Corporate Action Corporate Action

Isuzu Gelontorkan Investasi Rp1,7 Triliun untuk Pabrik Baru

Isuzu Gelontorkan Investasi Rp1,7 Triliun untuk Pabrik Baru

Seiring dengan fokus Rencana Pembangunan Jangka Menengah pemerintah Indonesia di beberapa kawasan, membuat kebutuhan akan kendaraan niaga diprediksi meningkat. Berangkat dari pertimbangan itulah PT Isuzu Astra Motor langsung mengambil ancang – ancang dengan membangun pabrik yang terletak di Karawang.

isuzu

Yohannes Nangoi, Presiden Direktur PT Isuzu Astra Motor, menyebutkan, kapasitas plant yang difokuskan pada kendaraan niaga ini adalah 52.000 unit / per tahun, dengan rincian 45.000 untuk Isuzu Elf, dan 7.000 untuk Isuzu Giga. Adapun jika permintaan akan kendaraan niaga tersebut bertambah, pabrik baru itu juga bisa memproduksi sampai kapasitas 80.000 / tahun.

“Ekspektasi saya setidaknya sebelum lima tahun plant ini beroperasi sejak awal Januari 2015 ini, bisa menyerap produksi sampai 80.000 per tahun,” kata Yohannes.

Hal ini lantaran, jika dikaitkan dengan program pemerintah dalam membangun beberapa kawasan industri di berbagai region di Indonesia, imbasnya adalah akan terjadi permintaan dalam kendaraan niaga dalam jumlah besar. Sebagai contoh kebutuhan lalu lintas logistik untuk material infrastruktur, rel kereta api, pertambangan, juga berbagai jenis komoditas pangan. Dengan demikian, PT Isuzu Astra Motor memproyeksikan plant di Karawang sebagai basis produksi kendaraan niaga.

Adapun untuk investasinya ditaksir pembangunan plant seluas 30 hektar ini mencapai Rp1,7 triliun rupiah, di mana peruntukannya adalah untuk lahan, bangunan, fasilitas produksi, tenaga kerja yang berjumlah 750 orang, serta operasional.

Menyinggung soal keadaan pasar yang memang mengindikasikan penurunan selama satu tahun belakangan ini, Yohannes Nangoi tetap optimis untuk mendongkrak penjualan. “Tahun lalu sempat turun 16%, namun meskipun turun kami tetap dapat peningkatan pangsa pasar. Misalnya Isuzu Elf dari tahun lalu hanya 16%, sampai akhir maret 2015 meningkat menjadi 20%. Begitu pula Isuzu Giga, dari tahun lalu sebesar 14 %, akhir maret lalu mencapai 21%,” papar Yohannes.

Dengan demikian, PT Isuzu Astra Motor Indonesia meyakini akan adanya tren positif sampai tiga tahun mendatang. Terlebih adanya tuntutan ekspor yang diberikan Menteri Perindustrian, Saleh Husin sebesar 50% menjadi motivasi tersendiri bagi Yohannes CS untuk bisa menyumbangkan kontribusi terhadap perekonomian negara.

“Untuk ekspor kita masih kirimkan block engine sebesar 250 ribu per tahun ke Thailand. Dari Thailand baru didistribusikan ke berbagai negara,” kata Yohannes.

Meskipun saat ini PT Isuzu Astra Motor Indonesia belum mengekspor dalam bentuk kendaraan utuh, Yohannes sudah melakukan ancang – ancang untuk dapat mengekspornya dalam beberapa tahun mendatang.

“Perlu dikaji dulu, kebutuhan kendaraan niaga tiap – tiap negara beda – beda. Tergantung bagaimana medannya, peruntukannya seperti apa, serta kondisi infrastruktur di negara tersebut,” Yohannes melanjutkan.

Selain itu, tuntutan dari Kementerian Perdagangan Indonesia juga tidak luput ditujukan kepada perusahaan yang juga dimiliki PT Astra International ini, dimana perusahaan harus melibatkan segenap UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) dalam aktivitasnya.

Menjawab permintaan tersebut, Yohannes menyebutkan pihaknya telah menggandeng sejumlah pengusaha lokal untuk mengisi pos – pos di beberapa komponen. “Saat ini kami sudah menggandeng 116 pemasok komponen lapis pertama, 514 komponen lapis kedua, dan 104 supplier yang tersebar di sekitar Jabodetabek, Semarang, dan Bandung,” katanya. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved