Corporate Action Corporate Action

Peringati Hari Tani Sedunia, Agritektur Kampanyekan “Eat Local”

Peringati Hari Tani Sedunia, Agritektur Kampanyekan “Eat Local”

Agritektur, sebuah komunitas pemuda yang peduli akan lingkungan dan pangan asal Bandung, Jawa Barat, mengadakan kegiatan Eat Local pada tanggal 26 – 27 September 2014 di Jakarta. Tujuannya adalah untuk memperingati Hari Tani Sedunia yang jatuh pada tanggal 24 September, di mana lebih kongkritnya dituangkan dalam bentuk kampanye kepada masyarakat untuk membeli dan memakan makanan hasil pertanian lokal.

IMG_7985a60ea5-533x393

“Eat local adalah sebuah kampanye mandiri yang bertujuan untuk menyelamakan bumi Indonesia dengan cara membeli dan memakan makanan lokal,” papar Robbi Zidna, Ketua Agritektur, saat memaparkan visi dari kampanye Eat Local itu sendiri di The Stacks Burger Kemang.

Dengan cara membeli dan memakan makanan hasil pertanian lokal, menurut Robbi, secara tidak langsung masyarakat telah berkontribusi dalam mensejahterahkan perekonomian para petani.

Namun hal tersebut tidak mudah, Robbi dan rekan – rekan harus bertarung dengan produsen pertanian luar yang lebih maju secara brand dalam hal menggeser paradigma masyarakat – terlebih masyarakat perkotaan untuk beralih memakan hasil pertanian lokal.

Ditambah lagi, menurutnya sangat disayangkan apabila sebagian besar masyarakat Indonesia, khususnya perkotaan, lebih memilih mengkonsumsi produk impor ketimbang lokal, dimana padahal jika diukur secara jarak petani lokal tentunya lebih dekat.

“Terkadang kita lebih memilih mengkonsumsi pangan impor yang pertaniannya berada ratusan mil jauhnya. Itu menurut saya kurang baik, karena bahan pangan tersebut mesti dipanen sebelum waktunya,” keluh Robbi.

Padahal, menurutnya, jika saja masyarakat lebih memilih produk lokal maka dapat memotong biaya distribusi, yang mengakibatkan harga menjadi mahal.

Untuk mengakalinya, muncullah ide “Parappa (Pasar Para Petani)” yang merupakan salah satu strategi yang dilakukan Robbi cs untuk memangkas biaya tersebut, yakni dengan mendekatkan hasil tani dengan konsumen. Dikemas dengan konsep “makan udunan” para pengunjung bisa membeli hasil tani lokal seperti wortel, roti dari hasil gandum lokal, telur dan lain – lain kemudian dimasak langsung di tempat.

Masih mengenai kegiatan Eat Local, Agritektur juga mengajak beberapa petani untuk berpartisipasi, terlebih untuk mensosialisasikan proses pertanian mereka. Sebut saja Kang Asep, salah satu petani asal Desa Ciburial, Bandung, Jawa Barat turut diundang. “Saya ingin pertanian saya berkembang, dan melalui kegiatan ini saya juga ingin menyampaikan kepada masyarakat bahwa kualitas hasil pertanian kami tidak kalah dengan yang lain.” tuturnya.

Robbi menimpali bahwa yang membuat daya saing produk lokal kalah dengan produk impor adalah dari segi branding dan packaging. “Oleh karena itu kami, Agritektur, akan selalu berinovasi guna membangun branding dan membuat packaging sebaik mungkin, salah satunya adalah dengan melibatkan rekan – rekan kami di Agritektur yang lulusan arsitektur, serta seni rupa,” tambahnya. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved