Management Strategy

Wujudkan Bandara Kelas Dunia, "Cargo Village" Bakal Dibangun

Oleh Admin
Wujudkan Bandara Kelas Dunia, "Cargo Village" Bakal Dibangun

Fasilitas terminal kargo, tepatnya cargo village, akan dibangun di kawasan Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta), Cengkareng, Banten. Pembangunan fasilitas yang ditargetkan mulai tahun depan ini adalah fasilitas umum yang harus dipunyai oleh bandar udara kelas dunia.

“Sekarang persiapan untuk detail desain, sekaligus pola kerja sama yang akan dilakukan. Nanti 2014 kira-kira baru mulai,” sebut Tri S Sunoko, Direktur Utama PT Angkasa Pura II, di sela-sela acara seminar mengenai Soekarno-Hatta Cargo Village, di Jakarta, Selasa (19/2/2013).

Komunitas Soekarno-Hatta Trade Facilitation Committee menyelenggarakan seminar bertema Soekarno-Hatta Cargo Village Bagian Integral dari Bandar Udara Kelas Dunia, di Jakarta, Selasa (19/2/2013).

Pembangunan cargo village ini tak lepas dari potensi pertumbuhan penumpang dan kargo di bandara Soetta. Tahun 2014, lalu lintas penumpang di bandara Soetta ditaksir akan mencapai 62 juta per tahun. Padahal, kapasitas bandara saat ini hanya untuk 22 juta penumpang per tahun.

Sementara itu, kapasitas terminal kargo di Soetta sekarang ini hanya 500.000 ton per tahun. Kapasitas tersebut pun dipandang tidak lagi memadai seiring dengan trafik barang yang semakin meningkat. Karena itu, bandara Soetta pun akan dikembangkan. Tak tanggung-tanggung, pembangunan Soetta pun menjadi salah satu prioritas pembangunan nasional. Ada lima agenda pembangunan bandara internasional ini. Salah satunya adalah pembangunan terminal kargo baru (cargo village).

Sekarang, AP II sebagai pengelola bandara Soetta, sedang melakukan persiapan desain dari cargo village. Untuk diketahui saja, cargo village dalam setiap bandara internasional adalah suatu kawasan yang menjadi pusat aktivitas kargo udara, sekaligus pusat perkantoran bisnis angkutan udara, freight forwarder, perusahaan pengurusan jasa kepabeanan, hingga perusahaan jasa kurir.

Tri pun mengatakan, dengan keberadaan cargo village ini, kapasitas kargo yang bisa ditampung di bandara Soetta mencapai 1,5 juta ton per tahun. Bahkan, kata dia, “Saya targetkan kalau bisa tahun 2020, kita bisa mencapai 1,5 juta ton ke atas karena potensi kita besar, sangat besar. Tinggal sekarang bagaimana kita menggarapnya, menangani dengan profesional.”

Investasi pembangunan terminal kargo baru ini diperkirakan mencapai Rp 2,1 triliun. Lalu, ia pun berharap, pembangunan terminal kargo baru yang direncanakan bisa selesai tahun 2015 ini bisa didukung banyak pihak terkait. “Tadi saya sampaikan semuanya sepakat. Jangan AP II saja, percuma. Semuanya terus bergerak dalam satu bisnis, satu spirit,” jelas dia.

Namun, Tri belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut terkait siapa operator dari terminal kargo yang baru ini. Hal ini disebutkan masih dalam pembahasan. Yang jelas, kata dia, “AP II harus ada di dalamlah. Nggak bisa kita lepas 100 persen.”

Dalam kesempatan yang sama, Soedjarwo Sudarmo, Ketua Umum Soekarno-Hatta Trade Facilitation Committee, mengatakan, “Kita sadar bahwa pelaku usaha logistik membutuhkan kapasitas dan fasilitas gudang yang memadai kebutuhan. Jika harus menyewa di lokasi yang jauh dari bandara, tentu membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Dengan adanya cargo village, di samping fasilitas pergudangan lain, seperti di Kompleks Pergudangan Soewarna, tentu sangat membantu industri logistik dan kargo yang operasional sehari-harinya ada di kawasan ini.” (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved