kelolaan Rp8,3 triliun, Smartlink Fixed Income Fund dengan dana kelolaan Rp1,8 triliun dan Smartlink Balanced Fund dengan dana kelolaan sebesar Rp1,6 triliun,” papar Ni Made Daryanti, Chief Investment Officer Allianz Life Indonesia.

Melanjutkan optimisme yang tertahan pada 2023, Allianz Indonesia masih melihat peluang kondisi ekonomi global untuk membaik pada tahun 2024. Terutama dengan mulai menurunnya angka inflasi global dan mendinginnya pasar tenaga kerja AS yang sesuai dengan arah target The Fed. Dengan data AS yang lebih kondusif diperkirakan tidak adanya lagi kenaikan suku bunga acuan oleh The Fed. Selain itu, 2024 pun akan menjadi tahun berbalik arahnya kebijakan The Fed dengan proyeksi penurunan yang diekspektasikan akan terjadi di semester-II 2024.

Perubahan kebijakan moneter The Fed dapat berpengaruh pada kebijakan moneter negara lainnya. Dengan begitu, diproyeksikan memasuki semester-II 2024, dinamika ekonomi global akan cenderung membaik. Ekonomi Indonesia sebagian besar masih akan ditopang oleh konsumsi domestik, dengan berkurangnya tekanan inflasi pada semester-II 2024 dapat memberikan dorongan terhadap daya beli masyarakat.

Ditambah dengan adanya pelaksanaan Pemilu serentak (pilpres, parlemen, dan pilkada) yang tentunya akan menambah perputaran uang dalam belanja konsumsi masyarakat akan menjadi salah satu mesin pendorong perekonomian di tahun 2024. Selain itu, aliran dana asing yang prospektif menuju rantai pasok baterai kendaraan listrik, pengurangan ketergantungan impor minyak akan turut menjadi pendorong prospek kondisi ekonomi tahun 2024 untuk dapat tumbuh lebih baik.

“Di tengah tantangan pasar domestik dan global, kami mengelola fund dengan menempatkan instrumen investasi sesuai mandat strategi investasi dari masing-masing fund. Fund manager Allianz selalu memonitor secara aktif kondisi pasar, dengan memperhatikan kondisi makro dan mikro ekonomi, pasar modal, serta risiko-risiko yang ada. Dengan menerapkan strategi yang dinamis, kami melakukan perubahan alokasi jika diperlukan,” kata Made.

Pada fund dengan underlying equity, Allianz Indonesia mengambil strategi taktis dan selektif. Allianz Indonesia memperhitungkan bahwa tahun 2024 akan menjadi tahun yang terdiri dari dua bagian dengan semester kedua tahun 2024 yang lebih optimis dengan hilangnya ketidakpastian pemilu, belanja pemerintah yang lebih tinggi pasca pemilu diperkirakan akan mendukung belanja konsumen dan aktivitas ekonomi secara keseluruhan. Pertumbuhan pendapatan perusahaan secara agregat diperkirakan akan tumbuh pada tingkat satu digit lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan sebesar satu digit pada tahun 2023.

”Allianz Indonesia tetap konstruktif pada sektor ekonomi baru serta sektor-sektor terkait rantai nilai energi hijau dalam jangka menengah dan panjang. Preferensi perusahaan pada saham yang memiliki kekuatan harga, neraca yang efisien, dan tata kelola perusahaan yang baik tidak berubah dalam kondisi apa pun,” tambah Made.

Sedangkan pada fund dengan underlying fixed income, strategi Allianz Indonesia saat ini adalah masih mempertahankan porsi obligasi yang tinggi dengan durasi di atas tolak ukur. Perusahaan terus berusaha memanfaatkan peluang yang ada untuk memperpanjang durasi kedepannya.

Terjaganya inflasi sesuai target Bank Indonesia dan pemerintah, terjaganya defisit anggaran di bawah 3%, terjaganya penerbitan obligasi, kemungkinan akan mulainya penurunan tingkat suku bunga di tahun ini, terjaganya kestabilan nilai Rupiah, sehingga kemungkinan pelaku pasar asing akan melanjutkan masuk ke pasar obligasi Indonesia, adalah outlook Allianz Indonesia di tahun 2024.

”Namun, kami tetap memperhatikan risiko-risiko seperti meningkatnya tensi geopolitik, melebarnya defisit anggaran, penurunan pertumbuhan ekonomi global, dan meningkatnya harga minyak dunia,” jelas Made. “Dengan melihat kondisi ini perlu dipertimbangkan untuk melakukan tinjau ulang kembali secara berkala tujuan, jangka waktu, dan tetap pastikan untuk memilih instrumen investasi sesuai dengan profil risiko”, ujar Made.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved