Marketing Editor's Choice Strategy

Upaya Indosat Menebas Sekat Lama

Upaya Indosat Menebas Sekat Lama

Hidup artinya terus bergerak. Diam berarti mati. Itu juga yang terus dilakukan PT Indosat Tbk. Perusahaan telekomunikasi sekelas Indosat memang mesti terus berbenah agar bisa memenangi persaingan. Chief HR Officer Indosat, Ripy Mangkoesoebroto, mengatakan, transformasi mutlak diperlukan agar perusahaan bisa lebih cekatan menghadapi tantangan ke depan.

Chief HR Officer Indosat, Ripy Mangkoesoebroto

Chief HR Officer Indosat, Ripy Mangkoesoebroto (kanan) dan tim

“Tantangan di telko kian kompleks.Perubahan teknologi yang sangat cepat, marketnya juga berubah.Kompetisinya juga semakin ketat. Perubahan teknologi yang kian cepat harus diantisipasi,” katanya lewat surat elektronik.

Dari data yang dihimpun SWA Online, pelanggan Indosat jauh lebih kecil dari dua pesaingnya, yaitu Telkom dan XL Axiata, dan bahkan cenderung menurun selama tiga kuartal di tahun 2014. Jumlah pengguna Indosat turun dari 59,7 juta menjadi 54,3 juta. Pelanggan XL pun setali tiga uang, turun dari 62,9 juta menjadi 58,3 juta. Hanya pengguna Telkomsel yang naik dari 132,7 juta menjadi 139,2 juta.

Meskipun turun, Indosat mengklaim telah mengalami peningkatan trafik data yang signifikan dengan total 55.467 terabyte. Demikian juga XL mengklaim mengalami peningkatan trafik data sebanyak 136% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

“Dulu memang bisnisnya jalan terus, tapi tidak lebih kompetitif dibanding yang lain. Kalau tetap seperti itu, kami akan tertinggal. Itu yang harus diantisipasi,” katanya.

Ripy menjelaskan, proses transformasi yang dilakukan terbilang sederhana.Berawal dari leadership yang kuat dari manajemen lalu menurun ke anak buah. Lewat lima value Indosat, yakni Trust, Care, Passion to be The Best, Fast Responsive, Youthfull Spirit, seluruh karyawan dituntut untuk melakukan yang terbaik untuk perseroan.

Ripy Indosat (tegak)

“Untuk menghadapi tantangan sekarang dan ke depan, harus kuat di Fast Responsive dan juga Youthfull Spirit. Juga harus lebih berani mencoba sesuatu yagn baru, lincah, cepat, open minded, dan juga inovatif,” katanya.

Hasilnya, luar biasa. Kinerja Indosat di paruh pertama tahun 2014. Meski jumlah pengguna menurun, emiten telekomunikasi ini berhasil membukukan laba bersih mencapai Rp 226,28 miliar. Jauh lebih baik dibanding periode yang sama tahun lalu yang mencatat rugi bersih hingga Rp 231,15 miliar.

Jika disimak, faktor penopang melejitnya laba bersih perseroan adalah keuntungan selisih kurs. Hingga semester I-2014, laba dari selisih kurs emiten berkode ISAT itu mencapai Rp 252,4 miliar. Sayang, pendapatan usaha perseroan turun tipis dari Rp 11,7 triliun menjadi Rp 11,6 triliun.

Meski demikian, pendapatan Indosat dari sektor jasa multimedia, komunikasi data, dan internet (MIDI) tumbuh 8% dari Rp 1,59 triliun menjadi Rp 1,7 triliun. Pendapatan telekomunikasi juga naik tipis dari Rp 536,31 miliar menjadi Rp 542 miliar.

“Pertama, kami berinvestasi untuk mentransformasi produk yang dijual ke pasar, memodernisasi jaringan, dan yang paling utama adalah transformasi internal perusahaan, yakni pada sumber daya manusia,” kata Ripy.

Ia menambahkan, proses transformasi perseroan juga melibatkan karyawan dan stake holder yang ada. Karyawan bisa memberi masukan, ide, dan lainnya, misalnya tentang bagaimana meningkatkan efisiensi BTS yang ujung-ujungnya adalah peningkatkan penerimaan.

“Transformasi ini adalah inisiatif dari CEO kami, Alexander Rusli.Hasilnya, tahun lalu, pertama kalinya penerimaan mencapai target setelah tujuh tahun.Perseroan juga mendapatkan banyak penghargaan,” katanya. (Dadi A. Salim)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved