Corporate Action Corporate Action

Tahun 2014 Indocement Alokasikan Belanja Modal Rp 5 Triliun

Oleh Admin
Tahun 2014 Indocement Alokasikan Belanja Modal Rp 5 Triliun

Kondisi perekonomian yang tidak stabil belakangan ini membuat pusing perusahaan seperti PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Perusahaan sulit melihat gambaran industri semen di tahun depan. Sekalipun demikian, Indocement tetap berusaha melangkah secara pasti dengan meningkatkan kapasitas produksi, salah satunya dengan membangun pabrik semen baru.

indocement

“Sekarang ini kami dalam pasar yang sangat dinamis. Artinya dinamis itu berlainan dengan tahun 2011 dan 2012, di mana kami lebih mudah mengadakan estimasi, karena saat itu makroekonomi sangat stabil,” ujar Tju Lie Sukanto, Direktur PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, di dalam acara Investor Summit dan Capital Market Expo, di Jakarta, Kamis (28/11/2013).

Di tahun 2011 sampai tahun lalu, dia mengatakan, kondisi rupiah masih stabil. Begitu pula dengan kondisi suku bunga. Ketika perekonomian stabil, maka akan lebih mudah bagi perusahaan untuk memprediksi pasar dan menyesuaikannya ke dalam rencana bisnis.

“Sekarang ini dinamis, di mana suku bunga (acuan), seperti tahun ini sudah naik cukup tinggi dari 5,75 persen menjadi 7,5 persen,” tuturnya. Nilai tukar rupiah terhadap US dollar pun sangat volatil. “Di mana dua minggu sebelumnya, rupiah masih sangat stabil di Rp 11.500, sekarang sudah hampir Rp 12 ribu.” indocement sukanto Menurut dia, pelemahan rupiah atau menguatnya US dollar merupakan tantangan bagi perusahaan. Karena sebagian besar biaya produksi dalam bentuk mata uang negeri Paman Sam tersebut. “Bagi pabrik semen (menjadi tantangan) karena dominasi daripada biaya dalam mata uang asing, cukup besar. Untungnya, Indocement tidak punya utang sama sekali, dan juga tidak punya utang dalam bentuk uang asing,” ungkap Sukanto. Pelemahan rupiah dan suku bunga juga berdampak pada permintaan semen.

Makanya, ia berujar, perseroan berharap pelemahan rupiah di akhir tahun ini bersifat sementara. “Kami harapkan tahun depan bisa lebih terkendali sehingga tentunya lebih mudah bagi kami untuk mengadakan estimasi itu.”

Sekalipun sulit untuk melihat dengan jelas bagaimana pasar semen di tahun depan, ia tetap yakin, industri akan tumbuh. Harapan itu didasarkannya pada pembangunan infrastruktur yang sedang giat dilakukan pemerintah. Pihak swasta pun banyak melakukan aktivitas pembangunan. “Kami harapkan tetap ada pertumbuhan. Tetapi, pertumbuhan berapa persen? Ini agak susah diprediksi,” tegasnya.

Karena tetap meyakini pertumbuhan itu ada, Indocement pun melakukan ekspansi kapasitas produksinya. Perseroan kini dalam tahap akhir menyelesaikan pembangunan unit penggilingan semen baru di Pabrik Citeureup dengan kapasitas 1,9 juta ton per tahun.

Indocement juga sudah memulai pembangunan pabrik semen baru, yakni proyek pabrik ke-14 yang berkapasitas 4,4 juta ton semen per tahun. Pabrik yang juga terletak di Citeureup ini ditargetkan selesai tahun 2015. Selain itu, perseroan juga dalam tahap akhir studi kelayakan untuk membangun dua pabrik semen baru (green-field) dengan kapasitas masing-masing 2,5 juta ton per tahun. Satu pabrik terletak di Jawa Tengah, dan satu lagi di luar Pulau Jawa.

“Mengenai belanja modal tahun depan, mungkin kalau proyek berjalan bagus, kami harapkan antara Rp 4-5 triliun. Belanja modal terutama untuk pembangunan pabrik integrated semen,” tegasnya sembari mengatakan sumber dana untuk belanja tersebut berasal dari internal perusahaan. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved