CSR Corner Corporate Action

Ogilvy Dukung Bisindo Diakui Negara

Ogilvy Dukung Bisindo Diakui Negara

Berawal dari banyaknya kaum tuli yang merasa bahasanya tidak diakui, membuat Ogilvy PR melakukan suatu kampanye dengan mengajak semua orang Indonesia mendukung Bisindo (Bahasa Isyarat Indonesia) untuk diakui oleh negara. Dengan membentuk sebuah website www.dukungbisindo.com Ogilvy PR mengajak semua lapisan masyarakat, terutama “kaum dengar” untuk memberikan tweets ke Presiden Joko Widodo terkait dengan mengangkat Bisindo sebagai bahasa nasional tunarungu Indonesia.

c71f7f23c1daa01a3b37ad9fe0383f77

Inisiatif Ogilvy PR sendiri datang karena adanya dualisme penggunaan bahasa isyarat, yakni Bisindo sebagai bahasa alami yang digunakan kaum tuli, dan SIBI (System Isyarat Bahasa Indonesia). Dan keadaan semakin diperparah dimana pemerintah lebih menekankan penggunaan SIBI, yang notabene sebuah bahasa isyarat yang diciptakan oleh kaum dengar, ketimbang Bisindo. Sehingga banyak kaum tuli merasa tidak terbiasa dengan penggunaan bahasa tersebut, bahkan tertekan.

“Bisindo merupakan bahasa yang diciptakan secara alami oleh kaum tuli, sementara SIBI diciptakan oleh kaum dengar yang notabene tidak pernah merasakan menjadi tuli. Sehingga menurut saya tidak pas. Kalau menggunakan Bisindo kan lebih gampang menyampaikan maksud, namun dengan SIBI lebih bertele – tele,” tutur Panji Surya Sahetapy, Aktivist Tuna Rungu yang sangat antusias mendukung diakuinya Bisindo.

Analogi yang dapat menggambarkan bagaimana perjuangan kaum tuna rungu dalam memahami SIBI juga ditunjukkan oleh Nugraha, Creative Director dari Ogilvy PR. Ia kemudian memberikan contoh kepada kaum dengar dimana ia menyajikan beberapa sample tweets dengan kata – kata yang tidak dimengerti oleh banyak orang.

“Kalau orang lain yang membaca ini kan mereka bakal berpikir, hei Anda sehat? Saya tidak mengerti maksud Anda? dan lain sebagainya,” jelas Nugraha.

Dituturkan oleh Nugraha, diakuinya Bisindo oleh pemerintah, maka itu bakal dapat membantu sekitar 8 juta masyarakat Indonesia yang telah kehilangan pendengarannya.

Hal serupa juga disampaikan oleh Dewi Yull, artis yang juga memiliki kepedulian sosial yang tinggi terhadap nasib kaum tuli Indonesia, bahwa ia ingin presiden RI memperhatikan kebutuhan kaum tuli ini sehingga mereka lebih dihargai.

“Mungkin ini sebagian kecil dari permasalahan negara, namun saya akan selalu sampaikan satu atau dua pesan agar bisa didengar,” ungkap Dewi..

Adapun platform www.dukungbisindo.com menargetkan dapat mengumpulkan 1 juta tweets yang ditujukan langsung kepada presiden RI Ir. Joko Widodo, dimana mereka cukup masuk ke portal itu, kemudian menekan tombol “tweet ke Jokowi”. Sejauh ini telah terkumpul hampir 2000 tweets. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved