Management Strategy

Ekspor Indonesia ke India Melesat di 2013

Oleh Admin
Ekspor Indonesia ke India Melesat di 2013

Kinerja ekspor Indonesia selama tahun 2013 melampaui target. Target ekspor minyak dan gas (migas) dan non-migas tercatat sebesar US$ 179 miliar. Sementara realisasinya mencapai US$ 182,6 miliar. Kementerian Perdagangan pun mencatat adanya kenaikan ekspor yang cukup signifikan ke sejumlah negara.

“Ini sebuah gambaran yang cukup positif. Karena tahun 2013, sebagaimana diketahui adalah tahun yang tidak mudah bagi ekspor karena situasi pasar dunia yang belum sepenuhnya pulih,” ujarnya Bayu Krisnamurthi, Wakil Menteri Perdagangan, di Jakarta, Senin (3/2/2014).

bayu krisnamurthi wakil menteri perdagangan

Bayu menyebutkan, di bulan Desember lalu, neraca perdagangan mengalami surplus, sebesar US$ 1,5 miliar. Di mana surplus non-migas sebesar US$ 2,3 miliar, sedangkan sektor migas mengalami defisit US$ 0,8 miliar. “Angka ini (US$ 1,5 miliar) merupakan surplus bulanan yang terbesar dalam dua tahun terakhir,” imbuh dia.

Namun, secara kumulatif, neraca perdagangan selama tahun lalu defisit sekitar US$ 4 miliar. Angka itu dihasilkan dari surplus non-migas sebesar US$ 8,6 miliar dikurangi defisit migas sebesar US$ 12,6 miliar. “Surplus non-migas di tahun 2013 meningkat 118,2 persen dibandingkan tahun lalu (2012) yang hanya mencapai US$ 3,9 miliar,” tambah dia.

Ia pun menyebutkan, bila melihat negara tujuan ekspor, ada kenaikan ekspor yang cukup tinggi ke sejumlah negara. Ekspor non-migas ke Myanmar, Nigeria, Ukraina, dan Turki, tumbuh sebesar 38,6 persen, 35,1 persen, 16,5 persen, 12,7 persen (yoy). Sementara terkait negara mitra dagang utama, kenaikan ekspor terjadi untuk negara China (2 persen), India (4,5 persen), Amerika Serikat (3,4 persen).

Kalau berdasarkan nilainya, ekspor ke India tercatat tumbuh sebanyak US$ 563,4 juta, disusul oleh AS (US$ 491 juta), China (US$ 418,1 juta), Turki (US$ 172,8 juta), Myanmar (US$ 154,8 juta), Nigeria (US$ 144,8 juta), Vietnam (US$ 141,9 juta), Filipina (US$ 110,4 juta), Ukraina (US$ 90,3 juta), dan Mesir (US$ 88 juta).

“Jadi, ini menunjukkan ekspor non-migas pada negara-negara tertentu, yang bukan negara-negara utama, itu cukup menguat di 2013.”

Bagaimana di tahun ini? Di tengah kondisi perekonomian dunia yang masih belum kondusif, realisasi ekspor Indonesia berhasil melampaui targetnya. Menurut Bayu, hal ini menunjukkan gambaran yang positif. Capaian itu lantas menjadi pijakan bagi kementerian dalam memandang tahun ini dengan optimis.

“Dengan gambaran ini, maka kita bisa lebih bisa optimis memandang tahun 2014. Karena di 2014, gambaran pasar dunianya lebih positif, pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat dan Jepang, juga bahkan Eropa, di mana sekarang sudah mulai ada di beberapa negara tanda-tanda positif. Ini memberikan kesempatan lebih besar bagi Indonesia untuk meningkatkan ekspornya,” terangnya.

Misalnya, perekonomian Jepang telah menunjukkan tanda yang positif sejak awal tahun ini. Dengan demikian, ekspor ke Jepang diharapkan bisa tumbuh positif di tahun 2014. Mengingat tahun lalu, ekspor ke negara sakura mengalami penurunan sebanyak 6,6 persen.

“Memang, kita masih melihat beberapa negara dalam hal nilai itu cukup besar, seperti Thailand, yang saat ini masih mengalami situasi yang belum kondusif dengan situasi politik internal mereka. Tapi, secara keseluruhan, pasar-pasar utama Indonesia di 2014 itu positif,” tandas Bayu. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved