Management Strategy

Carrefour Gencar Bina UMKM, 95% Produknya Lokal

Carrefour Gencar Bina UMKM, 95% Produknya Lokal

Setelah resmi menjadi milik PT Trans Retail Indonesia sejak awal 2014 lalu, kini Carrefour Indonesia semakin gencar mendukung dan membina Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Sebagai salah satu retail modern terbesar di Indonesia, Carrefour memberikan sejumlah program guna mendukung para pelaku UMKM mengembangkan usaha. Pertama, membantu UMKM untuk mengakses pasar. Kedua, dukungan promosi, ketiga evaluasi usaha, keempat capacity building.

Carrefour

Menurut Direktur Corporate Affairs PT Trans Retail Indonesia, RM. Adji Srihandoyo, untuk mewujudkan keempat program tersebut Carrefour bekerja sama dengan 7 universitas di 7 kota di Indonesia, yakni Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Medan, Makasar dan Solo.

“Kerja sama ini sudah berjalan sejak 3 tahun lalu dan ada sekitar 700 UMKM yang dibina” jelas Adji. Tetapi dalam perjalanan, hanya tersisa setangahnya saja yang survive melewati tantangan pasar. Saat ini ada sekitar 120 UMKM yang resmi menjadi suplier di booth Pojok Rakyat Carrefour, sisanya menjadi suplier non-booth.

Adji mengklaim, seluruh gerai Carrefour sudah menjual 95 % produk lokal “Ke depan kami akan terus pertahankan ini, dengan begitu semakin terbuka peluang pemasok dari UMKM” jelasnya.

Dari 120 UMKM di booth Pojok Rakyat tersebut telah mencatat laba bersih penjualannya sebesar Rp 11,2 miliar tahun 2013 dan pada kuartal pertama tahun 2014 ini telah tercatat sebesar Rp 4,06 miliar. Lebih lanjut, Adji juga menjelaskan, kerja sama dengan pihak akademik itu mulanya dipelopori oleh UKM Center Universitas Indonesia. Menurut Kepala UKM Center UI, Dewi Meisari, M.Sc sejak diikutkan dalam program Carrefour tersebut, para pelaku UMKM mulai bisa terbuka wawasan mengenai manajemen binis yang baik dan benar “Mereka kan tidak mampu untuk ikut seminar atau pelatihan yang mahal sehingga dengan program seperti ini sangat membantu sekali,” jelas Dewi. “Alhamdulillah sekarang sduah terlihat dampaknya, omset mereka naik hingga 50 %,” dia melanjutkan. Fokus dari pembinaan tersebut, menurut Adji adalah bagaimana menyiapkan produk-produk UMKM ini mampu bersaing di pasar bebas ASEAN pada tahun 2015 mendatang. Beberapa catatan penting untuk para pelaku UMKM adalah meningkatkan nilai produk dengan kemasan yang baik, membangun brand dan manajemen dalam organisasi bisnis yang rapi dan tertib. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved